Senin, 6 Oktober 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI: Brutalitas Aparat Disorot Media Eropa hingga Barat

Demo di Indonesia: Brutalitas Aparat Disorot Media Eropa hingga Barat, Kematian Driver Ojol hingga Keresahan Pasar

Tribunnews/Jeprima
DEMO DI JAKARTA - Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta Selatan, Kamis (28/8/2025). Demo tersebut berakhir ricuh, Masa nampak melempari petugas yang berjaga menggunakan bambu hingga batu serta merusak merusak sejumlah fasilitas yang ada dilokasi. Demonstrasi di berbagai wilayah RI tidak hanya menjadi perhatian publik nasional, tetapi juga menarik sorotan tajam dari media internasional, terlebih dari Eropa dan negara-negara Barat. (Tribunnews/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM - Republik Indonesia dilanda gelombang demonstrasi besar yang tersebar di berbagai wilayah.

Demonstrasi di berbagai wilayah RI memunculkan bentrokan antara warga dan aparat, menelan korban jiwa serta memicu kekhawatiran luas.

Demonstrasi di berbagai wilayah RI tidak hanya menjadi perhatian publik nasional, tetapi juga menarik sorotan tajam dari media internasional, terlebih dari Eropa dan negara-negara Barat.

Sejumlah media asing menyoroti akar persoalan yang melatarbelakangi demonstrasi, mulai dari tekanan inflasi, kenaikan tunjangan anggota parlemen, hingga ketimpangan sosial yang semakin terasa.

Di sisi lain, laporan media asing juga menyoroti tindakan represif aparat keamanan, terutama setelah munculnya korban dalam bentrokan yang terjadi di beberapa kota besar.

Ketika tensi semakin tinggi, pemerintah Indonesia meminta agar warga negara Indonesia menjaga stabilitas nasional dan keamanan publik.

Presiden Prabowo Subianto menyerukan dialog terbuka sebagai langkah meredakan eskalasi.

Prabowo menekankan ketertiban harus tetap dijaga di tengah dinamika demokrasi.

Aksi massa yang awalnya damai berubah menjadi kerusuhan dan bentrokan dengan aparat.

Demo pecah di 11 kota besar di Indonesia.

Berikut ini rangkuman singkat dari sejumlah laporan media asing yang menyoroti perkembangan demonstrasi di Indonesia.

1. Al Jazeera: “Why are anti-government protests taking place in Indonesia?”

Laporan ini menyoroti kombinasi momentum protes yang didorong oleh inflasi tinggi, tunjangan besar bagi anggota parlemen, dan kemarahan publik atas kekerasan polisi.

Menurut Al Jazeera, isu pemicu terparah adalah kematian driver ojek online (ojol) yang ditabrak dan dilindas kendaraan lapis baja polisi di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Baca juga: Media Asing Sorot Demo di Jakarta, Ojol Tewas Dilindas Polisi Picu Aksi Lebih Besar

2. BBC: “Indonesia protests: Growing anger after student’s death in clashes”

BBC menyampaikan, kematian driver ojol bernama Affan Kurniawan saat bentrokan dengan polisi menjadi titik balik yang memperluas solidaritas aksi di berbagai daerah.

3. The New York Times: “Protests Spread Across Indonesia After a Deadly Clash With Police”

The New York Times menyoroti meluasnya demonstrasi di berbagai kota di Indonesia setelah bentrokan mematikan antara aparat dan warga sipil.

4. The Guardian: “Protests erupt in Indonesia over death of man hit by police vehicle”

The Guardian melaporkan pemicu demonstrasi skala besar: kematian driver ojol yang ditabrak dan dilindas kendaraan polisi saat bentrokan.

Media ini juga mencatat eskalasi kekerasan dengan pembakaran kendaraan polisi dan pengerahan militer.

5. Bloomberg: “More Indonesia protests planned after one killed in police clash”

Bloomberg mencatat, meski terjadi insiden fatal, tokoh-tokoh protes justru berencana melanjutkan aksi ke skala lebih luas, mencerminkan gelombang ketidakpuasan yang tak langsung mereda.

6. South China Morning Post (SCMP): “Indonesia protests erupt after delivery rider death in first major test for Prabowo”

SCMP mengarsir peristiwa ini sebagai ujian serius bagi pemerintahan Prabowo.

Media ini menggambarkan aksi protes yang meluas di banyak kota, ditandai bentrokan fisik dan respons keras dari aparat.

7. Times of India: “‘Trapped in burning building’: Indonesia protests turn violent; 3 killed in blaze during stir”

Times of India melaporkan tiga orang tewas setelah demonstran membakar gedung dewan kota di Makassar, warga tertangkap dalam kobaran api saat kerusuhan terjadi.

8. Taipei Times: “Protests continue in Jakarta after ride-share driver killed”

Laporan Taipei Times mengangkat soal gelombang protes di Jakarta dan kota lainnya setelah seorang driver ojol tewas ditabrak dan dilindas kendaraan polisi, yang kemudian memicu kemarahan publik dan kerusuhan di beberapa area.

9. ABC Australia: “Indonesian protests spread as anger grows over death of motorcycle driver who hit by police car”

ABC Australia menyoroti kemarahan yang meluas di seluruh negeri setelah video kecelakaan beredar.

Seruan pengunjuk rasa menuntut keadilan terlihat intens, dengan penangkapan massal dan keterlibatan aparat.

10. Indian Express: “Tensions soar in Indonesia as protesters set fire to regional parliament building; at least 3 dead”

Indian Express melaporkan tentang protes yang diikuti pembakaran gedung parlemen daerah, menewaskan tiga orang, sekaligus menjadi ujian pertama serius bagi pemerintahan Prabowo Subianto.

11. AP News: "Tensions soar in Indonesia as protests over police brutality and lawmakers’ allowances continue”

Laporan AP News menyoroti aksi protes yang dipimpin mahasiswa.

Baca juga: Sederet Atlet Tanah Air Soroti Demo di Indonesia, Apriyani & Rizky Ridho Gaungkan Saling Jaga

Demo ini merupakan reaksi terhadap masalah ekonomi dan kebijakan publik yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat.

12. Euronews: “Tensions soar in Indonesia as protests over police brutality and lawmakers’ allowances continue”

Euronews menyoroti dua isu utama: kebrutalan aparat dan tunjangan anggota legislatif—dua faktor yang menjadi pemicu emosi publik terhadap pemerintahan.

14. Irish News: “Tensions soar across Indonesia as protests with police erupt in cities”

Irish News menggambarkan meluasnya konflik antara pengunjuk rasa dan aparat ke berbagai kota, yang mencerminkan meningkatnya ketegangan sosial-politik di Indonesia.

Respons Pemerintah di Dalam Negeri

Berbeda dengan cara media asing memberitakan, pemerintah Indonesia lebih menekankan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban nasional.

Presiden Prabowo Subianto mengajak semua pihak untuk berdialog, sambil menegaskan aparat harus bertindak tegas agar demonstrasi tidak berubah menjadi kerusuhan.

Pandangan ini menunjukkan perbedaan fokus: media internasional banyak membahas masalah ekonomi, hak asasi manusia, dan kebijakan politik, sedangkan pemerintah lebih fokus pada mencegah kekacauan dan menjaga stabilitas.

Perbedaan sudut pandang ini memperlihatkan bagaimana protes besar di Indonesia dipahami secara berbeda—di luar negeri dilihat sebagai gejala struktural, sementara di dalam negeri dianggap sebagai tantangan terhadap ketertiban umum.

Demo 11 Kota di Indonesia

Pada Jumat (29/8/2025), Indonesia diguncang gelombang unjuk rasa di 11 kota besar, menuntut keadilan atas kematian driver ojol, Affan Kurniawan.

Aksi massa yang awalnya damai berubah menjadi kerusuhan dan bentrokan dengan aparat.

Di Jakarta, massa ojol dan warga mengepung markas Brimob dan Gedung DPR RI.

Bentrokan pecah dengan pelemparan batu, bom molotov, dan pembakaran ban.

Aparat membalas dengan gas air mata.

