Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.319: 13.000 Babi Mati Akibat Serangan Drone Rusia di Ukraina

13.000 babi mati setelah serangan drone Rusia memicu kebakaran di sebuah peternakan di timur laut Ukraina pada Jumat (3/10/2025)

Kremlin
VLADIMIR PUTIN - Foto diambil dari Kantor Presiden Rusia, Selasa (22/4/2025), memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara setelah pertemuan Dewan Negara Tertinggi Negara Persatuan dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko (tidak terlihat di foto) di Minsk pada 6 Desember 2024. Sekitar 13.000 babi mati setelah serangan drone Rusia memicu kebakaran di sebuah peternakan di timur laut Ukraina pada Jumat (3/10/2025) malam. 

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina telah memasuki hari ke-1.319 pada Sabtu (4/10/2025).

Pertikaian ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan berakar dari ketegangan panjang sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991.

Sejak merdeka, Ukraina dan Rusia kerap terjebak dalam tarik-menarik pengaruh yang menumbuhkan kecurigaan di kedua belah pihak.

Situasi mencapai titik panas pada 2014 ketika Revolusi Euromaidan menggulingkan pemerintahan pro-Rusia di Kyiv.

Tidak lama setelah itu, Moskow mencaplok Krimea dan memberikan sokongan kepada kelompok separatis di kawasan Donbas.

Puncak eskalasi terjadi pada Februari 2022, saat Rusia melancarkan invasi skala penuh yang mengubah konflik regional menjadi perang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Perang ini dipandang bukan semata perebutan wilayah, tetapi juga benturan narasi, legitimasi politik, serta pertarungan arah masa depan tatanan global.

Terbaru, Sekitar 13.000 babi mati setelah serangan drone Rusia memicu kebakaran di sebuah peternakan di timur laut Ukraina pada Jumat (3/10/2025) malam.

Layanan darurat negara melaporkan bahwa seorang pekerja peternakan juga terluka dalam insiden tersebut.

Hingga kini, dunia menyaksikan bahwa akar konflik masih begitu dalam dan jalan menuju perdamaian belum terlihat jelas.

Berikut adalah rincian lengkap peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina hari ke-1.319:

1. IAEA Bahas Pemulihan Listrik untuk PLTN Zaporizhzhia

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Jumat (3/10/2025) bahwa ia sedang membahas proposal dengan Rusia dan Ukraina untuk memulihkan daya eksternal ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.316: Putri Anne Kunjungi Ukraina dan Ketemu Zelensky

Pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa itu berada di bawah kendali Rusia.

Fasilitas tersebut telah terputus dari daya eksternal sejak 23 September, sehingga pendinginan reaktor bergantung pada generator diesel darurat.

Dikutip dari The Guardian, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menegaskan bahwa kedua pihak menyatakan siap melakukan perbaikan di sisi garis depan masing-masing.

Ia menekankan situasi keamanan harus membaik agar teknisi bisa bekerja tanpa mempertaruhkan nyawa.

2. Jurnalis Foto Prancis Tewas Akibat Serangan Drone Rusia

Jurnalis foto Prancis, Antoni Lallican, tewas akibat serangan pesawat nirawak Rusia di Ukraina timur pada Jumat (3/10/2025).

Fotografer berusia 37 tahun itu merupakan bagian dari Brigade Lapis Baja Keempat Ukraina di dekat garis depan wilayah Donbas.

Pihak berwenang Ukraina menyatakan Lallican tewas saat meliput bersama pasukan tersebut.

Dalam serangan yang sama, jurnalis Ukraina Georgiy Ivanchenko turut terluka.

Brigade Lapis Baja Keempat menegaskan bahwa kedua jurnalis memakai rompi antipeluru bertanda jelas "PRESS".

3. Persatuan Jurnalis Ukraina: Rusia Sengaja Targetkan Reporter

Ketua Persatuan Jurnalis Ukraina, Serhiy Tomilenko, mengatakan Antoni Lallican terbunuh di dekat kota Druzhkivka, Donbas.

Ia menyebut wilayah itu sebagai salah satu sektor paling aktif di garis depan sepanjang 1.250 km.

Tomilenko menuduh Rusia sengaja memburu jurnalis yang berupaya mendokumentasikan kejahatan perang.

Menurutnya, setiap perjalanan ke garis depan merupakan risiko mematikan bagi pewarta.

"Lallican berulang kali mengambil risiko itu, datang ke Ukraina dan mendokumentasikan apa yang banyak orang tak ingin lihat," kata Tomilenko.

4. Macron hingga Federasi Jurnalis Kecam Kematian Lallican

Baca juga: AS Akan Berikan Info Intelijen ke Ukraina Buat Serangan Rudal Tomahawk ke Jantung Rusia

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyampaikan duka mendalam atas kematian Antoni Lallican.

Ia menyebut Lallican sebagai korban serangan drone Rusia dalam pernyataannya di platform X.

Federasi Jurnalis Eropa dan Internasional mengutuk insiden itu, menilainya sebagai kejahatan perang.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Sybiga, menuding Rusia terus menargetkan jurnalis secara sengaja.

Ia menyebut tindakan itu sebagai "kejahatan keji" dan pelanggaran hukum humaniter internasional.

5. Rusia Gempur Fasilitas Gas Ukraina

Rusia melancarkan serangan besar terhadap jaringan gas Ukraina, kata operator gas negara Naftogaz pada Jumat (3/10/2025).

Ketua Naftogaz, Sergiy Koretsky, menyebut serangan itu merusak sebagian besar fasilitas, termasuk beberapa yang rusak parah.

Sekitar 35 rudal dan 60 drone ditembakkan ke fasilitas di wilayah Kharkiv dan Poltava.

Naftogaz menuturkan sebagian berhasil ditembak jatuh, tetapi tidak semuanya.

Kementerian Energi Ukraina melaporkan bahwa serangan ini menyebabkan pemadaman listrik di sejumlah wilayah.

6. 13.000 Babi Mati Akibat Serangan Drone Rusia di Ukraina

Sekitar 13.000 babi mati setelah serangan drone Rusia memicu kebakaran di sebuah peternakan di timur laut Ukraina pada Jumat (3/10/2025) malam.

Layanan darurat negara melaporkan bahwa seorang pekerja peternakan juga terluka dalam insiden tersebut.

Foto yang dirilis memperlihatkan bangkai babi menumpuk di kandang yang hangus terbakar.

Delapan kandang dengan luas total lebih dari 13.000 meter persegi dilaporkan hancur.

Layanan darurat menyebut seluruh kandang babi itu terbakar habis.

7. Ukraina Putus Hubungan Diplomatik dengan Nikaragua

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.318: Rusia dan Ukraina Tukar Ratusan Tawanan Perang

Ukraina resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Nikaragua.

Keputusan itu diambil setelah Nikaragua mengakui wilayah Ukraina yang diduduki Rusia sebagai bagian dari Rusia.

Kementerian Luar Negeri Kyiv menyatakan langkah Nikaragua dianggap sebagai upaya merongrong kedaulatan Ukraina.

Nikaragua merupakan satu dari lima negara yang menolak resolusi PBB mengecam invasi Rusia pada 2022.

Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, bahkan sempat memuji invasi Rusia sebagai "pertempuran heroik" melawan neo-nazisme Ukraina yang didukung NATO.

Kementerian Luar Negeri Ukraina menambahkan bahwa kedua negara tidak memiliki hubungan dagang signifikan maupun kedutaan besar.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved