Konflik Palestina Vs Israel
AS Cabut Visa Presiden Palestina dan Pejabatnya, Dilarang Ikut Sidang PBB
AS akan tolak dan cabut visa pejabat Palestina termasuk Presiden Mahmoud Abbas agar tidak menghadiri sidang Majelis Umum PBB pada September mendatang.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Pravitri Retno W
Sejak Oktober 2023, Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza.
Serangan itu disebut sebagai balasan atas Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilakukan oleh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan kelompok perlawanan lainnya pada 7 Oktober 2023, ketika mereka berhasil menembus pertahanan Israel di wilayah selatan.
Dalam operasi tersebut, Hamas menahan sekitar 250 orang.
Hamas menyebut Operasi Banjir Al-Aqsa sebagai bentuk perlawanan terhadap pendudukan Israel yang sudah berlangsung sejak 1948, serta sebagai respons atas upaya Israel mengambil alih kompleks Masjid Al-Aqsa.
Israel menegaskan hingga kini masih ada sekitar 50 orang yang ditahan di Gaza, meskipun sebelumnya kedua pihak sempat melakukan beberapa kali pertukaran tahanan.
Tidak lama setelah operasi tersebut, Israel langsung menutup total jalur bantuan menuju Gaza.
Beberapa minggu kemudian akses kembali dibuka, tetapi bantuan yang diizinkan masuk jumlahnya sangat terbatas.
Kondisi semakin parah ketika pada 2 Maret 2025, Israel kembali melakukan blokade penuh terhadap jalur bantuan, mengakibatkan kelaparan besar yang menewaskan lebih dari 101 orang hingga Juli 2025.
Setelah tekanan internasional semakin kuat, Israel akhirnya membuka kembali jalur bantuan pada akhir Juli 2025.
Meski begitu, volume bantuan yang masuk masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Gaza.
Untuk menyalurkan bantuan, Israel bersama Amerika Serikat kemudian membentuk lembaga bernama Gaza Humanitarian Foundation (GHF) pada Mei 2025.
Lembaga ini memiliki beberapa titik distribusi, antara lain di Tal al-Sultan (Rafah selatan), Saudi Neighborhood (Rafah selatan), Khan Younis (Gaza bagian selatan), dan Wadi Gaza (dekat Kota Gaza, bagian tengah barat).
Namun, berbagai laporan menyebutkan bahwa tentara Israel sering menembaki warga Palestina yang berusaha mengambil bantuan dari GHF.
Setidaknya 63.025 warga Palestina telah tewas dan 159.490 terluka dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, sementara lima orang lainnya meninggal karena kelaparan di daerah kantong itu, kata Kementerian Kesehatan pada hari Jumat, Anadolu Agency melaporkan pada hari Jumat.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.