Kamis, 2 Oktober 2025

Perlunya Kolaborasi Pemerintah dan Swasta untuk Berantas Pneumonia untuk Selamatkan Anak Indonesia

Indonesia menempati peringkat ke-6 tertinggi di dunia dengan lebih dari 20.000 kematian anak yang diakibatkan oleh pneumonia setiap tahunnya

Penulis: Eko Sutriyanto
istimewa
Menteri PPN/BAPPENAS Suharso Monoarfa, DR Widyaretna Buenastuti hadir dalam pertemuan Internasional Global Forum on Childhood Pneumoniadi Barcelona, Spanyol 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan situasi darurat global terkait wabah virus corona, yang berarti setiap negara harus menerapkan langkah-langkah untuk menjaga keselamatan dan keamanan masyarakatnya.

Terlepas dari situasi buruk ini, virus corona telah meningkatkan perhatian publik terhadap Pneumonia.

Meskipun belum ada data yang pasti terkait penyebaran virus corona di Indonesia, pemerintah saat ini sedang menghadapi tantangan tersendiri yaitu pneumonia yang disebabkan oleh bakteri pneumococcus yang mengakibatkan infeksi pada paru-paru.

Cukup mengkhawatirkan kenyataan bahwa Pneumonia yang disebabkan bakteri ini merupakan penyebab kematian nomor satu bagi anak-anak Indonesia yang baru saja melewati masa kelahiran.

Pada tahun 2018, pneumonia merupakan penyebab 16% kematian balita di Indonesia.

Indonesia menempati peringkat ke-6 tertinggi di dunia dengan lebih dari 20.000 kematian anak yang diakibatkan oleh pneumonia setiap tahunnya.

Baca: Penolakan Pemulangan WNI Eks ISIS Trending di Twitter, Antara Jokowi & Prabowo Beda Tanggapan

Baca: Provinsi Gorontalo Jadi Pelopor Gerakan Peningkatan Ekspor Pertanian Gratieks

Baca: Ini Alasan KBRI Singapura Belum Bisa Temui WNI yang Positif Virus Corona

Angka ini melampaui negara-negara lainnyadi Asia Tenggara, bahkan melampaui Cina.

Dalam forum InternasionalGlobal Forum on Childhood Pneumoniadi Barcelona, Spanyol tanggal 29 – 31 January 2020, Indonesia mengumumkan rencananya untuk mengadakan vaksin pneumonia baru yang dikenal sebagai Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV).

Forum ini mengundang 356 peserta dari 58 negara yang memiliki jumlah kasus pneumonia terbesar di seluruh dunia diselenggarakan bersama dengan Global Alliance for Vaccines and Immunization (Gavi).

Vaksin ini diperkirakan dapat mencegah kurang lebih 500.000 kasus pneumonia pada anak setiap tahunnya.

Namun, PCV merupakan vaksin yang mahal dibandingkan dengan proses imunisasi lainnya.

Global Alliance for Vaccines and Immunization (Gavi) bersama sejumlah  mitra internasional lainnya, telah mengembangkan sebuah mekanisme untuk menekan biaya PCV.

Mekanisme ini dikenal sebagai Advance Market Commitment (AMC) di mana pengadaan PCV dilakukan secara terpusat sehingga banyak negara yang dapat membeli PCV secara bersamaan.

Pengadaan PCV dalam volume yang lebih besar dapat menurunkan biayadan subsidi tambahan yang disediakan melalui AMC dapat menjamin harga yang terjangkau untuk 7-10 tahun ke depan.

Saat pertemuan di Spanyol itu, Menteri PPN/BAPPENAS RI, Suharso Monoarfa mengemukakan langkah-langkah yang telah diambil pemerintah Indonesia untuk mencegah pneumonia.

Baca: Penolakan Pemulangan WNI Eks ISIS Trending di Twitter, Antara Jokowi & Prabowo Beda Tanggapan

Baca: Viral Istri Antar Suami Menikah Lagi, Siapkan Mas Kawin hingga Betulkan Riasan Calon Istri Kedua

Baca: Najwa Shihab Ungkap Alasan Menikah Usia 20 Tahun, Jika Bisa Sekarang, Kenapa Menunda Kebahagiaan?

Keterlibatan kami dalam AMC yang didukung oleh Gavi dapat menghemat pengeluaran negara sebesar $700 juta selama 5 tahun ke depan.

"Hal Ini akan memungkinkan Indonesia untuk menyediakan PCV kepada seluruh anak Indonesia pada tahun 2024,” ujar Menteri Suharso.

Suharso mengatakan, ada beberapa hal yang harus menjadi solusi mengatasi pneumonia termasuk di antaranya adalah memastikan bahwa anak-anak yang sakit mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang terjangkau.

Skema AMC menjamin layanan kesehatan yang lebih terjangkau bagi anak Indonesia yang menderita pneumonia.

Program JKN Indonesia sekarang ini mengasuransikan sekitar 220 juta orang dari total populasi Indonesia sebesar 266 juta akan menjamin semua anak akan mendapatkan paket perawatan kesehatan dasar - termasuk perawatan untuk pneumonia. 

Dalam pertemuan itu,  Menteri Suharso juga menyebutkan pentingnya nutrisi yang baik bagi anak.

Anak-anak yang kurang gizi lebih berisiko tinggi terjangkit pneumonia dan meninggal.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi juga memprioritaskan upaya penanganan stunting.

"Kami bekerja sama dengan 18 kementerian di Indonesia untuk mengurangi kemiskinan, meningkatkan akses air bersih dan sanitasi yang aman, menciptakan lingkungan yang sehat, dan memastikan setiap anak mendapatkan asupan makanan berkualitas tinggi,” kata Suharso.

Baca: Penerbangan ke China Dihentikan Sementara, Batik Air Alami Kerugian

Baca: Sajad Ukra Hina Kepolisian, Hotman Paris Adukan ke Kapolri Hingga Imigrasi: Sangat Melecehkan

Baca: Risma Maafkan Penghinanya, Polisi Tegaskan Tetap Lanjutkan Proses Hukum: Ini Pembelajaran

Sementara Kementerian Kesehatan telah memprioritaskan penanganan kasus pneumonia secara efektif.

"Mengatasi pneumonia dapat dilakukan dengan menyediakan akses layanan kesehatan dengan harga yang terjangkau untuk mencegah serta melindungi anak-anak Indonesia dari penyakit ini,” kata dr Alexander K GintingS Sp.P, FCCP, Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan. 

Alexander K Ginting1
Staff khusus Menteri Kesehatan dr Alexander K Ginting S Sp.P FCCP berbincang dengan CEO dari Gavi, Seth Berkeley

Indonesia akan terus berupaya semaksimal mungkin dalam meningkatkan dan mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata, meningkatkan akses, cakupan dan kualitas dari intervensi pneumonia yang komprehensif serta melalukan perluasan introduksi imunisasi PCV secara bertahap ke wilayah lainnya di Indonesia.

Pengamat kesehatan, DR Widyaretna Buenastuti  menyebutkan, mengantungkan diri pada Kementerian Kesehatan dalam memberantas pneumonia tentunya tidak akan cukup.

"Perlu kolaborasi dari sektor publik dan swasta akan sangat dibutuhkan untuk mendorong suatu implementasi langkah-langkah pemberantasan pneumonia yang mempunyai dampak yang nyata pada kehidupan masyarakat Indonesia," katanya.

Widya  yang merupakan Direktur – Senior Konsultan Inke Maris & Associates dan menjadi salah seorang panitia pertemuan internasional itu menyebutkan, bagi Pemerintah Indonesia, forum ini merupakan langkah penting advokasi dan perjuangan yang tiada henti untuk tujuan yang mulia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved