Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Thailand Vs Kamboja

Komandan Tertinggi Kamboja Dilaporkan Tewas dalam Pertempuran dengan Thailand

Wakil panglima tertinggi Angkatan Darat Kerajaan Kamboja dan Komandan Divisi Dukungan ke-3, Jenderal Srey Duk dilaporkan tewas.

Tangkapan layar YouTube NDTV
PERBATASAN THAILAND KAMBOJA - Tangkapan layar YouTube NDTV pada Jumat (25/7/2025) yang menampilkan perbatasan darat antara Thailand dan Kamboja pada malam hari.Wakil panglima tertinggi Angkatan Darat Kerajaan Kamboja dan Komandan Divisi Dukungan ke-3, Jenderal Srey Duk dilaporkan tewas. 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil panglima tertinggi Angkatan Darat Kerajaan Kamboja dan Komandan Divisi Dukungan ke-3, Jenderal Srey Duk dilaporkan tewas dalam bentrokan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja.

Konfirmasi ini datang dari sumber di Daerah Angkatan Darat Kedua Thailand pada Senin (28/7/2025).

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja tahun 2025 dipicu oleh sengketa wilayah sengketa sekitar kompleks kuil Ta Moan dan Ta Muen Thom, yang terletak di Provinsi Preah Vihear, Kamboja.

Meskipun gencatan senjata sempat tercapai pada 8 Juni, konflik kembali meletus pada 24 Juli 2025. Di mana terjadi bentrokan antara Thailand dan Kamboja di sepanjang perbatasan.

Saat ini, konflik berada dalam fase gencatan senjata rapuh, yang masih diwarnai oleh pelanggaran sporadis dan ketidakpercayaan mendalam.

Jenderal Srey Duk dikenal luas sebagai orang kepercayaan mantan Perdana Menteri Hun Sen dan berperan penting dalam diplomasi militer Kamboja, dikutip dari Nation Thailand

Ia adalah tokoh utama dalam negosiasi dengan Mayor Jenderal Somphop Paravech, Komandan Satuan Tugas Suranaree Thailand, dalam upaya meredakan ketegangan di perbatasan. 

Namun, hasil perundingan tersebut tak bertahan lama. 

Permusuhan kembali meletus di berbagai titik, termasuk di sekitar kuil Ta Kwai, wilayah strategis yang menjadi fokus operasi militer terbaru Thailand.

Pada pukul 22.28, sekitar satu jam sebelum kabar kematian Srey Duk tersebar, Angkatan Udara Kerajaan Thailand meluncurkan dua jet tempur F-16 dalam misi strategis untuk memutus jalur bantuan logistik Kamboja serta menetralisir posisi artileri lawan. 

Misi tersebut diklaim berhasil, dengan pesawat kembali ke pangkalan tanpa kerusakan.

Baca juga: Thailand Menuduh Kamboja Melanggar Gencatan Senjata, Namun Gencatan Senjata Masih Berlaku

Gencatan Senjata yang Rapuh

Militer Thailand menuduh Kamboja melanggar gencatan senjata yang telah berlangsung beberapa jam. 

Mereka mengatakan bentrokan sporadis terus berlanjut meskipun ada kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran mematikan di wilayah perbatasan yang disengketakan. 

Juru bicara militer Thailand, Winthai Suvaree, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, menegaskan bahwa pasukan Thailand telah membalas "dengan tepat" dan "membela diri."

“Pada saat perjanjian tersebut berlaku, pihak Thailand mendeteksi bahwa pasukan Kamboja telah melancarkan serangan bersenjata ke beberapa wilayah di wilayah Thailand,” kata Winthai, dikutip dari Al Jazeera.

“Ini merupakan pelanggaran yang disengaja terhadap perjanjian dan upaya yang jelas untuk merusak kepercayaan bersama,” 

“Thailand terpaksa merespons secara tepat, dan menjalankan hak sahnya untuk membela diri," tambahnya.

Setelah perundingan damai di Malaysia, baik Kamboja maupun Thailand sepakat bahwa gencatan senjata tanpa syarat akan dimulai pada tengah malam pada hari Senin (28/7/2025).

Kesepakatan ini bertujuan untuk mengakhiri pertempuran di zona sengketa di sepanjang perbatasan mereka sepanjang 800 km, yang telah menewaskan sedikitnya 38 orang dalam lima hari bentrokan dan menyebabkan hampir 300.000 orang lainnya mengungsi.

Ketidakpastian di Tengah Pembicaraan

Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, mencoba mengecilkan pelanggaran gencatan senjata yang dilaporkan. 

Ia menyatakan telah berbicara dengan menteri pertahanan Kamboja menjelang pembicaraan terjadwal antara komandan militer dari kedua negara pada Selasa pagi. 

“Tidak ada eskalasi,” kata Phumtham kepada wartawan.

“Saat ini, keadaannya tenang," tambahnya.

Namun, Maly Socheata, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja, memberikan pernyataan berbeda. 

Dalam sebuah pengarahan, ia mengatakan tidak ada pertempuran di sepanjang perbatasan sejak perjanjian di Malaysia. Ini menunjukkan adanya perbedaan narasi yang signifikan antara kedua belah pihak.

Kesepakatan gencatan senjata itu awalnya ditetapkan untuk mempertemukan para komandan militer dari kedua belah pihak pada pukul 7 pagi waktu setempat (00:00 GMT) pada hari Selasa. 

Pembicaraan tersebut dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum komite lintas-perbatasan diadakan di Kamboja untuk lebih meredakan ketegangan pada 4 Agustus. 

Namun, seorang juru bicara militer Thailand mengatakan pembicaraan tersebut dijadwalkan ulang pada pukul 10 pagi waktu setempat (03:00 GMT).

Tetapi kemudian kepada kantor berita Reuters bahwa pertemuan tersebut telah ditunda tanpa jadwal baru yang ditetapkan.

Konflik Lama yang Belum Selesai

Konflik perbatasan Thailand-Kamboja bukan hal baru. 

Wilayah sengketa di sekitar kuil kuno Preah Vihear dan Ta Moan telah lama menjadi sumber ketegangan sejak zaman kolonial. 

Meskipun Mahkamah Internasional pada 1962 memutuskan Preah Vihear berada di bawah kedaulatan Kamboja, garis demarkasi yang tidak jelas terus memicu insiden militer berkala.

Kini, setelah lebih dari satu dekade relatif damai, konflik kembali membara dengan skala yang lebih luas dan melibatkan lebih banyak korban sipil.

(Tribunnews.com/Farra)

Artikel Lain Terkait Konflik Thailand vs Kamboja

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved