Konflik China dan AS
Citra Satelit Tunjukkan China Bangun Pulau-Pulau Buatan di Laut China Selatan, AS Terseret Konflik
AS memiliki perjanjian pertahanan bersama dengan Filipina, yang menyetujui untuk membantu Filipina jika terjadi serangan bersenjata.
Citra Satelit Tunjukkan China Bangun Pulau-Pulau Buatan di Laut China Selatan, AS Bisa Terseret Konflik Filipina
TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan antara China dan Filipina memanas karena perebutan pulau-pulau kecil, berupa gundukan pasir kecil dan terumbu karang, di Laut Cina Selatan.
Konflik ini dinilai banyak pakar geopolitik, bersumber dari aksi China yang telah memperluas jangkauannya di Laut Cina Selatan dengan membangun pulau-pulau buatan di atas terumbu karang.
Baca juga: China Tawan Lagi Pulau Terumbu Karang di Laut China Selatan, Bakal Jadi Pangkalan Militer?
Pada satu titik, perselisihan China dan negara-negara yang Zona Ekonomi Eksklusif-nya dilanggar bisa menyeret Amerika Serikat (AS) dalam putaran konflik.
"Kita seharusnya khawatir tentang hal itu," kata Greg Poling, direktur Program Asia Tenggara dan Prakarsa Transparansi Maritim Asia, dilansir BI, dikutip Selasa (6/5/2025).
BI dalam laporannya menyuguhkan citra satelit yang menunjukkan ekspansi besar-besaran China di Laut Cina Selatan.
"Pulau-pulau kecil buatan China ini telah mengubah perairan terbuka menjadi medan pertempuran yang mengancam yang dapat menyeret AS," tulis ulasan BI.
Laporan itu menjelaskan, selama dekade terakhir, China telah memperluas wilayahnya ratusan mil ke selatan dengan membangun pulau-pulau buatan di atas terumbu bawah laut di Kepulauan Paracel dan Spratly di Laut Cina Selatan.

Wilayah perairan ini telah menjadi perebutan kekuasaan selama bertahun-tahun antara Tiongkok dan banyak negara, termasuk Filipina, Vietnam, dan Taiwan, untuk menguasai puluhan terumbu karang, pulau, dan gundukan pasir yang disengketakan di Laut Cina Selatan.
Hingga 5 triliun dolar AS barang-barang dikirimkan melintasi wilayah laut ini setiap tahunnya.
Masalahnya adalah klaim kedaulatan China atas landmark buatan ini melanggar hukum, menurut Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Mischief Reef adalah salah satu pulau buatan China terbesar di Kepulauan Spratly, membentang seluas 1.380 hektar, cukup untuk menampung 1,5 Taman Pusat.

Baik Filipina maupun China, serta Taiwan dan Vietnam, mengklaim terumbu karang itu sebagai milik mereka.
Namun, pengadilan PBB memutuskan pada tahun 2016 kalau tidak ada satu negara dan wilayah pun yang dapat mengklaimnya.
Meski begitu, keputusan ini tidak menghentikan China membangun pangkalan militer yang mengesankan di sana.
Konflik China dan AS
China Kirim 2 Kapal Induk ke Pasifik Barat Tantang Kekuatan Laut AS, Jepang: Sudah di Perairan Kami |
---|
China Ambil Peran Kunci di WHO, Siap Gantikan AS sebagai Donatur Terbesar |
---|
'Jiu Tian' Drone Tempur Baru China Siap Unjuk Gigi di Misi Pertama, Bakal Tandingi Drone Andalan AS |
---|
Jenderal AS Ungkap Rencana Militer China untuk Mengalahkan AS dalam Perang Taiwan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.