Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Siap Akhiri Kekuasaan di Jalur Gaza: Kami Tidak Keberatan
Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) tidak keberatan untuk meninggalkan kekuasaannya di Jalur Gaza, dengan syarat pendirian Negara Palestina.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Pravitri Retno W
Ancaman tersebut muncul setelah Israel mengklaim telah membunuh Abu Obeida, juru bicara militer Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas dengan serangan udara pada 30 Agustus 2025.
Pada 9 September 2025, militer Israel meluncurkan serangan ke Doha, Qatar, dengan dalih menargetkan markas para pemimpin Hamas, termasuk Khalil al-Hayya.
Para pemimpin Hamas selamat dari serangan tersebut, namun enam orang meninggal dunia, di antaranya Humam al-Hayya (anak dari Khalil al-Hayya), Jihad Abu Labal (direktur kantor al-Hayya), tiga orang pengawal al-Hayya, dan Kopral Lance Badr Saad Mohammed al-Humaidi al-Dosari (petugas keamanan Qatari).
Serangan tersebut terjadi tak lama setelah perwakilan Qatar bertemua dengan para pemimpin Hamas untuk membahas proposal yang diajukan AS dan dinilai sebagai upaya Israel untuk menggagalkan upaya negosiasi.
Qatar mengutuk serangan tersebut dan mengatakan bahwa Israel datang ke negaranya bukan hanya untuk negosiasi tetapi juga merencanakan serangan.
Serangan Israel di Jalur Gaza
Serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 65.549 warga Palestina dan melukai sekitar 167.518 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, Jumat.
Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza kian memburuk, dengan 440 orang meninggal akibat kelaparan, termasuk 147 anak-anak.
Sejak Mei 2025, serangan terhadap warga yang mengantre bantuan menewaskan 2.543 orang dan melukai lebih dari 18.614 lainnya, lapor Anadolu Agency.
Israel menyalahkan Hamas atas kehancuran di Gaza sebagai dampak dari serangan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, saat Hamas menewaskan ratusan warga Israel dan menyandera 250 orang.
Saat ini, sekitar 20-50 sandera yang masih ditahan di Gaza.
Sementara itu, perundingan negosiasi antara Hamas dan Israel yang ditengahi oleh Qatar dan Mesir masih berjalan lambat.
Hamas menuntut gencatan senjata permanen, penarikan pasukan, dan distribusi bantuan tanpa hambatan, sedangkan Israel bersikeras syarat utama adalah pembebasan semua sandera serta pembubaran Hamas.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.