Nepo Baby Jadi Pemicu Kerusuhan Nepal, Mendagri Minta Keluarga Kepala Daerah Tak Umbar Kemewahan
Tito menyebut perilaku para anak pejabat inilah yang menjadi pembicaraan di kalangan generasi Z di Nepal melalui medsos.
Penulis:
Reza Deni
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta keluarga kepala daerah tidak memamerkan kemewahan.
Tito mengatakan itu merujuk pada fenomena "Nepo Baby" yang terjadi di Nepal yang menjadi penyebab kerusuhan massal beberapa waktu lalu.
Baca juga: Mendagri Tito Karnavian: Hilirisasi Pertanian Jadi Kunci Keluar dari Middle Income Trap
Dia mengatakan, istilah "Nepo Baby" atau yang bisa disebut anak nepotisme itu terjadi karena beberapa anak pejabat memamerkan kekayaan yang mereka dapatkan dari hasil nepotisme.
"Anak-anak yang menikmati kehidupan karena nepotisme, nepo baby, nepo kids, yang menikmati fasilitas orangtuanya, flexing," kata Tito di depan para istri kepala daerah saat acara Rakornas Posyandu di Mercure Ancol, Jakarta Utara, Senin (22/9/2025).
Baca juga: Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Jaga Kamtibmas dan Perkuat Strategi Pertumbuhan Ekonomi
Tito menyebut perilaku para anak pejabat inilah yang menjadi pembicaraan di kalangan generasi Z di Nepal melalui medsos.
Nepo baby adalah istilah slang yang berasal dari kata "nepotism baby" merujuk pada seseorang yang mendapatkan peluang atau kesuksesan karena hubungan keluarga, terutama di industri hiburan, mode, atau media.
Biasanya, istilah ini digunakan untuk anak-anak dari orang tua terkenal atau berpengaruh yang juga menjadi terkenal atau sukses, sering kali karena koneksi tersebut.
Mereka kemudian mengkritik, tetapi pemerintah Nepal justru menutup kanal kritik dengan cara menutup semua medsos.
Imbasnya, seluruh rumah pejabat menjadi sasaran amuk masa, termasuk anak-anak "Nepo Baby" yang kerap mengumbar kekayaan.
Tito pun memberikan arahan secara langsung kepada para pejabat daerah untuk tidak melakukan hal seperti di Nepal, khususnya terkait menampilkan kemewahan.
"Kita semua, yang pertama jangan flexing, menampilkan kemewahan," tutur Tito.
Tito justru meminta kepada para pejabat daerah untuk menyantuni yatim, membantu bedah rumah masyarakat tidak mampu, dan memberikan bantuan pangan.
"Itu akan membuat ketentraman, dan juga itu bagian dari kegiatan ketentraman, dan bagian dari sosial, bagian edukasi, yang menjadi tugas dari posyandu," imbuhnya. "Kalau semua posyandu melakukan itu, semua desa, 1,4 juta orang, mengerjakan semuanya, ya aman lah negeri ini," tandasnya.
Diberitakan, Generasi Z Nepal melakukan aksi demonstrasi besar-besaran sejak Senin, 8 September 2025. Aksi yang dipicu keputusan pemerintah memblokir 26 platform media sosial ini berujung kerusuhan dan penjarahan.
Tercatat hingga 9 September, 19 orang meninggal akibat tembakan senjata api aparat keamanan, dan ratusan luka-luka.
Mendagri Minta Satpol PP Ubah Citra Lewat Pendekatan Humanis |
![]() |
---|
Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Jaga Kamtibmas dan Perkuat Strategi Pertumbuhan Ekonomi |
![]() |
---|
Mendagri Tito Sebut Program Makan Bergizi Gratis Dorong Rantai Pasok di Tingkat Lokal |
![]() |
---|
26 Media Sosial Diblokir, Gen Z Nepal Beraksi lewat Discord dan Bitchat |
![]() |
---|
Dirjen Bina Adwil Dorong Satpol PP Tingkatkan Kegiatan Preventif dan Pro Rakyat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.