Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Krisis Gaza Memuncak, Trump Bungkam di Tengah Rencana Netanyahu Kuasai Wilayah Penuh

Presiden AS Donald Trump memilih diam ketika PM Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan bersiap untuk menduduki seluruh wilayah Gaza.

|
www.whitehouse.gov
DONALD TRUMP BUNGKAM - Foto ini diambil dari https://www.whitehouse.gov/ pada Rabu (6/8/2025) menampilkan Presiden Donald Trump menandatangani S.1852, Undang-Undang GENIUS. Presiden Amerika Serikat Donald Trump memilih diam ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan bersiap untuk menduduki seluruh wilayah Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Kondisi Gaza semakin memburuk dengan banyak warga yang meninggal karena kelaparan akibat blokade Israel.

Sementara Presiden Amerika Serikat Donald Trump memilih diam ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan bersiap untuk menduduki seluruh wilayah Gaza

Dalam situasi yang memburuk dengan cepat, komunitas internasional dibuat gelisah oleh potensi eskalasi militer yang lebih luas dan konsekuensi kemanusiaan yang jauh lebih mengerikan.

Konflik di Gaza memuncak sejak Oktober 2023, ketika Israel meluncurkan serangan militer besar-besaran setelah ketegangan yang dipicu oleh konflik bersenjata antara Hamas dan pasukan Israel. 

Sejak itu, lebih dari 61.000 warga Palestina dilaporkan tewas, sebagian besar adalah warga sipil, sementara wilayah Gaza hancur lebur akibat pemboman intensif. 

Sebanyak 86 persen wilayah Gaza kini telah dijadikan zona militer, memaksa penduduk ke wilayah-wilayah kecil yang kian tak layak huni. 

Kelaparan dan blokade bantuan memperparah penderitaan penduduk yang tersisa.

Di tengah kehancuran ini, Trump yang kembali menjabat sebagai Presiden AS, menolak memberikan sikap tegas atas rencana Netanyahu untuk menguasai sepenuhnya Jalur Gaza

Saat ditanya tentang kemungkinan pendudukan penuh, Trump justru menyerahkan hak penuh terhadap Israel.

"Selebihnya, saya belum bisa memastikannya. Itu semua akan bergantung pada Israel," kata Trump, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (6/8/2025).

Justru fokus Trump adalah Amerika Serikat telah memberikan bantuan sebesar 60 juta USD untuk mendistribusikan makanan ke Gaza, melalui GHF, organisasi kemanusiaan yang saat ini menjadi satu-satunya saluran bantuan yang masih berfungsi di tengah blokade. 

Baca juga: Netanyahu Ngotot Kuasai Gaza, Ancam Pecat Pejabat Israel yang Menentang

"AS kini tengah berupaya memberi makan rakyat," kata Trump, dikutip dari Anadolu Ajansi.

"Saya tahu Israel akan membantu kami dalam hal distribusi...Kami juga punya negara-negara Arab yang akan membantu kami, dalam hal dana dan kemungkinan distribusi. Jadi, itulah yang saya fokuskan," tambahnya.

Namun, upaya ini tidak sebanding dengan besarnya kebutuhan di lapangan, apalagi Israel disebut telah menembaki warga Palestina yang mencoba mengakses truk bantuan.

Rencana Netanyahu Kuasai Wilayah Gaza Penuh

Di sisi lain, Netanyahu terus memperkuat niatnya untuk melakukan pendudukan total. 

Menurut sejumlah laporan media Israel seperti Channel 12, i24NEWS, The Jerusalem Post dan Ynet, sang perdana menteri telah membuat keputusan final untuk mengerahkan militer ke seluruh wilayah Gaza.

Termasuk area-area yang diyakini menjadi tempat beradanya para sandera Israel.

Langkah ini disebut sebagai reaksi atas gagalnya perundingan gencatan senjata dengan kelompok Palestina.

Meskipun Israel pernah menarik pasukan dan pemukimannya dari Gaza pada 2005, banyak ahli hukum internasional menilai bahwa wilayah tersebut secara teknis tetap berada di bawah pendudukan.

Hal ini lantaran Israel terus mengontrol udara, perbatasan, dan jalur keluar-masuk bantuan kemanusiaan.

Rencana Netanyahu menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan masyarakat internasional.

Pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Miroslav Jenca memperingatkan keputusan Netanyahu ini justru akan memperparah kondisi Gaza.

"Pendudukan penuh atas Gaza akan “berisiko menimbulkan konsekuensi bencana," katanya.

Tak setuju dengan rencana Netanyahu, Jenca menegaskan bahwa Gaza akan tetap menjadi wilayah Palestina sampai kapan pun.

"Gaza harus tetap menjadi bagian integral dari negara Palestina di masa depan," tegasnya.

Baca juga: 10 Klaim Israel yang Kental Kebohongan Sejak Dimulainya Perang Gaza pada 7 Oktober

Lebih dari itu, sejumlah pihak menilai tindakan Israel mengarah pada pembersihan etnis, terlebih setelah pernyataan Trump pada awal 2024 yang secara terang-terangan membayangkan pembangunan “riviera Timur Tengah” di atas reruntuhan Gaza, menggantikan penduduk aslinya.

Meski tidak secara eksplisit mengatakan "Israel harus menduduki Gaza", gagasannya menyiratkan bahwa warga Palestina dikeluarkan dari wilayah tersebut, dan digantikan dengan pembangunan oleh pihak lain.

Tidak hanya itu, Trump selama ini secara terbuka membela hak Israel untuk melakukan operasi militer di Gaza, menyebut tindakan Israel sebagai “respon terhadap Hamas”.

Ia menyalahkan kelompok Hamas atas konflik dan mengkritik kebijakan pemerintahan Biden (sebelum dirinya kembali menjabat) yang dianggapnya lemah terhadap Iran, negara yang dituding mendukung Hamas.

Tidak seperti beberapa pemimpin dunia yang menyoroti tingginya korban sipil di Gaza, Trump jarang menyinggung penderitaan warga Palestina.

Bahkan ketika laporan menunjukkan puluhan ribu korban jiwa dan kehancuran besar-besaran infrastruktur sipil.

(Tribunnews.com/Farra)

Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved