Senin, 29 September 2025

Sosok Balen Shah, Rapper Jadi Politisi Pilihan Gen Z Nepal untuk Jabat Posisi Perdana Menteri Baru

Di tengah kekacauan Nepal, satu nama yang muncul sebagai calon Perdana Menteri Nepal baru adalah Balen Shah - seorang rapper

tangkap layar/X
RAPPER JADI POLITISI - Seorang rapper yang kini menjadi politisi, Balen Shah, telah menjadi pilihan favorit untuk calon Perdana Menteri Nepal berikutnya di kalangan Gen Z. Saat ini, ia menjabat sebagai Wali Kota Kathmandu. Di sebagian besar lagunya, Shah sering terlihat mengkritik para politisi dan kini justru menjadi salah satunya. 

Di media sosial, LSM Gurung telah mengunggah serangkaian konten tentang cara mengorganisir protes dan kiat serta trik lainnya, beberapa di antaranya terutama ditujukan kepada para pelajar.

Gurung memperkenalkan dirinya sebagai seorang aktivis dan filantropis yang telah bekerja selama lebih dari satu dekade untuk memberikan bantuan dalam bencana.

LSM-nya menggunakan media sosial sebagai platform untuk menyebarkan rute protes dan instruksi keselamatan pada 8 September.

Flexing yang Memuakkan

Demo besar-besaran di negara Nepal, Selasa (9/9/2025) waktu setempat, sejatinya dipicu oleh aksi flexing alias pamer kemewahan para petinggi negeri tersebut.

Di lini masa media sosial Gen Z Nepal, beredar foto yang menunjukkan gaya hidup mewah anak-anak dari elite politik negara tersebut.

Foto-foto ini diberi tagar #nepokids, yang merujuk pada anak muda yang mendapatkan keuntungan dari koneksi keluarga mereka. 

"Nepo kids" di Nepal, yang menggunakan versi singkatan dari nepotisme, serupa dengan konsep populer di Barat. 

Di sana, istilah "nepo kids" dan "nepo babies" digunakan untuk merujuk pada anak-anak istimewa dari selebritas dan tokoh masyarakat lainnya.

Perilaku anak-anak pejabat ini membuat geram masyarakat di negeri yang sebagian besar warganya hidup dalam kemiskinan, memperlihatkan kesenjangan sosial yang dalam.

Banyak warga Nepal mengutuk mereka karena dianggap tidak peka di negara di mana seperempat penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan nasional.

Celakanya, gerakan di media sosial ini justru berupaya dibungkam rezim yang berkuasa dengan pemblokiran 26 platform media sosial.

Aksinya dinilai sebagai pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Terlebih, para pejabat dan politisi Nepal dituding berpraktik koruptif, kurangnya transparansi dalam penggunaan dana publik, dan dugaan memakai anggaran negara untuk gaya hidup mewah keluarga mereka.

Padahal, gaji resmi mereka terbilang rendah.

Gerakan massa pun bergulir menjadi demo besar-besaran yang menggulingkan perdana menteri KP Oli.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan