Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Rilis Foto Abu Obeida Bersama 3 Petinggi Militer Hamas

Militer Israel merilis foto Abu Obeida, juru bicara Brigade Al-Qassam sayap militer gerakan Hamas, bersama tiga petinggi militer lainnya di Gaza.

Facebook IDF
PETINGGI MILITER HAMAS - Foto yang dirilis oleh Facebook militer Israel (IDF) pada Kamis (4/9/2025), memperlihatkan (dari kiri ke kanan): Mohammad Deif, kepala Brigade Al-Qassam yang dibunuh Israel pada 13 Juli 2024; Hudayfa al-Kahlout atau Abu Obeida, juru bicara militer Brigade Al-Qassam yang diklaim Israel dibunuh pada 30 Agustus 2025; Rafi Salama, komandan Brigade Khan Yunis yang dibunuh bersama Deif; dan Mohammad Odeh, kepala staf intelijen Brigade Al-Qassam yang diduga masih hidup. 

Serangan Israel di distrik Zeitoun dan Sheikh Ridwan di Kota Gaza pada hari ini menewaskan 53 orang.

Pada Kamis (4/9/2025) dini hari, serangan udara Israel menghantam kawasan tenda pengungsi. 

Menurut laporan koresponden Al-Arabiya, Ahmed Al-Bata, empat warga Palestina tewas akibat bom yang dijatuhkan di sebuah rumah di lingkungan Al-Sabra, Kota Gaza. 

Di Tal al-Hawa, barat daya Gaza, serangan ke tenda pengungsi juga menewaskan empat orang, termasuk tiga anak-anak. 

Sementara itu, serangan drone di Al-Nasr melukai sejumlah orang.

Setidaknya, 64.231 warga Palestina dibunuh dan 161.583 lainnya terluka akibat serangan Israel di Jalur Gaza, menurut laporan WAFA Agency pada hari Kamis.

Menurut laporan media resmi pemerintah Palestina tersebut, ada 2.356 warga Palestina yang dibunuh Israel ketika mereka mencari bantuan dan lebih dari 17.244 lainnya terluka dalam serangan Israel.

Israel menuding Hamas bertanggung jawab atas kehancuran dan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.

Sebelumnya, pada 7 Oktober 2023, Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa yang menembus pertahanan selatan Israel dan menahan sekitar 250 orang. 

Hamas menyebut operasi itu sebagai perlawanan terhadap pendudukan Israel sejak 1948 di tanah Palestina dan upaya perebutan kompleks Masjid Al-Aqsa.

Sebagai respons, Israel menutup semua jalur masuk ke Gaza dan melancarkan serangan besar-besaran. 

Walau kemudian membuka kembali akses terbatas, pada 2 Maret 2025 Israel kembali melakukan blokade penuh di semua perlintasan perbatasan, termasuk Rafah dan Kerem Shalom. 

Pemblokiran ini menyebabkan kelaparan massal, menewaskan lebih dari 322 orang hingga akhir Agustus 2025, di mana UNICEF dan WHO menyebut kondisi ini sebagai “kelaparan massal buatan manusia.”

Meski pada Mei 2025 Israel dan AS membentuk Gaza Humanitarian Foundation (GHF) untuk menyalurkan bantuan, distribusinya masih terbatas. 

Bahkan, ada laporan bahwa tentara Israel menembaki warga yang mencoba mengambil bantuan. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan