Teknik Operasi Minimal Invasif Buka Harapan Baru Bagi Pasien Penyakit Jantung Bawaan
Teknik operasi jantung dengan sayatan minimal dinilai mampu mempercepat proses pemulihan pasien sekaligus menurunkan risiko komplikasi pascaoperasi
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Teknik operasi jantung dengan sayatan minimal atau Minimally Invasive Cardiac Surgery (MICS) mulai diterapkan untuk menangani kasus penyakit jantung bawaan (Congenital Heart Disease/CHD) di Indonesia.
Metode ini dinilai mampu mempercepat proses pemulihan pasien sekaligus menurunkan risiko komplikasi pascaoperasi.
Menurut dr. Budi Rahmat, Sp.BTKV, Subsp.JPK (K), spesialis bedah toraks kardiovaskular, MICS merupakan alternatif yang relevan bagi sebagian pasien CHD, terutama yang memenuhi kriteria untuk prosedur invasif rendah.
Baca juga: Tips Cegah Penyakit Jantung Kambuh Saat Jalani Ibadah Haji, Jangan sampai Dehidrasi, Rajin Olahraga
“Melalui pendekatan minimally invasive, kami ingin memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien dengan penyakit jantung bawaan. Pemulihan lebih cepat, bekas luka lebih kecil, dan trauma jaringan pun minimal,” kata dr. Budi saat ditemui di sela-sela pengenalan prosedur MICS di Siloam Hospitals Lippo Village, Senin (28/4/2025).
Penyakit jantung bawaan sendiri merupakan kelainan struktur jantung yang terjadi sejak lahir.
Kelainan ini bisa berupa lubang pada dinding jantung (seperti ASD dan VSD), kelainan katup, atau kelainan pembuluh darah.
Jika tidak ditangani, CHD dapat menimbulkan gangguan fungsi jantung yang berdampak serius pada pertumbuhan dan kualitas hidup pasien, termasuk pada usia dewasa.
Dalam prosedur MICS, operasi dilakukan melalui sayatan kecil (sekitar 4–6 cm) di sela tulang iga tanpa perlu membuka seluruh tulang dada seperti dalam bedah konvensional.
Teknik ini dinilai lebih aman dan nyaman bagi pasien, dengan sejumlah keunggulan seperti risiko infeksi pascaoperasi lebih rendah, waktu rawat inap lebih singkat, aktivitas harian dapat dilanjutkan lebih cepat, luka operasi lebih kecil dan estetik dan minim rasa nyeri dan trauma jaringan
Baca juga: Kerja Sama Antar Rumah Sakit Jadi Kunci Tangani Penyakit Jantung di Daerah
“Teknik ini tetap menjamin keamanan dan efektivitas tindakan. Bedanya, pasien bisa pulih lebih cepat dan tidak perlu menghadapi bekas luka panjang di dada,” jelas dr. Budi.
Meski begitu, tidak semua pasien dapat langsung menjalani MICS.
Evaluasi menyeluruh tetap diperlukan untuk memastikan kesiapan anatomi jantung pasien, jenis kelainan, serta kondisi kesehatan secara umum.
Penggunaan teknik MICS masih tergolong baru di Indonesia dan belum tersedia di semua rumah sakit.
Diperlukan pelatihan khusus bagi dokter bedah serta peralatan medis yang mendukung prosedur dengan akurasi tinggi.
Baca juga: Kiat Aman Konsumsi Garam, Cegah Hipertensi dan Penyakit Jantung
Selain itu, edukasi kepada pasien dan keluarga juga menjadi bagian penting agar mereka memahami pilihan terapi yang tersedia.
Pemegang Saham Pengendali KB Bank Beri Bantuan Operasi Jantung Gratis di Korea untuk Anak Indonesia |
![]() |
---|
Lelang Lukisan untuk Pembangunan Rumah Singgah Keluarga Pasien Jantung Bawaan di Jakarta |
![]() |
---|
Bolehkah Olahraga Usai Bedah Jantung? Ini Kata Dokter |
![]() |
---|
Persiapan Sebelum Bedah Jantung yang Perlu Diketahui: Cek Gigi, THT Hingga Stok Darah |
![]() |
---|
Angka Penyakit Jantung Bawaan pada Anak di Indonesia Tembus 5 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.