Gerbang Gedung DPR dan markas Brimob sempat dijebol dan beberapa kendaraan terbakar.

Kerusuhan serupa juga terjadi di kota-kota lain.

Di Bandung, demonstran membakar pagar DPRD Jawa Barat dan melempari pos polisi.

Baca juga: Pengusaha Pusat Belanja Resah Banyaknya Aksi Demo di Jakarta

Di Jambi dan Surabaya, massa membakar mobil dan pos keamanan di depan gedung DPRD dan Gedung Negara Grahadi.

Keduanya dibubarkan dengan gas air mata dan water cannon.

Sementara itu, di Solo dan Semarang, massa membakar barikade dan merusak mobil dinas di depan markas Brimob dan Mapolda.

Di Medan dan Makassar, protes juga memicu kericuhan.

Di Medan, massa membakar ban dan memblokir jalan di depan DPRD Sumatera Utara.

Di Makassar, pos lalu lintas dibakar, dan jalanan diblokade.

Meskipun di beberapa kota seperti Padang dan Yogyakarta aksi sempat berlangsung damai, ketegangan tetap tinggi.

Di Yogyakarta, protes berubah ricuh setelah massa menuntut keadilan di depan Mapolda DIY, yang berujung pada pembakaran mobil.

Di Palangkaraya, massa juga menggelar aksi damai namun menuntut investigasi menyeluruh atas kematian Affan.

Gelombang demonstrasi ini secara serempak menyuarakan kemarahan publik atas kematian driver ojol yang tewas dilindas mobil polisi.

Warga negara Indonesia kini menuntut reformasi Polri serta pertanggungjawaban atas kematian Affan Kurniawan.

Rakyat Gelar Aksi, Wakil Rakyat Terbang ke Sydney

Ketika rakyat turun ke jalan menggelar aksi demo, wakil rakyat justru disibukkan dengan kunjungan ke luar negeri.

Komisi XI DPR RI rupanya melakukan kunjungan kerja ke Australia selama sepekan.

Tak hayal, publik pun terperanjat—seolah wisata berubah rupa jadi diplomasi terselubung.

Hal ini menjadi sorotan publik setelah jadwal kunjungan para wakil rakyat ini beredar di media sosial.

Komisi yang membidangi urusan keuangan, moneter, dan perencanaan pembangunan nasional itu memulai perjalanan pada 26 Agustus 2025, terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Sydney, sebelum melanjutkan agenda resmi di Canberra.

Di ibu kota Australia, para anggota dewan bertemu dengan perwakilan KBRI dan mahasiswa penerima beasiswa LPDP, serta melakukan kunjungan ke kantor Australia National Audit Office (ANAO)—lembaga audit independen yang melayani parlemen Australia.

Pertemuan tersebut berlangsung selama 90 menit dan menjadi bagian dari agenda diplomatik dan studi kebijakan publik.

Tidak semua hari dalam kunjungan tersebut diisi dengan kegiatan resmi.

Agenda hari ketiga dan keempat tidak tercantum dalam unggahan yang beredar, sementara hari kelima dan keenam menunjukkan aktivitas yang lebih bersifat rekreatif.

Para anggota Komisi XI mengikuti mini marathon, makan siang di Blue Mountain Cafe, dan berwisata ke Scenic World serta Echo Point—dua destinasi alam populer di New South Wales dengan tiket masuk mencapai Rp1 juta per orang.

Baca juga: Perkuat Literasi, Masyarakat Diminta Periksa Sumber Berita Sebelum Sebar Informasi Terkait Demo

Mereka juga dijadwalkan menghadiri Sydney Marathon, sebuah ajang lari internasional bergengsi yang tahun ini masuk dalam daftar tujuh maraton paling prestisius di dunia.

Kepulangan delegasi dijadwalkan pada 1 September 2025.

Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi dari pihak DPR terkait rincian dan tujuan kunjungan tersebut, meskipun Tribunnews telah mencoba menghubungi Ketua Banggar DPR, Said Abdullah, yang juga merupakan anggota Komisi XI.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani, Yohanes Liestyo Poerwoto, Glery Lazuardi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved