Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
AS Kembali Panas, Ini Alasan Trump Kirim Pasukan ke Portland hingga Gunakan Kekuatan Penuh
Presiden AS, Donald Trump mengirim pasukan ke wilayah Portland, Oregon yang menurutnya telah rusak akibat kerusuhan di depan fasilitas ICE.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Tiara Shelavie
"Itu hanyalah contoh kota yang mengalami masalah pada tahun 2020," ujar seseorang yang dekat dengan pemerintahan, yang meminta identitasnya dirahasiakan agar dapat berbicara terus terang.
Tragedi tahun 2020 yang dimaksud adalah unjuk rasa besar-besaran yang terjadi setelah tewasnya George Floyd pada 26 Mei 2020.
George Floyd tewas setelah lehernya diinjak oleh seorang petugas polisi bernama Derek Chauvin.
Akibat pembunuhan tersebut, protes terjadi di mana-mana dan sempat melumpuhkan beberapa kota di AS.
Protes ICE yang Tak Kunjung Usai
Protes di Portland di kantor lapangan federal ICE telah berada dalam radar Gedung Putih selama berminggu-minggu.
Demonstrasi mencapai puncaknya pada bulan Juni, berubah menjadi kerusuhan dengan polisi melakukan penangkapan dan mengeluarkan deklarasi anti huru hara.
Sejak itu, protes terus berlanjut setiap hari, campuran dari protes siang hari yang lebih besar dan damai, dan kelompok-kelompok yang lebih kecil, terkadang bermusuhan, yang muncul setelah gelap.
Masih mengutip Politico, konflik sering terjadi pada malam hari ketika petugas ICE mencoba memindahkan kendaraan dan pengunjuk rasa mencoba menghentikannya.
Meskipun peristiwa ini mengakibatkan cedera pada petugas federal dan pengunjuk rasa, hanya beberapa lusin demonstran yang hadir hingga larut malam di kantor ICE dalam beberapa minggu terakhir — dibandingkan dengan ratusan pengunjuk rasa selama musim panas 2020.
Baca juga: Trump Kembali Luncurkan Kebijakan Tarif Impor Baru, Sektor Farmasi hingga Mebel Jadi Sasaran
Dalam beberapa pekan terakhir, Trump telah membuat pernyataan tentang protes di Portland yang mengaitkan fakta dari tahun 2020 dengan situasi terkini.
Pada hari Jumat, ia mengatakan para pengunjuk rasa telah mencoba membakar gedung-gedung federal dan banyak orang tewas dalam protes tersebut.
Ia juga menuduh semua pengunjuk rasa sebagai agitator dan anarkis profesional.
Tidak ada korban jiwa dalam protes tahun ini — meskipun ada korban jiwa selama protes tahun 2020.
Sebagai contoh, seorang pengunjuk rasa sayap kanan yang tergabung dalam kelompok Patriot Prayer ditembak dan tewas dalam protes yang saling berbalas pada Agustus 2020.
Ada satu upaya untuk menyalakan api di kantor tersebut pada musim panas ini, menurut siaran pers kota, tetapi berhasil dipadamkan sebelum menyebabkan kerusakan besar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.