Trik Wonosobo Turunkan Stunting Lebih Tinggi dari Angka Nasional, Edukasi Bidan hingga Dapur Sehat
Wonosobo, satu Kabupaten di Jawa Tengah adalah salah satu yang menyumbang kesuksesan menurunnya angka stunting.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, WONOSOBO – Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan prevalensi stunting nasional mengalami penurunan menjadi 21,6 persen atau turun 2,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Wonosobo, satu Kabupaten di Jawa Tengah adalah salah satu yang menyumbang kesuksesan menurunnya angka stunting.
Hal ini diungkap Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat Edukasi Bidan dan Intervensi Stunting di Pendopo Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Minggu, 21 Mei 2023.
Baca juga: Kejar Target Hapus Stunting di Wonosobo, Polri Gandeng Perusahaan Farmasi
“Wonosobo bisa menjadi best practice untuk penurunan stunting karena penurunannya jauh di atas nasional. Nasional hanya bisa menurunkan 2,8 persen sementara Wonosobo turun 5,4 persen Ini luar biasa,” jelas Hasto Wardoyo.
Dijelaskan pencapaian target ini tak lepas dari peran para bidan.
Tak heran jika pada acara yang didukung Dexa Group bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Wonosobo mengedukasi para bidan sebagai upaya pencegahan stunting.
Para bidan ditambah wawasannya agar lebih giat mencapai target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024 dan 17,8 persen pada 2023.
Para bidan punya tugas mendidik kaum ibu hamil dan yang punya balita agar maksimal memerhatikan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Baca juga: Bunda, Lakukan 2 Hal Ini Agar Si Kecil Terhindar dari Ancaman Stunting
Di hadapan bidan dan tamu yang hadir Asisten Kapolri Bidang Operasi Irjen. Pol. Agung Setya Imam Effendi kemudian tuan rumah yakni Bupati Wonosobo Afif Nur Hidayat dan Pimpinan Dexa Medica V Hery Sutanto, juga Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Tengah Sumarsih, Hasto menegaskan peran bidan dalam menurunkan target angka stunting.
Menurut Hasto, edukasi kepada para bidan memiliki peran yang penting karena bidan menjadi provider yang paling kompak dan paling dekat dengan masyarakat pedesaan. Bidan harus bisa mengawal sejak dari calon pengantin, karenanya jumlah tim pendamping mencapai 2.000 orang lebih, sementara bidan mencapai sepertiga atau sekitar 670 bidan.
“Itulah saya pesan ke bidan supaya mereka yang edukasi ke lingkungannya, termasuk soal nikahnya, hamilnya, kontrol pada saat 1.000 HPK. Wonosobo optimis untuk capai 14 persen, karena lihat trennya 5 persen jadi 2024 diharapkan tercapai. Kalau di 2023 target nasional di 17,8 persen-17,9 persen,” kata Hasto.
Baca juga: Wapres: Pemberdayaan Desa jadi Kunci Penanganan Stunting
Dapur Sehat Atasi Stunting
Sementara Bupati Wonosobo, Afif Nur Hidayat, penurunan angka stunting di Kabupaten Wonosobo didukung optimalisasi kolaborasi pentahelix, mulai dari perangkat daerah, dunia akademik, korporasi, serta lembaga nonorganisasi pemerintah.
“Kami juga mencanangkan dan melaksanakan beragam program di antaranya Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) guna memberikan makanan bergizi bagi balita stunting dan ibu hamil.
Kekurangan energi kronik yang merupakan kerjasama lintas sektor dan swasta, aksi bersama seperti Gerakan Masyarakat Membangun Jamban Sehat, Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting, Grebeg Stunting bersama rumah sakit. Semuanya menyasar berbagai lapisan dalam masyarakat,” katanya.
Asisten Kapolri Bidang Operasi Irjen. Pol. Agung Setya Imam Effendi menambahkan, bahwa pihaknya telah melakukan MoU antara Polri dengan BKKBN untuk mendukung penuh program penurunan stunting dengan berbagai macam kegiatan yang obyektifnya perluasan pelayanan untuk mencegah stunting, termasuk di dalamnya penyaluran bantuan.
Ketua IBI Jawa Tengah Sumiarsih menjelaskan peran bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada wanita sepanjang daur kehidupan melalui upaya promotif dan preventif untuk menurunkan stunting.
“Upaya yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting pada ibu hamil dan bersalin, di antaranya mengupayakan jaminan mutu antenatal care terpadu, menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori protein dan mikronutrien, menyelenggarakan konseling inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif,” jelasnya.
Dukungan Dexa Group dalam Penanganan Stunting
Terpisah, Pimpinan Dexa Medica, V. Hery Sutanto mengatakan Dexa Group berkontribusi mengatasi stunting bersama BKKBN, Polri, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dengan mengedukasi para bidan di Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya.
Sebagai perusahaan di sektor kesehatan, Dexa Group juga beperan menciptakan inovasi produk farmasi yang mendukung upaya intervensi stunting, salah satunya melalui produk HerbaAsimor.
Produk ini dikembangkan dari kekayaan alam Indonesia yang berperan membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI.
“HerbaAsimor dari ekstrak daun katuk, daun torbangun, dan fraksi aktif ikan gabus membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI. Berdasarkan hasil riset terhadap konsumen yang dilakukan oleh PT Dexa Medica, sebanyak 8 dari 10 ibu menyusui merasakan manfaat HerbaAsimor,” jelas Hery.
“Inovasi lainnya yakni di bidang teknologi, melalui aplikasi Teman Bumil dengan sekitar 3,7 juta pengguna di Indonesia sejak tahun 2017. Aplikasi ini memfasilitasi para bidan agar mudah memberikan edukasi seputar pencegahan stunting kepada ibu hamil melalui kolaborasi para bidan,” katanya.
Sosok Tri Gunarwi, Emak-emak Masuk Sumur 12 Meter Usai Diajak 2 Pria, Suami Jadi Penyelamat |
![]() |
---|
3 Fakta Warga Solo Temukan Granat Produksi Tahun 1953 di Tumpukan Rosok |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca BMKG Jawa Tengah Hari Ini Jumat 19 September 2025: Cilacap, Banjarnegara Hujan Petir |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Semarang, Jumat 19 September 2025: Hujan Ringan |
![]() |
---|
Jawab Tantangan Bonus Demografi, Menteri Wihaji Luncurkan Akademi Keluarga Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.