Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Kembali Luncurkan Kebijakan Tarif Impor Baru, Sektor Farmasi hingga Mebel Jadi Sasaran
Kenaikan tarif terbaru ini menurut Trump bertujuan melindungi industri manufaktur dan keamanan nasional Amerika
Penulis:
Bobby W
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump pada Jumat (26/9/2025) kembali mengumumkan kenaikan tarif impor baru yang luas, termasuk bea sebesar 100 persen untuk obat bermerek.
Tarif impor baru ini pun kembali memicu ketidakpastian perdagangan setelah masa relatif tenang berlangsung cukup lama.
Dikutip dari Reuters, kenaikan tarif terbaru ini menurut Trump bertujuan melindungi industri manufaktur dan keamanan nasional Amerika
Melalui unggahannya di Truth Social, Trump menyebut kebijakan ini mengikuti pemberlakuan tarif hingga 50 persen terhadap mitra dagang serta pajak target pada produk impor seperti baja yang sebelumnya sudah diterapkan.
Pengumuman Trump di Truth Social tidak menyebutkan apakah tarif baru tersebut akan ditambahkan pada tarif nasional yang sudah berlaku.
Sebelumnya, kesepakatan dagang terkini dengan Jepang, Uni Eropa, dan Inggris mencakup ketentuan yang membatasi tarif untuk produk tertentu seperti obat-obatan.
Keberadaan tarif baru ini menjadi guncangan terbaru bagi bisnis global yang telah berjuang menghadapi rantai pasok yang kacau, biaya yang melambung, dan ketidakpastian konsumen akibat perang dagang yang digagas Trump.
Serangkaian kebijakan ini telah menciptakan bayang-bayang atas pertumbuhan ekonomi global.
Sementara itu, Bank Sentral Amerika (Federal Reserve) menyatakan bahwa kebijakan tersebut juga turut mendorong kenaikan harga barang konsumsi di AS.
Rangkaian pengumuman baru ini juga mengakhiri periode relatif tenang setelah Trump mencapai kesepakatan dagang dengan sejumlah mitra dagang utama pada musim panas lalu.
Langkah ini juga berpotensi memicu kembali ketidakpastian yang sempat mengaburkan prospek bisnis pada musim semi lalu, ketika pengumuman tarif impor baru terjadi hampir setiap minggu.
"Jika terdapat sektor tertentu yang menerima pengumuman baru, tentu hal itu akan memengaruhi kemajuan kita," ujar Presiden Federal Reserve Bank of Richmond Tom Barkin dalam wawancara dengan Bloomberg TV.
Baca juga: Pidato Virtual di PBB, Pemimpin Palestina: Kami Nyatakan Kesiapan untuk Kerja Sama dengan Trump
"Ada sektor yang memiliki kejelasan lebih tinggi, dan ada pula yang masih sangat kabur." sambungnya
Terkait besaran tarif baru yang akan diterapkan pada beberapa sektor ini, Trump masih belum merincinya secara jelas.
Sebuah kesepakatan dagang awal yang tidak mengikat antara Uni Eropa dan AS sebelumnya telah sepakat membatasi kenaikan tarif maksimal 15 persen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.