Konflik Palestina Vs Israel
Dalam Sehari, Israel Gempur Gaza dan Buat 60 Warga Tewas Jelang Pengakuan Negara Palestina
Israel terus gempur wilayah Gaza dan membuat 60 warga tewas dalam waktu satu hari saja. Serangan ini menjelang pengakuan negara Palestina.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel terus melakukan gempuran terhadap wilayah Kota Gaza dan Jalur Gaza yang lebih luas pada Sabtu (20/9/2025).
Dalam serangan terbarunya itu, Israel telah membunuh 60 warga Gaza, menurut otoritas kesehatan.
Pembongkaran militer intensif Israel yang menargetkan gedung-gedung tinggi di Kota Gaza telah dimulai sejak awal minggu kemarin.
Bersamaan dengan serangan darat, militer Israel telah menggempur Sheikh Radwan dan Tel Al-Hawa.
Militer Israel memperkirakan telah menghancurkan 20 blok menara di Kota Gaza selama dua minggu terakhir.
Mereka juga meyakini, menurut media Israel, lebih dari 500.000 orang telah meninggalkan kota itu sejak awal September.
Kelompok militan Hamas, yang menguasai Gaza, membantah hal ini. Mereka mengatakan sekitar 300.000 orang telah pergi dan sekitar 900.000 orang masih tersisa, termasuk sandera Israel.
Dilansir Reuters, sayap militer Hamas sebelumnya merilis gambar montase sandera Israel, yang memperingatkan nyawa mereka terancam karena operasi militer Israel.
Hamas juga memperkirakan, sejak 11 Agustus, militer Israel telah menghancurkan atau merusak lebih dari 1.800 bangunan tempat tinggal di Kota Gaza, dan menghancurkan lebih dari 13.000 tenda yang menampung keluarga-keluarga pengungsi.
Dalam pertempuran hampir dua tahun, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Tak hanya itu, selama perang, Israel telah membuat bencana kelaparan, menghancurkan sebagian besar bangunan dan menyebabkan sebagian besar penduduk mengungsi, dalam banyak kasus terjadi berkali-kali.
Baca juga: Brigade Al-Qassam Unggah Foto Perpisahan Sandera saat Israel Gempur Kota Gaza
Israel mengatakan krisis kelaparan di Gaza telah dibesar-besarkan dan sebagian besar kesalahan terletak pada Hamas.
COGAT, sayap militer Israel yang mengawasi aliran bantuan ke daerah kantong itu, mengatakan sebelumnya, Hamas menembaki tim PBB pada Sabtu dan mencegah pembukaan rute kemanusiaan baru di Jalur Gaza selatan.
Hamas dengan tegas menolak klaim tersebut, dengan mengatakan geng-geng kriminal yang dilindungi oleh senjata api dan perlindungan udara Israel menyerang truk-truk bantuan, menjarah, dan mencuri.
PBB belum dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.