Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Bangun Antena Raksasa Diameter 1,6 Km di Kaliningrad, Komunikasi NATO Terancam Bobol Tersadap

Antena berdiameter 1,6 km di Kaliningrad diharapkan menjadi pusat intelijen  elektronik Rusia yang mampu menyadap komunikasi NATO

DSA/Tangkap Layar
ANTENA RAKSASA - Rusia sedang membangun salah satu kompleks mata-mata elektronik terbesar dalam sejarah modern, rangkaian antena berdiameter 1,6 kilometer di Kaliningrad yang dirancang untuk menembus jauh ke dalam sistem komunikasi NATO dan membongkar kerahasiaan operasi aliansi tersebut.
DSA/Tangkap Layar
ANTENA RAKSASA - Rusia sedang membangun salah satu kompleks mata-mata elektronik terbesar dalam sejarah modern, rangkaian antena berdiameter 1,6 kilometer di Kaliningrad yang dirancang untuk menembus jauh ke dalam sistem komunikasi NATO dan membongkar kerahasiaan operasi aliansi tersebut.
DSA/Tangkap Layar
ANTENA RAKSASA - Rusia sedang membangun salah satu kompleks mata-mata elektronik terbesar dalam sejarah modern, rangkaian antena berdiameter 1,6 kilometer di Kaliningrad yang dirancang untuk menembus jauh ke dalam sistem komunikasi NATO dan membongkar kerahasiaan operasi aliansi tersebut.

Dengan berinvestasi dalam infrastruktur SIGINT yang menggabungkan yang lama dan yang modern, Rusia menunjukkan bahwa persaingan kekuatan besar abad ke-21 tidak hanya akan diputuskan dengan rudal hipersonik atau jet siluman, tetapi juga dengan gelombang radio dan aliran data tak kasat mata.

Bagi NATO, pilihannya adalah mempercepat doktrin komunikasi tangguhnya—menggunakan enkripsi kuantum, simpul pensinyalan terdistribusi, dan ECCM pengubah frekuensi—atau mengambil risiko melihat keunggulan medan perangnya terkikis oleh dominasi spektrum Rusia.

System Setting yang dilakukan Kaliningrad juga harus dilihat dalam konteks global, di mana kerja sama Rusia yang semakin erat dengan China dan Iran dalam peperangan elektronik dan siber dapat membentuk poros berbagi intelijen tiga arah, yang menantang dominasi Barat dalam penyadapan sinyal.

Oleh karena itu, fasilitas ini bukan sekadar peningkatan regional, tetapi peringatan strategis bahwa konflik Eropa berikutnya tidak akan ditentukan hanya oleh tank dan rudal, tetapi oleh dominasi elektromagnetik yang menentukan siapa yang dapat melihat, mendengar, dan bertindak lebih dulu.

Jika NATO gagal menanggapi dengan tegas, ia berisiko menyerahkan kepada Moskow keunggulan penting dalam intelijen dan peperangan elektronik, yang dapat mengubah keseimbangan kekuatan di depan pintu Eropa sebelum peluru pertama ditembakkan.

 

(oln/dsa/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved