Senin, 29 September 2025

Berbagai Studi Temukan Tingginya Risiko Infertilitas akibat Paparan BPA, Ketahui Faktanya!

Ditemukan bahwa paparan BPA dapat memengaruhi fertilitas dan menyebabkan DOR (Diminished Ovarian Reserve). Kadar BPA urin yang lebih tinggi ditemukan

istimewa
Ilustrasi infertilitas (Freepik) 

TRIBUNNEWS.COM - Penelitian mengenai bahaya dari Bisphenol-A atau BPA makin banyak dilakukan. Melalui berbagai studi, terbukti bahwa paparan bahan kimia ini dapat menyebabkan berbagai risiko terhadap kesehatan manusia.

Salah satunya dilakukan oleh National Toxicology Program (NTP), sebuah program inisiatif dari Departemen Kesehatan Amerika Serikat. Pada tahun 2021, NTP secara khusus meneliti toksisitas BPA

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tikus sebagai objek dan memberikan mereka berbagai dosis BPA secara oral setiap harinya.

Adapun dosis BPA yang digunakan dalam studi ini adalah 2,5, 25, 250, 2.500, dan 25.000 ug/kgBB/hari. Hasilnya, ditemukan bahwa dosis 2,5 ug/kgBB/hari menyebabkan infiltrasi sel limfositik pada prostat tikus, sedangkan dosis 25 ug/kgBB/hari menyebabkan inflamasi pada prostat. 

Paparan BPA ini juga menimbulkan dampak pada kelenjar mammae (kelenjar kulit yang berfungsi menghasilkan susu) tikus, dengan dosis 25-250 ug/kgBB/hari, yang menyebabkan gangguan endokrin. 

Pada ovarium, dosis 25.000 ug/kgBB/hari menyebabkan peningkatan kista folikuler, sebuah jenis tumor jinak. Temuan dari penelitian NTP di atas menunjukkan satu hal, bahwa paparan BPA membawa bahaya terhadap bagian tubuh tikus yang memiliki kaitan erat dengan sistem reproduksi dan kesuburan.

Tak hanya NTP, berbagai penelitian yang dilakukan langsung pada manusia menunjukkan hal serupa. 

Salah satunya adalah studi di Ewha Womans University Mokdong Hospital, Korea  pada tahun 2014, yang dilakukan terhadap 307 wanita usia 30-49 tahun. 

Ditemukan bahwa paparan BPA dapat memengaruhi fertilitas dan menyebabkan DOR (Diminished Ovarian Reserve). Kadar BPA urin yang lebih tinggi ditemukan pada responden dengan DOR. 

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita dengan paparan BPA tinggi memiliki peluang 4,25 kali lebih besar mengalami infertilitas.

Selain itu, sebuah studi kohort di China yang dilakukan selama empat tahun dengan 218 responden pria menemukan bahwa peningkatan kadar BPA pada urin dapat memengaruhi penurunan konsentrasi sperma, jumlah sperma, vitalitas sperma, dan motilitas sperma. 

Adapun pria yang terpapar BPA tiga kali lebih berisiko mengalami penurunan konsentrasi dan vitalitas sperma, serta empat kali lebih berisiko menurunkan jumlah sperma.

Baca juga: Perkembangan Anak Terancam! Riset Buktikan Paparan BPA Perbesar Risiko ADHD

Pentingnya pengawasan terhadap produk mengandung BPA

Tak hanya memengaruhi fertilitas, Pakar Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Prof. Junaidi Khotib, S.Si., Apt., M.Kes., Ph.D, menjelaskan bahwa BPA dapat mengganggu senyawa endokrin, yang akan menjadi pemicu awal terjadinya berbagai masalah penyakit di dalam tubuh.

“Jika fungsi senyawa endokrin diganggu oleh BPA, maka keadaan fisiologis ini akan bergeser pada keadaan patofisiologi. Beberapa referensi menunjukkan dampak langsung gangguan endokrin seperti diabetes, hipertensi, masalah kesuburan, kanker, dan gangguan mental,” terang Prof. Junaidi saat diwawancarai Tribunnews, Sabtu (22/6/2024).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan