Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
4 Hal Penting dari Pertemuan Trump dengan Erdogan di Washington, Bahas Gaza, Ukraina, hingga Suriah
Trump dan Erdogan bertemu di Gedung Putih, bahas Gaza, Ukraina, perdagangan jet tempur, hingga rencana besar untuk Suriah.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjamu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di Gedung Putih pada Kamis (25/9/2025).
Pertemuan ini menjadi yang pertama sejak hubungan kedua pemimpin membeku pada 2019.
Isu Gaza, perang Ukraina, perdagangan jet tempur, hingga masa depan Suriah menjadi fokus utama dalam agenda pembahasan.
Trump menyebut Amerika Serikat hampir mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang Israel-Hamas di Gaza.
Ia menegaskan pengembalian sandera Israel menjadi syarat utama gencatan senjata.
Dalam pertemuan itu, Trump juga menyinggung hubungan dagang Turki dengan Rusia dan mendesak Presiden Vladimir Putin menghentikan perang di Ukraina.
Selain itu, Trump membuka peluang pencabutan sanksi pertahanan terhadap Ankara serta kemungkinan penjualan jet tempur F-35.
Trump menutup pertemuan dengan memuji peran Erdogan di Suriah dan menyebut akan ada “pengumuman besar” dalam waktu dekat.
Berikut empat hal penting dari pertemuan keduanya:
1. Hampir capai kesepakatan terkait Gaza
Trump menyatakan AS “hampir mencapai kesepakatan” untuk mengakhiri perang Israel di Gaza.
Baca juga: Pidato Virtual di PBB, Pemimpin Palestina: Kami Nyatakan Kesiapan untuk Kerja Sama dengan Trump
Ia menegaskan pengembalian sandera Israel yang ditahan Hamas menjadi syarat utama tercapainya gencatan senjata.
Erdogan, yang ikut serta dalam pembahasan bersama perwakilan Qatar, Mesir, Indonesia, Yordania, Pakistan, Arab Saudi, dan UEA, menyatakan dukungannya terhadap upaya damai.
Al Jazeera melaporkan, perang Israel-Hamas sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 167.000 orang.
Perang Israel-Hamas di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023 setelah serangan besar Hamas ke Israel.
Konflik ini memicu serangan balasan Israel yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar Gaza.
PBB serta lembaga internasional menuduh Israel melakukan pelanggaran serius, bahkan genosida, sementara krisis kemanusiaan di wilayah itu terus memburuk.
2. Sindiran ke Erdogan soal Rusia dan desakan ke Putin
Trump menyinggung hubungan dagang Turki dengan Rusia, khususnya pembelian minyak.
Ia kembali menegaskan Rusia harus menghentikan perang di Ukraina, menyebut invasi itu sebagai “pemborosan nyawa manusia.”
Trump juga mengecam Presiden Vladimir Putin dan menyebut Rusia telah mengeluarkan miliaran dolar untuk perang yang hanya menghasilkan sedikit keuntungan wilayah.
Perang di Ukraina dimulai sejak invasi Rusia pada 24 Februari 2022.
Konflik ini menewaskan ratusan ribu orang, menghancurkan infrastruktur dan memicu krisis kemanusiaan serta ketegangan geopolitik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
3. Kesepakatan perdagangan jet tempur
Salah satu topik utama pertemuan adalah potensi pencabutan sanksi AS terkait perdagangan pesawat militer.
Trump mengisyaratkan kemungkinan menjual jet tempur F-35 kepada Turki, setelah sebelumnya Washington menangguhkan Ankara dari program tersebut pada 2019 karena penggunaan teknologi Rusia.
Menurut Reuters, Trump juga membuka peluang mencabut sanksi pertahanan terhadap Turki “segera” bila hubungan dengan Erdogan berjalan baik.
Jet tempur F-35 adalah pesawat tempur siluman generasi kelima buatan Amerika Serikat, dikembangkan oleh Lockheed Martin.
Pesawat ini memiliki kemampuan multi-peran, bisa digunakan untuk serangan darat, pertempuran udara, dan misi pengintaian.
Keunggulannya terletak pada teknologi siluman (stealth), avionik canggih, serta kemampuan terhubung dengan sistem tempur modern melalui jaringan data real-time.
4. Rencana besar soal Suriah
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.311, Trump Tarik Ejekannya soal Macan Kertas
Trump memuji peran Erdogan dalam konflik Suriah, terutama pasca runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad pada akhir 2024.
Ia menyebut akan ada “pengumuman besar” mengenai Suriah dalam waktu dekat, meski belum memberikan rincian.
Trump menambahkan, pencabutan sanksi terhadap Suriah bertujuan untuk memberi ruang napas setelah bertahun-tahun perang saudara.
Koresponden Al Jazeera, Kimberly Halkett, menilai pertemuan ini bukan hanya tentang substansi, melainkan juga “momen kemenangan” bagi Erdogan, yang telah dibekukan dari Washington sejak 2019.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Konflik AS–Venezuela Berlanjut, Trump Acuhkan Rayuan Diplomasi Maduro |
---|
TikTok Jadi Alat Tawar, China Pertimbangkan Lepas Kepemilikan di AS demi Konsesi Dagang dari Trump |
---|
Presiden Trump Kerek Biaya Visa Rp1,6 Miliar Bikin Pekerja Asing Kalang Kabut |
---|
AS Naikkan Tarif Aplikasi Visa Tenaga Kerja H-1B Jadi 100 Ribu Dollar per Tahun |
---|
Trump Umumkan Serangan Ketiga AS ke Kapal Narkoba di Karibia, 3 Orang Tewas |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.