Jumat, 3 Oktober 2025

Top Rank

10 Negara yang Paling Dibenci di Dunia: Rusia dan Korea Utara Teratas

Inilah daftar 10 negara paling dibenci di dunia, dirangkum dari 9 sumber yang berbeda.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Pexels
TOP RANK - Ilustrasi bendera Rusia diunduh dari Pexels pada 3 Oktober 2025. Inilah daftar 10 negara paling dibenci di dunia, dirangkum dari 9 sumber yang berbeda. 

TRIBUNNEWS.COM – Rusia dan Korea Utara kerap menjadi sorotan dunia karena kebijakan kontroversial dan sikap politiknya.

Tak heran keduanya menempati posisi teratas dalam daftar negara yang paling dibenci di dunia, mencerminkan bagaimana kekuatan besar sering kali berbanding lurus dengan citra negatif di mata global.

Untuk menyusun daftar 10 negara paling dibenci di dunia, Tribunnews merujuk pada sembilan sumber berbeda, yakni: topteny.com, diversitynewsmagazine.com, ranktopten.com, pickytop.com, worldpopulationreview.com, gazettereview.com, bworldonline.com, electronicsweekly.com, dan metro.co.uk.

Setiap kali nama suatu negara muncul dalam salah satu sumber, negara tersebut mendapat skor 1.

Semakin tinggi skornya, semakin besar pula kebenciannya di mata dunia.

Berikut hasil akhirnya:

1/2. Rusia & Korea Utara – 9 poin

Rusia

Reputasi internasional Rusia tercoreng akibat agresinya di Ukraina, penindasan terhadap perbedaan pendapat, serta tuduhan perang siber.

Faktor-faktor berikut memperkuat citra negatif Rusia:

  • Pendudukan wilayah Ukraina.
  • Intervensi pemilu asing melalui operasi siber.
  • Sensor dan kontrol media domestik.
  • Kemitraan dengan negara-negara otoriter yang menantang tatanan demokrasi global.

Ancaman Rusia terhadap keamanan Eropa membuatnya menjadi salah satu negara paling tidak dipercaya di dunia.

Korea Utara

Korea Utara sudah lama dianggap sebagai negara paria global. Di bawah Kim Jong-un, negara ini tetap:

  • Terisolasi dengan hubungan diplomatik yang minim.
  • Bermusuhan terhadap Korea Selatan, Jepang, dan AS.
  • Represif, ditandai laporan kamp kerja paksa, eksekusi, dan pengawasan meluas.
  • Bersenjata nuklir, dengan uji coba rudal rutin yang mengancam tetangga.

Ketersembunyian rezim dan ketidakpastiannya menjadikan Korea Utara salah satu negara yang paling ditakuti dan dibenci di dunia.

Baca juga: 10 Negara Teratas dengan Pengemudi Terbaik: Jepang Tempati Peringkat 1, Disusul Belanda dan Norwegia

3/4. China & Iran – 8 poin

China

Kebangkitan China sebagai adidaya global diiringi resistensi internasional. Alasannya antara lain:

  • Kebijakan luar negeri agresif, terutama di Laut China Selatan dan Taiwan.
  • Pelanggaran HAM di Xinjiang terhadap Muslim Uighur.
  • Penanganan COVID-19 yang menuai kritik di Barat.
  • Dominasi teknologi dan ekonomi yang dianggap mengancam kedaulatan negara lain.

Meskipun ekonominya pesat, kurangnya transparansi dan pemerintahan otoriter merusak citra global China.

Iran

Iran mendapat reputasi buruk karena:

  • Kontroversi program nuklir.
  • Penindasan terhadap pengunjuk rasa dan oposisi politik.
  • Dukungan terhadap milisi di Irak, Suriah, dan Lebanon.
  • Retorika anti-Barat serta ancaman ke tetangga.

Iran masih berada di bawah sanksi internasional ketat dan sering digambarkan sebagai aktor pengganggu stabilitas kawasan.

5. Israel – 7 poin

Konflik Israel-Palestina menjadi faktor utama persepsi negatif dunia terhadap Israel. Kritik internasional berfokus pada:

  • Aksi militer di Gaza dan Tepi Barat.
  • Penggusuran warga Palestina dan perluasan permukiman.
  • Tuduhan pelanggaran HAM.
  • Polarisasi kebijakan di bawah pemerintahan sayap kanan.

Meskipun punya sekutu kuat di Barat, banyak negara Timur Tengah, Afrika Utara, dan sebagian Eropa serta Asia memandang Israel dengan curiga.

6/7. Amerika Serikat & Irak – 6 poin

Amerika Serikat

AS dikagumi karena budaya pop dan kepemimpinan teknologinya, namun juga banyak dikritik:

  • Intervensi militer di Timur Tengah dan wilayah lain.
  • Polarisasi politik dan rasial di dalam negeri.
  • Manipulasi ekonomi global lewat sanksi dan hambatan perdagangan.
  • Kebijakan luar negeri yang sering unilateral.

Hal ini memicu sentimen anti-Amerika di Timur Tengah, sebagian Eropa, dan Amerika Latin.

Irak

Meski berupaya menuju stabilitas, Irak masih dipandang negatif akibat:

  • Kekerasan sektarian berkepanjangan.
  • Dominasi milisi dan panglima perang.
  • Korupsi dan pemerintahan yang rapuh.
  • Ancaman terorisme yang masih ada di beberapa wilayah.

Irak masih identik dengan konflik dan instabilitas di mata banyak negara.

Baca juga: 10 Negara dengan Layanan Kesehatan Terbaik untuk Ekspatriat, Taiwan Urutan Pertama

8/9. Arab Saudi & Pakistan – 5 poin

Arab Saudi

Arab Saudi kerap dikritik karena pelanggaran HAM.

Amnesty International mencatat kasus penahanan, persidangan tidak adil, hingga pembatasan kebebasan berbicara dan berserikat.

Pembela HAM juga mengalami pelecehan, pembatasan perjalanan, dan perlakuan sewenang-wenang.

Pakistan

Pakistan mendapat stigma negatif karena:

  • Dugaan dukungan terhadap kelompok ekstremis.
  • Undang-undang ekstremisme agama dan penistaan.
  • Korupsi serta instabilitas politik.
  • Hubungan tegang dengan India dan Afghanistan.

Media Barat juga kerap mengaitkan Pakistan dengan terorisme, memperkuat persepsi negatif tersebut.

10. India – 4 poin

Meningkatnya nasionalisme dan ketegangan agama di India menimbulkan kritik internasional, antara lain:

  • Kekerasan terhadap minoritas Muslim dan Kristen.
  • Penyensoran media serta represi politik.
  • Sengketa perbatasan dengan Pakistan dan China.
  • Politik sayap kanan yang menimbulkan kekhawatiran global.

Meski punya peran geopolitik penting, kebijakan domestik India semakin diawasi dunia.

Memahami Kebencian Global: Bukan Sekadar Politik

Mengutip diversitynewsmagazine.com, meskipun faktor politik berperan besar, citra sebuah negara di mata dunia tidak hanya ditentukan oleh itu saja.

Representasi media, perbedaan keyakinan, ketegangan historis, hingga persaingan ekonomi juga ikut membentuk persepsi global.

Opini publik pun tidak bersifat statis.

Opini dapat berubah seiring pergantian kepemimpinan, keputusan kebijakan, serta dinamika peristiwa internasional yang memengaruhi cara dunia melihat suatu negara.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved