Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Permintaan di Luar Nalar Trump, Eropa Disuruh Bulatkan Tarif Impor 100 Persen ke India dan China
Donald Trump meminta Uni Eropa untuk mengenakan tarif hingga 100 persen pada barang-barang dari India dan Tiongkok (China)
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump telah meminta Uni Eropa untuk mengenakan tarif hingga 100 persen pada barang-barang dari India dan Tiongkok (China).
Niat ini diminta Trump sebagai upaya untuk menekan Rusia, karena memasok minyak ke India dan China.
Kemarahan Trump ini dianggapnya sebagai dukungan finansial bagi Rusia di tengah sanksi internasional terkait invasi ke Ukraina.
Menurut Trump, pembelian ini melemahkan upaya Barat untuk menekan ekonomi Rusia, karena minyak merupakan sumber pendapatan utama bagi Moskow.
China dan India adalah pembeli terbesar minyak Rusia saat ini, dengan India hampir setara dengan China dalam volume pembelian, yang membantu Rusia menghindari dampak penuh dari sanksi seperti pembatasan harga minyak oleh G7.
Sebagai imbasnya, Trump mendesak negara-negara sekutu seperti Uni Eropa (EU) untuk menerapkan tarif impor hingga 100 persen pada barang-barang dari China dan India sebagai bentuk hukuman "sekunder" (secondary tariffs).
Tujuannya adalah untuk menekan kedua negara tersebut agar mengurangi atau menghentikan pembelian minyak Rusia, yang pada akhirnya akan memaksa Rusia bernegosiasi atau menyerah dalam konflik Ukraina.
Trump juga secara langsung menerapkan atau mengancam tarif tambahan pada AS sendiri, seperti 50 persen pada produk India, meskipun ada perubahan sikap di mana ia memberikan keringanan sementara untuk China sambil tetap keras pada India.
Trump mengajukan usulan tersebut selama pertemuan pejabat senior Uni Eropa dan AS di Washington, di mana kedua pihak membahas cara meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Moskow agar mengakhiri perang di Ukraina, dikutip dari Financial Times.
Menurut seorang pejabat Amerika, Washington siap untuk “meniru” tarif Uni Eropa terhadap Tiongkok dan India.
"Pandangan (presiden) adalah bahwa pendekatan yang paling jelas adalah, mari kita semua menerapkan tarif yang dramatis dan mempertahankannya sampai Tiongkok setuju untuk berhenti membeli minyak. Sebenarnya, tidak banyak tempat lain yang bisa dituju minyak," kata pejabat AS lainnya.
Baca juga: Trump Beri Iming-Imingi ke India, Tawarkan Diskon Tarif 25 Persen Jika Setop Borong Minyak Rusia
Pada awal Agustus, Trump mengenakan tarif sebesar 25 persen pada India atas pembelian minyak Rusia yang berkelanjutan, kemudian menaikkannya menjadi 50 persen.
Pada 3 September, dalam pembicaraan dengan para pemimpin Eropa, Trump mengatakan Eropa harus menekan Tiongkok untuk menghentikan pembelian minyak dan gas Rusia.
Ia juga menuntut agar Eropa berhenti membeli minyak Rusia.
Menurut Menteri Energi AS Chris Wright, negara-negara Eropa harus menghentikan pembelian minyak dan gas Rusia jika mereka ingin Washington memperketat sanksi terhadap Moskow.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.