Senin, 6 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

TikTok Jadi Alat Tawar, China Pertimbangkan Lepas Kepemilikan di AS demi Konsesi Dagang dari Trump

Tiongkok pertimbangkan lepaskan TikTok di AS. Beijing dinilai gunakan platform ini sebagai alat tawar dalam negosiasi dengan Trump.

Tangkap layar ABC News
LARANGAN TIKTOK AS. Tangkap layar ABC News. Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memperpanjang tenggat waktu penutupan aplikasi TikTok, Rabu (17/9/2025). Tiongkok pertimbangkan lepaskan TikTok di AS, Selasa (23/9/2025). 

Menurut Heiwai Tang dari Asia Global Institute, kesepakatan TikTok bisa menjadi sinyal meredanya ketegangan dagang AS–Tiongkok. 

Jika tarif tambahan 30 persen dari AS diturunkan, katanya, itu akan menjadi keuntungan besar bagi Beijing.

Meski kedua belah pihak memuji prospek penyelesaian ini, para pengamat menilai baik Washington maupun Beijing akan menghindari menyebut ada pertukaran langsung terkait isu lain, demi menjaga citra politik masing-masing.

TikTok merupakan platform media sosial berbasis video pendek yang memungkinkan pengguna membuat, mengedit, dan membagikan konten berdurasi mulai dari beberapa detik hingga beberapa menit.

Aplikasi ini dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal Tiongkok, ByteDance, dan diluncurkan secara global pada 2018 setelah bergabung dengan aplikasi serupa bernama Musical.ly.

Sejak itu, TikTok menjelma menjadi fenomena global yang digunakan jutaan orang dari berbagai usia dan latar belakang.

Platform ini berperan besar dalam melahirkan tren budaya pop dan tantangan viral, menjadi sarana edukasi, hiburan, sekaligus promosi bisnis, serta mendorong kreativitas digital dan ekspresi diri.

Isu penjualan TikTok di Amerika Serikat pertama kali mencuat pada pertengahan 2020,

Terjadi ketika pemerintahan Presiden Donald Trump menyatakan kekhawatiran bahwa aplikasi tersebut dapat membahayakan keamanan nasional karena kepemilikannya oleh perusahaan Tiongkok, ByteDance.

Pada Agustus 2020, Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang mengancam akan melarang TikTok di AS kecuali ByteDance menjual operasinya kepada perusahaan Amerika.

Saat itu, Microsoft dan Oracle disebut sebagai calon pembeli. 

Baca juga: Trump Klaim Sudah Tawarkan Penjualan TikTok ke 4 Kelompok Berbeda

Sayangnya negosiasi tidak menghasilkan kesepakatan final.

Isu ini kembali menguat pada 2023–2025, terutama setelah Kongres AS meloloskan undang-undang yang mewajibkan TikTok untuk memisahkan kepemilikan atau menghadapi pelarangan total.

ByteDance menolak menjual algoritma inti, yang menjadi jantung platform TikTok, sehingga memperumit proses penjualan.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved