Jumat, 3 Oktober 2025

Presiden Iran Masoud Pezeshkian di PBB: Teheran Tak Akan Pernah Buat Bom Nuklir

Presiden Iran Masoud Pezeshkian di Sidang Umum PBB janji Teheran tak akan bangun bom nuklir, sekaligus kecam Israel dan Eropa.

Tangkapan layar YouTube NBC News
MASOUD PEZESHKIAN - Tangkapan layar YouTube NBC News pada Rabu (12/3/2025) yang menunjukkan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian dalam wawancara eksklusif dengan NBC News pada 16 Januari 2025. Pezeshkian di Sidang Umum PBB janji Teheran tak akan bangun bom nuklir, sekaligus kecam Israel dan Eropa. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan Teheran tidak akan pernah berusaha membangun bom nuklir.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (24/9/2025) di New York.

Al Jazeera melaporkan, pernyataan ini muncul saat Inggris, Prancis, dan Jerman (E3) mendorong mekanisme “snapback” untuk memulihkan sanksi PBB terhadap Iran menjelang tenggat 27 September.

Ketiga negara Eropa menuding Iran tidak mematuhi kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

E3 menyatakan sanksi bisa ditunda enam bulan jika Teheran membuka akses bagi inspektur PBB, mengurangi cadangan uranium, dan kembali berunding dengan Amerika Serikat.

Inggris, Prancis, dan Jerman (E3) adalah tiga negara Eropa yang sering bertindak bersama dalam diplomasi internasional, terutama terkait isu nuklir Iran.

Mereka merupakan penandatangan utama Perjanjian Nuklir Iran (JCPOA) tahun 2015 dan berperan sebagai penyeimbang antara Iran dan Amerika Serikat.

E3 mendorong diplomasi, non-proliferasi senjata nuklir, dan stabilitas kawasan Timur Tengah.

Dalam konflik Iran-Israel 2025, E3 menyerukan deeskalasi dan solusi damai melalui jalur diplomatik.

Reuters melaporkan, Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan kesepakatan masih mungkin dicapai.

"Kesepakatan masih mungkin tercapai. Hanya tinggal beberapa jam lagi," tulis Macron di X usai bertemu Pezeshkian.

Baca juga: Panas Lihat China Pamer Mainan Baru, Amerika Uji Coba Rudal Nuklir: Terangi Malam di Puerto Riko

Pezeshkian menuduh Eropa beritikad buruk dan bertindak atas perintah AS.

Menurutnya, pengurangan komitmen Iran pada JCPOA dipicu penarikan diri Washington di era Donald Trump pada 2018 serta serangan udara AS terhadap Iran pada Juni lalu.

“Mereka keliru menampilkan diri sebagai pihak beritikad baik, padahal mereka meremehkan upaya tulus Iran,” kata Pezeshkian di PBB.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian adalah seorang tokoh reformis yang menjabat sebagai Presiden Iran sejak Juli 2024.

Pria yang lahir pada 29 September 1954 di Mahabad, Iran merupakan alumni Universitas Ilmu Kedokteran Tabriz dan Iran University of Medical Sciences yang pernah bertugas di Garda Revolusi Islam dan ikut dalam Perang Iran–Irak.

Pezeshkian terpilih pada 5 Juli 2024, mengalahkan kandidat konservatif Saeed Jalili dengan 53,7 persen suara.

Dalam pidato terpisah, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga menegaskan Teheran tidak berniat membangun senjata nuklir.

Dia menolak negosiasi dengan Washington. “Ini bukan negosiasi, ini pemaksaan,” ujarnya.

Ayatollah Ali Khamenei adalah Pemimpin Tertinggi Iran sejak tahun 1989, menjadikannya salah satu pemimpin negara dengan masa jabatan terlama di Timur Tengah.

Pria kelahiran 19 April 1939 di Mashhad, Iran memiliki peran sebagai Kepala negara tertinggi, Panglima Angkatan Bersenjata, penentu kebijakan luar negeri dan nuklir Iran.

Jika sanksi baru diberlakukan, Iran akan menghadapi pembekuan aset luar negeri, penghentian kesepakatan senjata, serta hukuman terkait program rudal balistik.

Singgung Konflik Iran vs Israel

Selain isu nuklir, Pezeshkian juga menyinggung konflik dengan Israel.

Ia mengecam serangan mendadak Israel dan AS yang memicu perang 12 hari, menewaskan lebih dari 1.000 warga Iran serta sejumlah pejabat militer senior.

BBC melaporkan, Israel menyebut serangan itu sebagai langkah pertahanan diri, namun Teheran menyebutnya pelanggaran kedaulatan.

“Bangsa Iran tidak akan pernah tunduk pada agresor,” tegas Pezeshkian.

Baca juga: AS Gila-gilaan Habiskan Rp 10 T Buat Serang Nuklir Iran: Kerahkan 125 Pesawat dan Kapal Selam

Ia juga menuduh Israel memiliki ambisi “Israel Raya” dengan memperluas kendali atas tanah Palestina dan membuat zona penyangga di negara tetangga.

“Setelah hampir dua tahun genosida, kelaparan massal, dan agresi terhadap negara tetangga, konsep konyol ‘Israel Raya’ diproklamasikan tanpa malu-malu,” katanya.

Meski keras mengkritik Barat dan Israel, Pezeshkian menutup pidatonya dengan pesan damai.

“Iran adalah mitra setia bagi semua negara pencari perdamaian,” ujarnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved