Konflik Korea
Korea Selatan Mulai Bongkar Pengeras Suara Anti-Korea Utara di Perbatasan
Korea Selatan mulai menyingkirkan pengeras suara yang menyiarkan propaganda anti-Korea Utara di perbatasan sebagai langkah meredakan ketegangan.
Meski demikian, ia kembali masuk DPR mewakili Incheon (2022–2025) dan memimpin Partai Demokrat Korea hingga April 2025.
Setelah Yoon Suk Yeol dimakzulkan akibat krisis hukum militer, Lee Jae-myung memenangi pemilu presiden darurat pada 3 Juni 2025, kemudian segera dilantik pada 4 Juni 2025 tanpa periode transisi biasa.
Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung memilih pendekatan damai untuk mengurangi ketegangan dengan Korea Utara karena ia menilai perdamaian lebih murah dan efektif daripada perang, lapor Al Jazeera.
Berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, Lee tidak memutus komunikasi dengan Korea Utara. Ia justru membuka ruang dialog secara bertahap, mulai dari kerja sama kecil seperti bantuan kemanusiaan. Bila Korea Utara melanggar kesepakatan, sanksi bisa langsung diberlakukan kembali melalui sistem "snapback".
Lee juga menjaga keseimbangan hubungan luar negeri, tetap dekat dengan Amerika Serikat namun terbuka berdiplomasi dengan Tiongkok, Jepang, dan Rusia. Ia ingin Korea Selatan berperan aktif dalam keamanan kawasan, bukan hanya mengikuti negara besar.
Sebagai langkah awal, Lee menghentikan siaran propaganda lewat pengeras suara di perbatasan dan mulai membongkarnya pada Agustus 2025. Ini menjadi simbol komitmennya untuk meredakan ketegangan dengan cara yang lebih cerdas.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.