Bunda, Apa yang Harus Dilakukan Kalau si Kecil Masih Batuk dan Pilek, Padahal Sudah ke Dokter
Banyak anak dan bayi menjadi pelanggan dokter setiap 2 - 3 minggu karena penyakit yang sama, bolak-balik demam, batuk, dan pilek.
Kalau dikatakan akan mempercepat penyembuhan pun tidak, karena penyakit virus memang bakal sembuh dalam beberapa hari, dengan atau tanpa antibiotik.
Hal ini telah dibuktikan dengan studi terkontrol berulang kali sejak ditemukannya antibiotik di tahun 1950 - 1960-an. Hasilnya selalu sama sehingga tidak perlu diragukan lagi kebenarannya.
Di lain pihak, antibiotik malah membunuh kuman baik dalam tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan dan menghindarkan kuman jahat menyerang tubuh.
Ia juga mengurangi imunitas si anak sehingga daya tahannya menurun. Akibatnya, anak jatuh sakit setiap 2 - 3 minggu dan perlu berobat lagi.
Orang tuanya lalu langsung membeli antibiotik di apotek atau pasar hanya karena setiap kali ke dokter mereka diberi obat tersebut.
Lingkaran setan ini: sakit - antibiotik - imunitas menurun - sakit lagi, akan membuat si anak diganggu panas, batuk, dan pilek sepanjang tahun, selama bertahun-tahun. Komplikasi juga sering akan terjadi yang akhirnya membawa anak itu ke kamar perawatan di rumah sakit.
Pengalaman menunjukkan, bila antibiotik dicoret dari resep (sementara obat batuk dan pilek yang adekuat diberikan), setelah 1 - 3 bulan, si anak tidak akan gampang terserang penyakit flu lagi.
Pertumbuhan badannya pun menjadi lebih baik.
Salah kaprah kedua ialah gejala batuk dan pilek yang tidak diobati secara benar, artinya siasat pengobatan perlu diubah.
Ini lantaran obat jadi yang dijual di apotek tidak selalu dapat mengatasi masalah setiap penderita. Bahkan, sering terjadi batuk dan pilek malah menjadi lebih parah dan berkepanjangan.
Suatu perubahan yang mendasar dan individual dalam resep, perlu dilakukan untuk memutus lingkaran setan panas, batuk, dan pilek ini.
Yang utama ialah menghentikan antibiotik, tidak memberikan kortikosteroid secara terus-menerus, menghentikan pemberian obat penekan batuk dan menggantinya dengan bronkodilator, serta memberikan campuran obat pilek yang baru.
Efedrin dosis kecil - dicampur dengan antihistamin yang efektif - merupakan obat pilek terbaik. Sementara, semua obat yang ternyata tidak terbukti efektif perlu dihentikan.
Terakhir, yang tidak kalah penting, carilah faktor pencetus yang dicantumkan di awal tulisan ini. Bila ditemukan, hindarilah.
Semoga anak Anda tidak perlu lagi begitu sering berobat karena flu! Selamat mencoba!