Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Setahun Kematian Hassan Nasrallah, Hizbullah Tegaskan Tolak Pelucutan Senjata

Hizbullah menegaskan tidak akan menyerahkan senjata setahun setelah kematian Hassan Nasrallah, meski Lebanon dan AS mendesak pelucutan.

Telegram Hizbullah
NASRALLAH - Foto ini diambil dari Telegram Hizbullah pada Senin (24/2/2025) memperlihatkan peti jenazah Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan kepala eksekutifnya, Hashem Safieddine yang tewas dalam serangan Israel tahun lalu, dibawa ke tengah-tengah kerumunan pelayat dalam upacara pemakaman mereka di Camille Chamoun Sports City di Beirut selatan pada Minggu (23/2/2025). Hizbullah menegaskan tidak akan menyerahkan senjata setahun setelah kematian Hassan Nasrallah, meski Lebanon dan AS mendesak pelucutan. 

TRIBUNNEWS.COM – Setahun setelah pembunuhan pemimpin lama Hassan Nasrallah, Hizbullah kembali menegaskan mereka tidak akan menyerahkan senjatanya, meskipun pemerintah Lebanon dan kekuatan internasional mendesak pelucutan.

Wakil pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, menyampaikan pidato itu pada Sabtu (27/9/2025) di depan ribuan pendukung di makam Nasrallah di Beirut.

“Kami tidak akan pernah meninggalkan senjata kami, dan kami juga tidak akan menyerahkannya,” ujar Qassem, seperti dilaporkan Al Jazeera.

Dia menambahkan kalau kelompok tersebut akan terus menentang “proyek apa pun yang melayani Israel.”

Komentar itu muncul ketika pemerintah Lebanon secara terbuka menyatakan komitmennya untuk melucuti senjata kelompok bersenjata, termasuk Hizbullah.

Meski demikian, Hizbullah menyebut bahwa langkah pemerintah akan diperlakukan “seolah-olah tidak ada,” menolak legitimasi keputusan kabinet yang bertujuan menyerahkan senjata ke kontrol negara.

Dalam pidato bulan Agustus, Qassem juga menyebut bahwa disarmament (pelucutan senjata) “melayani Israel” dan menyatakan bahwa senjata Hizbullah melindungi Lebanon dari agresi.

“Kami tidak akan meninggalkan senjata yang menghormati kami maupun yang menjaga kami dari musuh,” ujarnya.

Siapa Hassan Nasrallah?

Hassan Nasrallah adalah ulama dan tokoh politik Syiah asal Lebanon yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah sejak 1992 hingga wafatnya pada 27 September 2024.

Ia lahir pada 31 Agustus 1960 di Bourj Hammoud, Lebanon.

Nasrallah sempat bergabung dengan Gerakan Amal sebelum menjadi salah satu pendiri Hizbullah pada 1982, sebagai respons terhadap invasi Israel ke Lebanon.

Hassan Nasrallah dikenal karena retorika anti-Israel yang kuat dan pengaruhnya dalam politik serta militer Lebanon.

Baca juga: Pasukan Keamanan PA Menyerang Acara Peringatan Menghormati Hassan Nasrallah dari Hizbullah

Pemimpin Hizbullah ini tewas pada 27 September 2024 akibat serangan udara Israel yang menghantam markas Hizbullah di Haret Hreik, pinggiran selatan Beirut, Lebanon.

Kematian Nasrallah diumumkan secara resmi oleh Hizbullah pada keesokan harinya, 28 September 2024.

Sepanjang kepemimpinannya, Hizbullah berkembang menjadi kekuatan militer dan politik utama di Lebanon, dengan dukungan dari Iran dan Suriah.

Peringatan satu tahun kematian Nasrallah diwarnai demonstrasi massa.

Ribuan orang hadir mengenakan pakaian hitam, mengibarkan spanduk Hizbullah beserta bendera Lebanon, Palestina, dan Iran, dilansir The Times of Israel.

Media Lebanon juga melaporkan pesawat nirawak (drone) Israel terbang di atas lokasi peringatan tersebut di Beirut selatan.

Militer Israel tak segera memberikan komentar.

Dalam peringatan tersebut, stasiun televisi afiliasi Hizbullah menayangkan sebuah foto Nasrallah, yang diambil di ruang operasi komando kelompok itu, dengan peta Israel di latar belakang.

Operasi “pager attack” yang dilakukan Israel tahun lalu turut disebut sebagai bagian dari kampanye pengosongan daya tempur Hizbullah.

Serangan tersebut meledakkan ribuan pager dan walkie-talkie milik anggota Hizbullah, melumpuhkan sekitar 1.500 pejuang menurut laporan.

Meski dalam perang 2024 Hizbullah mengalami kerugian besar — termasuk tewasnya Nasrallah dan komandan senior lainnya — analis menyebut kelompok ini tengah mencoba merestrukturisasi diri dan mempertahankan kehadiran politik serta operasi terbatas, dikutip dari AP News.

Satu kontroversi besar adalah pembunuhan Hashem Safieddine, yang dianggap sebagai penerus Nasrallah, dalam serangan udara Israel tak lama setelah kematian Nasrallah.

Di sisi pemerintah, kabinet Lebanon sudah menyetujui “objektif” rencana AS yang menugaskan militer Lebanon mengambil alih senjata Hizbullah dan menempatkan semua senjata di bawah kendali negara.

Tekanan itu tidak membuat Hizbullah goyah.

Baca juga: Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban

Kubu yang didukung Iran ini tetap menolak pelucutan senjata, sambil menekankan bahwa langkah semacam itu akan melemahkan Lebanon dalam konfrontasi dengan Israel.

Dengan latar geopolitik yang kompleks dan ketegangan regional yang terus membara, konflik internal tentang kontrol senjata ini dipandang sebagai ujian kuat bagi stabilitas Lebanon di masa depan.

Siapa Hizbullah?

Hizbullah (atau Hezbollah) adalah kelompok politik dan militer Syiah yang berbasis di Lebanon, didirikan pada awal 1980-an sebagai respons terhadap invasi Israel ke Lebanon.

Kelompok ini mendapat dukungan kuat dari Iran dan Suriah, dan dikenal karena perlawanan bersenjata terhadap Israel serta pengaruhnya dalam politik Lebanon.

Hizbullah dicap sebagai organisasi teroris oleh AS, Israel, dan beberapa negara Barat, namun dianggap sebagai gerakan perlawanan oleh Iran dan sebagian dunia Arab.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan