Konflik Palestina Vs Israel
Delegasi AS-Israel Hengkang dari Negosiasi, Masa Depan Gencatan Senjata Gaza Kian Tak Menentu
Amerika Serikat dan Israel menarik delegasi mereka dari meja perundingan gencatan senjata Gaza pada Kamis (24/7/2025).
Namun, harapan akan perdamaian yang lebih langgeng pupus saat jeda berakhir dan pertempuran kembali berkobar dengan intensitas tinggi.
Akhir 2023 - Awal 2024: Kebuntuan yang Terus Menerus
Memasuki akhir tahun 2023 hingga awal 2024, perundingan terus berlanjut, tetapi sering kali menemui jalan buntu.
Perbedaan posisi antara Israel dan Hamas terbukti sangat fundamental.
Israel bersikeras pada tujuannya untuk "menghancurkan Hamas" dan menolak keras gencatan senjata permanen tanpa pembebasan semua sandera dan demiliterisasi total Hamas.
Di sisi lain, Hamas menuntut gencatan senjata yang bersifat permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, serta pembebasan sejumlah besar tahanan Palestina.
Dalam periode ini pula, Amerika Serikat berulang kali menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB terhadap proposal gencatan senjata penuh, dengan alasan kekhawatiran bahwa resolusi tersebut dapat membahayakan negosiasi yang sedang berlangsung.
Januari 2025: Harapan Palsu Kesepakatan Tiga Tahap
Pada pertengahan Januari 2025, muncul laporan luas dari berbagai media bahwa Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan dimulai pada Minggu, 19 Januari 2025.
Proposal ini diusulkan akan berlangsung dalam tiga tahap, dengan tahap pertama direncanakan selama enam minggu (42 hari).
Fase pertama ini mencakup penghentian sementara pertempuran, pembebasan 33 sandera Israel, dan pertukaran dengan sejumlah tahanan Palestina.
Selain itu, warga yang mengungsi dari Gaza Utara akan diizinkan kembali, dan pasukan Israel akan menarik diri secara bertahap dari beberapa area di Gaza.
Fase kedua dan ketiga dijadwalkan untuk membahas pembebasan sandera yang tersisa, penarikan penuh pasukan Israel, penghentian total permusuhan, rekonstruksi Gaza, dan penghentian pengepungan total.
Namun, harapan ini segera pupus.
Meskipun rincian kesepakatan tersebar luas, implementasinya tidak berjalan mulus.
Pertempuran terus berlanjut, dan Hamas kemudian menunda pembebasan sandera, menuduh Israel melanggar perjanjian, tuduhan yang tentu saja dibantah oleh Israel.
Perbedaan interpretasi, kurangnya kepercayaan, dan dinamika di lapangan terus menghambat pelaksanaan kesepakatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.