Pakar Gizi Nazhif Gifari Beberkan Jurus Mengurangi Konsumsi Garam, Bisa Diawali dari Dapur Rumah
Ahli gizi menyarankan agar selalu membaca label nutrisi pada kemasan makanan, serta menghindari makanan kaleng, daging olahan, makanan asap, dan makan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Studi dari Ipsos berjudul Report on Perceptions and Behaviors of Low-Salt Diets 2021 menemukan bahwa konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti hipertensi, stroke, gagal ginjal, hingga serangan jantung, yang merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia.
Sebagai alternatif mengurangi konsumsi garam, Monosodium Glutamat (MSG) dapat digunakan sebagai sumber rasa umami yang tetap mempertahankan cita rasa masakan.
Dalam 1 gram MSG, terdapat 133 mg natrium, hanya sekitar sepertiga dari kandungan natrium yang ditemukan dalam garam.
Baca juga: Pola Makan Tinggi Gula, Garam dan Lemak Dikhawatirkan Picu Krisis Kesehatan di Indonesia
Ahli gizi, Nazhif Gifari SGz MSi menyarankan menjalani diet rendah garam bisa diawali dari dapur kita sendiri.
"Jika biasanya kita menambahkan 2 sendok teh garam dalam masakan, kurangi menjadi 1 sendok teh, dan perkaya cita rasa dengan menambahkan ½ sendok teh MSG,” katanya di Jakarta belum lama ini.
Dengan cara ini, kata dosen Gizi di Universitas Esa Unggul ini, asupan natrium dalam tubuh dapat dikurangi hingga 30 persen tanpa mengorbankan rasa makanan.
Nazhif menyarankan agar selalu membaca label nutrisi pada kemasan makanan, serta menghindari makanan kaleng, daging olahan, makanan asap, dan makanan asin.
Selama bulan Ramadan, penting mengonsumsi buah dan sayur saat sahur dan berbuka puasa agar tubuh tetap sehat dan bugar.
Ia menambahkan beberapa tips penting agar tubuh tetap fit selama Ramadan.
“Saat sahur dan berbuka, tubuh membutuhkan sumber energi yang cukup. Kombinasi makanan pokok, protein hewani dan nabati, sayuran, serta buah-buahan menjadi kunci utama. Jangan lupa, air putih tetap menjadi prioritas utama untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi,” ujarnya.
Minuman berkafein seperti kopi dan teh bersifat diuretik, yang dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat.
Baca juga: Konsumsi Garam Berlebihan Meningkatkan Tekanan Darah, Bisa Mengakibatkan Ibu Hamil Keguguran
Oleh karena itu, disarankan untuk berbuka dengan air putih dan kurma agar tubuh beradaptasi secara perlahan.
Nadine juga mengimbau agar mengurangi konsumsi garam berlebih karena dapat meningkatkan risiko hipertensi dan gangguan kesehatan lainnya.
Selain itu, makanan berlemak dan tinggi natrium, seperti gorengan, makanan kalengan, dan olahan siap saji, dapat membebani sistem pencernaan.
“Sebaiknya, pilih makanan yang lebih alami dan segar untuk menjaga kesehatan tubuh selama berpuasa,” katanya.
Takaran Sehat Penggunaan MSG, Jadi Trik Kurangi Garam dan Cegah Hipertensi |
![]() |
---|
MSG Bisa Jadi Senjata Kurangi Garam dan Cegah Hipertensi? Ini Penjelasan Dokter |
![]() |
---|
Golden Period 4,5 Jam Jadi Penentu Peluang Sembuh Pasien Stroke |
![]() |
---|
Melaney Ricardo Tepati Janji Bayari Kontrakan Fahmi Bo Satu Tahun |
![]() |
---|
Kondisi Fahmi Bo Kian Memprihatinkan: Kaki Lumpuh, Tak Makan Nasi Sudah 2 Minggu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.