Senin, 29 September 2025

Pemberontakan Gen Z Nepal, 19 Demonstran Tewas, Flexing Anak Pejabat di Medsos Bikin Marah Publik

Sebagian besar demonstran adalah anak muda yang menyebut aksi ini sebagai “protes Gen Z”.

Penulis: Hasanudin Aco
Kathmandu Post
DEMO GEN Z - Unjuk rasa kaum Gen Z di Nepal yang berakhir rusuh menewaskan 19 orang, Senin (8/9/2025). 

Ketika Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp), Alphabet (YouTube), X, dan lainnya mengabaikan tenggat waktu tujuh hari, pihak berwenang bertindak keras.

"Kecuali lima platform yang terdaftar dan dua platform yang sedang dalam proses, semua platform lainnya akan dinonaktifkan di Nepal. Platform yang telah menyelesaikan pendaftaran akan dibuka kembali pada hari yang sama," ujar Gajendra Kumar Thakur, juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Hingga Kamis tengah malam, 26 platform dipadamkan, termasuk platform komunikasi, perdagangan, dan pendidikan.

Bagi Generasi Z Nepal yang bergantung pada teknologi digital, ini adalah titik puncak kekesalan mereka.

Mengapa aksi jalanan meletus?

Kekecewaan Gen-Z bukan hanya karena hilangnya Instagram Reels.

Melainkan juga karena korupsi, nepotisme, dan janji-janji palsu yang telah berlangsung bertahun-tahun.

Sebuah gerakan daring yang viral—"Nepo Kid"—telah mengungkap gaya hidup mewah anak-anak politisi, sementara anak muda biasa bermigrasi untuk pekerjaan kasar di luar negeri.

"Anak-anak Nepo memamerkan gaya hidup mereka di Instagram dan TikTok tapi tidak pernah menjelaskan dari mana uangnya berasal,"
tulis salah satu unggahan TikTok yang viral sebelum pelarangan.

Ketika megafon digital mereka terputus, para pemuda beralih ke jalan.

Media sosial dalam pengorganisasian

Ironisnya, meskipun ada larangan, protes dikoordinasikan melalui VPN dan aplikasi terenkripsi.

Tagar seperti #UnbanSocialMedia menjadi tren di TikTok (sebelum pembatasan), sementara utas Reddit mendesak kaum muda untuk "beralih dari kemarahan daring ke aksi nyata."

Kampanye "Nepo Kid", yang memicu kemarahan awal, masih terus beredar, menyoroti kekayaan keluarga politik di tengah meluasnya pengangguran dan migrasi tenaga kerja.

 Simbolisme ini sangat beresonansi dengan generasi yang tumbuh di tengah janji-janji federalisme, kemakmuran, dan transparansi—janji-janji yang kini mereka anggap ingkar.

Hari kemarahan: 8 September

Aksi damai yang awalnya berlangsung di New Baneshwar meningkat menjelang siang ketika para pengunjuk rasa menerobos barikade dan menyerbu gedung Parlemen.

Polisi merespons dengan meriam air, gas air mata, peluru karet—dan akhirnya tembakan langsung. Pasukan keamanan melakukan aksi serupa di titik-titik rawan protes di seluruh negeri.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan