Konflik Rusia Vs Ukraina
Diplomasi Buntu, Zelensky Ledek Putin Takut Duduk di Meja Damai
Zelensky menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin ulur perdamaian, sengaja menghindari pertemuan yang dirancang untuk Kiev dengan Moskow.
Ia menegaskan Washington "mungkin harus mengambil pendekatan berbeda" jika upaya perundingan gagal.
Rusia Lanjut Gempur Ukraina
Di tengah wacana perundingan yang tak kunjung menemukan jalan tengah, Presiden Rusia, Vladimir Putin justru menginstruksikan para militernya untuk melancarkan serangan udara dengan menargetkan wilayah barat Ukraina.
Serangan ini disebut sebagai salah satu yang terbesar sepanjang 2025, dengan menggunakan 574 drone dan 40 rudal balistik maupun jelajah.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, serangan tersebut menargetkan "perusahaan kompleks industri militer Ukraina", termasuk pabrik drone, depot penyimpanan senjata, hingga area tempat pasukan Ukraina berkumpul.
Moskow mengklaim langkah ini diperlukan untuk melemahkan kekuatan tempur Kyiv yang mendapat pasokan besar dari negara-negara Barat.
Terlebih wilayah Ukraina Barat selama ini menjadi jalur utama distribusi senjata dan amunisi dari Amerika Serikat beserta sekutunya di Eropa. Dengan menghantam kawasan ini, Rusia berupaya memutus rantai logistik militer Ukraina.
Selain pabrik AS, Kerusakan besar juga terjadi di Kota Lviv, salah satu kawasan penting di Ukraina barat yang selama ini relatif aman dari gempuran.
Tiga rudal jelajah dengan amunisi tandan menghantam area permukiman kota tersebut, menewaskan satu orang dan melukai tiga lainnya.
Serangan itu merusak setidaknya 26 bangunan, termasuk rumah-rumah warga, sebuah taman kanak-kanak, dan gedung administrasi pemerintah daerah.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.