Konflik Palestina Vs Israel
Krisis Gaza Memuncak, Trump Bungkam di Tengah Rencana Netanyahu Kuasai Wilayah Penuh
Presiden AS Donald Trump memilih diam ketika PM Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan bersiap untuk menduduki seluruh wilayah Gaza.
Menurut sejumlah laporan media Israel seperti Channel 12, i24NEWS, The Jerusalem Post dan Ynet, sang perdana menteri telah membuat keputusan final untuk mengerahkan militer ke seluruh wilayah Gaza.
Termasuk area-area yang diyakini menjadi tempat beradanya para sandera Israel.
Langkah ini disebut sebagai reaksi atas gagalnya perundingan gencatan senjata dengan kelompok Palestina.
Meskipun Israel pernah menarik pasukan dan pemukimannya dari Gaza pada 2005, banyak ahli hukum internasional menilai bahwa wilayah tersebut secara teknis tetap berada di bawah pendudukan.
Hal ini lantaran Israel terus mengontrol udara, perbatasan, dan jalur keluar-masuk bantuan kemanusiaan.
Rencana Netanyahu menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan masyarakat internasional.
Pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Miroslav Jenca memperingatkan keputusan Netanyahu ini justru akan memperparah kondisi Gaza.
"Pendudukan penuh atas Gaza akan “berisiko menimbulkan konsekuensi bencana," katanya.
Tak setuju dengan rencana Netanyahu, Jenca menegaskan bahwa Gaza akan tetap menjadi wilayah Palestina sampai kapan pun.
"Gaza harus tetap menjadi bagian integral dari negara Palestina di masa depan," tegasnya.
Baca juga: 10 Klaim Israel yang Kental Kebohongan Sejak Dimulainya Perang Gaza pada 7 Oktober
Lebih dari itu, sejumlah pihak menilai tindakan Israel mengarah pada pembersihan etnis, terlebih setelah pernyataan Trump pada awal 2024 yang secara terang-terangan membayangkan pembangunan “riviera Timur Tengah” di atas reruntuhan Gaza, menggantikan penduduk aslinya.
Meski tidak secara eksplisit mengatakan "Israel harus menduduki Gaza", gagasannya menyiratkan bahwa warga Palestina dikeluarkan dari wilayah tersebut, dan digantikan dengan pembangunan oleh pihak lain.
Tidak hanya itu, Trump selama ini secara terbuka membela hak Israel untuk melakukan operasi militer di Gaza, menyebut tindakan Israel sebagai “respon terhadap Hamas”.
Ia menyalahkan kelompok Hamas atas konflik dan mengkritik kebijakan pemerintahan Biden (sebelum dirinya kembali menjabat) yang dianggapnya lemah terhadap Iran, negara yang dituding mendukung Hamas.
Tidak seperti beberapa pemimpin dunia yang menyoroti tingginya korban sipil di Gaza, Trump jarang menyinggung penderitaan warga Palestina.
Bahkan ketika laporan menunjukkan puluhan ribu korban jiwa dan kehancuran besar-besaran infrastruktur sipil.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.