Jumat, 3 Oktober 2025

Bunda, Apa yang Harus Dilakukan Kalau si Kecil Masih Batuk dan Pilek, Padahal Sudah ke Dokter

Banyak anak dan bayi menjadi pelanggan dokter setiap 2 - 3 minggu karena penyakit yang sama, bolak-balik demam, batuk, dan pilek.

net
anak pilek1 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang bayi seharusnya jarang sakit karena masih ditopang imunitas tinggi sewaktu dikandung atau menyusu ibunya.

Penyakit sehari-hari seperti flu (yang ditandai panas, batuk, pilek), penyakit virus lain, atau bahkan infeksi kuman dapat ditolaknya.

Sejak lama fakta ini telah disadari. Coba saja, bila bayi Anda tinggal serumah dengan seseorang penderita campak, maka biasanya ia tidak akan gampang tertular.

Namun nyatanya, banyak anak dan bayi menjadi pelanggan dokter setiap 2 - 3 minggu karena penyakit yang sama, bolak-balik demam, batuk, dan pilek.

Sampai orang tuanya tidak tahu harus bagaimana lagi.

Pencetus penyakit pada anak memang sulit ditentukan karena dapat bermacam-macam, misalnya lingkungan kurang sehat, polusi tinggi, dan ada perokok di rumah.

Penggunaan penyejuk udara (AC) di malam hari bisa menimbulkan alergi suhu dingin, membuat hidung anak mampet sehingga ia harus bernapas lewat mulut.

Kipas angin dipasang di kamar tidur yang lalu meniup debu ke segala penjuru kamar.

Belum lagi penularan virus di sekolah dan tempat-tempat ramai seperti mal. Juga perawat yang sedang batuk dan pilek.

Tak langka pula kejadian sakit gara-gara mengonsumsi makanan ringan tidak sehat yang membuat tenggorokan tergelitik.

Batuk dan pilek beserta demam yang terjadi sekali-kali dalam 6 - 12 bulan sebenarnya masih dinilai wajar.

Tetapi, observasi menunjukkan bahwa kunjungan ke dokter bisa terjadi setiap 2 - 3 minggu selama bertahun-tahun.

Bila ini yang terjadi, maka ada dua kemungkinan kesalahkaprahan dalam penanganannya.

Pertama, pengobatan yang diberikan selalu mengandung antibiotik. Padahal 95% serangan batuk dan pilek dengan atau tanpa demam disebabkan oleh virus, dan antibiotik tidak dapat membunuh virus.

Selain mubazir, pemberian antibiotik kadang-kadang justru menimbulkan efek sampingan berbahaya.

Halaman
12
Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved