Senin, 29 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Tantang Trump, India Pamer Rudal Nuklir Agni-5 Jelang Kenaikan Tarif Impor AS

India uji coba rudal balistik Agni-5 yang mampu membawa banyak hulu ledak nuklir jelang tarif impor AS atas produk India dikerek jadi 50 persen

|
Stanislav Krasilnikov/Handout/brics-russia2024.ru
PELUNCURAN RUDAL INDIA - Perdana Menteri India Narendra Modi pada pertemuan KTT BRICS di kota Kazan, barat daya Rusia, pada Rabu (23/10/2024). PM India Narendra Modi pamer keberhasilan peluncuran uji coba rudal balistik jarak menengah Agni-5 yang mampu membawa banyak hulu ledak nuklir menjelang penerapan tarif impor AS atas produk India. 

Isu ini diperkuat dengan munculnya laporan yang menyebut PM Modi akan melakukan kunjungan ke Tiongkok pada pada 31 Agustus hingga 1 September 2025.

Menurut laporan media lokal China SCMP, Modi dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang akan digelar di Tianjin, China.

Ini akan menjadi kunjungan pertama Modi ke Tiongkok dalam tujuh tahun terakhir, sekaligus peluang pertemuan langsung dengan Presiden Xi Jinping, pertemuan yang dinilai krusial di tengah dinamika global yang berubah cepat.

Mengingat beberapa tahun lalu, tepatnya pada 2020 silam hubungan China dan India sempat membeku akibat konflik perbatasan berdarah di Lembah Galwan.

Namun seiring berjalannya waktu hubungan keduanya kembali harmonis, pemerintah China menilai kunjungan Modi sebagai bukti bahwa India kini mulai menyadari pentingnya kerja sama regional yang setara, terutama dalam menghadapi tekanan dari kekuatan luar seperti Amerika Serikat.

Sejumlah analis Tiongkok melihat langkah India ini sebagai indikasi perubahan arah diplomatik yang mulai meninggalkan pendekatan pro-Barat yang terlalu dominan.

Dalam konteks ini, kunjungan Modi ke China dinilai sebagai langkah diplomasi penyeimbang.

India Bersekutu dengan Brasil

Tak hanya merapatkan barisan ke China belakangan India juga turut bersekutu dengan pemerintah Brasil untuk membalas manuver Trump.

Bahkan beberapa waktu lalu dua pemimpin negara ekonomi besar, Narendra Modi dari India dan Luiz Inacio “Lula” da Silva dari Brasil melakukan percakapan penting via telepon untuk membahas skenario ekonomi internasional dan penerapan tarif sepihak.

Merespon ancaman tersebut India-Brasil sekapat merapatkan barisan, membalas manuver AS dengan cara meningkatkan perdagangan 20 miliar dolar per tahun pada 2030, naik tajam dari volume tahun lalu yang hanya 12 miliar dolar.

Tak hanya itu, India dan Brasil juga berkomitmen memperluas cakupan perjanjian perdagangan preferensial (PTA) antara India dan Mercosur, blok perdagangan negara-negara Amerika Selatan.

Adapun perjanjian PTA adalah kesepakatan antara dua atau lebih negara yang memberikan perlakuan istimewa, seperti pengurangan tarif, untuk barang dan jasa tertentu yang diperdagangkan di antara India dan Brasil.

Sebagai bentuk keseriusan mempererat hubungan bilateral, Presiden Lula juga mengkonfirmasi rencananya melakukan kunjungan kenegaraan ke India pada awal 2026.

Kunjungan ini akan menjadi momen penting untuk merumuskan peta jalan kerja sama jangka panjang antara dua negara berkembang utama di tengah dinamika ekonomi global yang makin kompleks.

(Tribunnews.com/Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan