Jumat, 3 Oktober 2025

5 Mitos Seputar Glaukoma dan Faktanya, Menurut Dokter Spesialis Mata

Berikut 5 mitos seputar glaukoma, penyakit mata yang menyebabkan kebutaan terbanyak nomor dua di dunia beserta faktanya.

Tribunnews.com/Rina Ayu
PENGLIHATAN PASIEN GLAUKOMA - Berikut 5 mitos seputar glaukoma, penyakit mata yang menyebabkan kebutaan terbanyak nomor dua di dunia beserta faktanya yang disampaikan oleh konsultan oftalmologi di JEC Eye Hospitals and Clinics DR. Dr.  Iwan Soebijantoro, SpM(K). Hal ini disampaikan dia dalam media edukatif bertajuk ‘Waspada Si Pencuri Penglihatan: Mitos, Fakta, Risiko, & Deteksi Dini!’, di Jakarta, Kamis (13/3/2025). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Berikut 5 mitos seputar glaukoma, penyakit mata yang menyebabkan kebutaan terbanyak nomor dua di dunia beserta faktanya.

Apa saja mitos dan fakta seputar glaukoma?

Baca juga: Glaukoma Sering Muncul Tanpa Gejala, Tapi Bisa Berujung Kebutaan, Wanita Lebih Berisiko

Berikut penjelsan konsultan oftalmologi di JEC Eye Hospitals and Clinics DR. Dr.  Iwan Soebijantoro, SpM(K).

1.       Mitos: Glaukoma hanya menyerang orang tua

Faktanya: Glaukoma dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak muda dan bahkan bayi yang lahir dengan glaukoma kongenital.

Dokter Iwan menuturkan, glaukoma kongenital yang terjadi pada bayi merupakan kelainan bawaan.

Di sisi lain ada juga glaukoma juvenile yang biasanya terjadi pada usia remaja.

“Glaukoma bisa terjadi pada usia berapa saja. Dari bayi hingga lansia. Untuk bayi itu glaukoma kongenital atau bawaan,” ungkap dia dalam media edukatif bertajuk ‘Waspada Si Pencuri Penglihatan: Mitos, Fakta, Risiko, & Deteksi Dini!’, di Jakarta, Kamis (13/3/2025).

Faktor risiko seperti riwayat keluarga dan penyakit tertentu seperti diabetes juga bisa meningkatkan kemungkinan terkena glaukoma lebih awal.

2.       Mitos: Sering main gadget atau membaca dalam gelap menyebabkan glaukoma

 

Faktanya: Penggunaan gadget dalam waktu lama memang bisa menyebabkan mata lelah, tetapi tidak secara langsung menyebabkan glaukoma.

 

Penyakit ini lebih berkaitan dengan tekanan bola mata yang meningkat dan kerusakan saraf optik.

“Glaukoma merupakan kondisi neuropati optik progresif yang disebabkan oleh adanya peningkatan tekanan di dalam bola mata yang dapat merusak saraf optik dan berdampak pada penurunan fungsi penglihatan, bahkan kebutaan,” tutur dia.

Glaukoma merupakan penyakit mata yang sering kali berkembang tanpa gejala di tahap awal, sehingga banyak penderita baru menyadari ketika sudah mengalami gangguan penglihatan yang permanen.

PENGLIHATAN PASIEN GLAUKOMA -Konsultan oftalmologi di JEC Eye Hospitals and Clinics DR. Dr.  Iwan Soebijantoro, SpM(K) saat media edukatif bertajuk ‘Waspada Si Pencuri Penglihatan: Mitos, Fakta, Risiko, & Deteksi Dini!’, di Jakarta, Kamis (13/3/2025) menyampaikan 5 mitos seputar glaukoma, penyakit mata yang menyebabkan kebutaan terbanyak nomor dua di dunia beserta faktanya.
PENGLIHATAN PASIEN GLAUKOMA -Konsultan oftalmologi di JEC Eye Hospitals and Clinics DR. Dr. Iwan Soebijantoro, SpM(K) saat media edukatif bertajuk ‘Waspada Si Pencuri Penglihatan: Mitos, Fakta, Risiko, & Deteksi Dini!’, di Jakarta, Kamis (13/3/2025) menyampaikan 5 mitos seputar glaukoma, penyakit mata yang menyebabkan kebutaan terbanyak nomor dua di dunia beserta faktanya. (Tribunnews.com/Rina Ayu)

3.       Mitos: Jika terkena glaukoma, pasti akan buta

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved