Konflik Thailand Vs Kamboja
Konfrontasi Militer Thailand-Kamboja, Dasco: Semoga Konflik Ini Tidak Melebar di ASEAN
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan keprihatinannya atas memanasnya hubungan antara Thailand dan Kamboja.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan keprihatinannya atas memanasnya hubungan antara Thailand dan Kamboja.
Dia berharap ketegangan tersebut tidak berkembang menjadi konflik yang lebih luas di kawasan ASEAN.
Menurutnya, inisiatif Malaysia untuk memediasi kedua negara patut diapresiasi demi menjaga stabilitas regional.
“Ya, kita harapkan di kawasan ASEAN ini kan tidak terjadi sesuatu yang lebih mengkhawatirkan. Karena persaudaraan ASEAN ini kan sesungguhnya kuat,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/7/2025).
Sufmi Dasco Ahmad adalah seorang politikus senior Indonesia dari Partai Gerindra, di mana ia juga menjabat sebagai Ketua Harian DPP Gerindra.
Dasco memiliki gelar Guru Besar Ilmu Hukum dari Universitas Pakuan.
Ia juga menjabat sebagai Rektor Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) sejak tahun 2020.
Dasco menggarisbawahi pentingnya solidaritas antarnegara anggota ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra itu menilai bahwa kekuatan ASEAN terletak pada semangat kebersamaan dan dialog, bukan konfrontasi.
“Sehingga inisiasi dari Perdana Menteri Malaysia untuk mempertemukan Thailand dan Kamboja itu patut kita apresiasi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Dasco juga meminta Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, untuk proaktif dalam merespons potensi dampak konflik antara Thailand dan Kamboja, khususnya dalam melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di kedua negara tersebut.
"Kami sudah minta kepada Kementerian Luar Negeri untuk proaktif. Membuat komunikasi-komunikasi kepada warga negara kita di sana,” pungkas Dasco.
Thailand dan Kamboja belakangan ini terlibat konflik senjata.
Konflik terjadi di perbatasan antara Propinsi Oddar Meanchey, Kamboja dengan Propinsi Ubon Ratchatani, Si Sa Ket, Surin Thailand.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja yang sudah berlangsung selama berminggu-minggu kini berubah menjadi bentrokan bersenjata serius.
Pada Kamis (24/7/2025), militer Thailand mengerahkan pesawat tempur F-16 untuk menyerang target militer di wilayah Kamboja.
Bentrokan ini menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk 11 warga sipil dan 1 tentara Thailand.
Dilansir dari kantor berita Reuters (24/7/2025), menurut pernyataan militer Thailand, dari enam jet tempur F-16 yang disiagakan di perbatasan, satu jet meluncurkan serangan ke wilayah Kamboja dan menghancurkan target militer yang telah ditentukan.
"Kami telah menggunakan kekuatan udara terhadap target militer sesuai rencana," ujar Wakil Juru Bicara Angkatan Darat Thailand, Richa Suksuwanon, kepada wartawan.
Setelah serangan ini, Thailand menutup perbatasannya dengan Kamboja.
Kementerian Pertahanan Kamboja mengecam keras serangan udara tersebut.
Mereka menyebut bahwa dua bom dijatuhkan oleh jet tempur Thailand di sebuah jalan dan menuduh Thailand telah melanggar kedaulatan mereka.
"Kami mengutuk keras agresi militer yang gegabah dan brutal dari Kerajaan Thailand terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Kamboja," kata perwakilan dari Kementerian Pertahanan Kamboja.
Konflik Thailand Vs Kamboja
Thailand-Kamboja Sepakat Libatkan ASEAN untuk Pastikan Gencatan Senjata Tetap Berlaku |
---|
Thailand dan Kamboja Sepakat Lanjutkan Gencatan Senjata Perbatasan |
---|
Thailand Ajukan 13 Proposal ke Kamboja dalam Perundingan Damai di Malaysia |
---|
Kamboja Larang Keluarga Tentara yang Tewas Unggah Konten Pemakaman, Pelanggar Tak Dapat Santunan |
---|
Tunda Ekstradisi 18 Tentara Kamboja, Hun Sen Tuding Thailand Langgar Konvensi Jenewa |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.