Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Serangan Udara Israel Menewaskan Satu Keluarga Gaza yang Sedang Kelaparan Saat Mereka Tidur

Keluarga Al-Shaer tertidur dalam keadaan lapar di rumah mereka di Kota Gaza. Serangan udara Israel menewaskan mereka saat tidur.

Editor: Muhammad Barir
RNTV/TangkapLayar
KEHANCURAN TOTAL - Foto tangkap layar RNTV pada Senin (14/7/2025) yang menunjukkan kehancuran total di Jalur Gaza akibat bombardemen Israel. Dari meja perundingan, negosiasi gencatan senjata Israel dan Hamas di Qatar kembali menemui jalan buntu. Israel bersikukuh mempertahankan pasukannya di sekitar 40 persen wilayah Gaza. 


Perundingan Damai Gagal

Perang antara Israel dan Hamas telah berkecamuk selama hampir dua tahun sejak Hamas membunuh sekitar 1.200 warga Israel dan menyandera 251 orang dari Israel selatan dalam serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.

Israel sejak itu telah membunuh hampir 60.000 warga Palestina di Gaza, menghancurkan Hamas sebagai kekuatan militer, menghancurkan sebagian besar wilayah menjadi reruntuhan dan memaksa hampir seluruh penduduk meninggalkan rumah mereka berkali-kali.

Utusan perdamaian Timur Tengah AS Steve Witkoff diperkirakan akan mengadakan perundingan gencatan senjata baru, melakukan perjalanan ke Eropa minggu ini untuk pertemuan mengenai perang Gaza dan berbagai masalah lainnya, kata seorang pejabat AS pada hari Selasa.

Pembicaraan tentang proposal gencatan senjata 60 hari antara Israel dan Hamas, yang akan mencakup pembebasan lebih dari 50 sandera yang masih ditahan di Gaza, dimediasi oleh Qatar dan Mesir dengan dukungan Washington.

Putaran perundingan berikutnya belum mencapai terobosan sejak runtuhnya gencatan senjata pada bulan Maret.

Seorang pejabat senior Palestina mengatakan kepada Reuters, Hamas mungkin akan memberikan tanggapan kepada para mediator terkait proposal terbaru di Doha pada Rabu malam, dengan syarat adanya amandemen terhadap dua poin penting: perincian tentang penarikan militer Israel, dan tentang cara mendistribusikan bantuan selama gencatan senjata.

Kabinet Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencakup partai-partai sayap kanan yang menentang perjanjian apa pun yang berakhir tanpa penghancuran total Hamas.

"Begitu saya melihat kelemahan Perdana Menteri dan jika saya berpikir, amit-amit, bahwa ini akan berakhir dengan penyerahan diri kami, alih-alih penyerahan diri Hamas sepenuhnya, saya tidak akan bertahan (di pemerintahan) bahkan sehari pun," ujar Menteri Keuangan Belalel Smotrich kepada Radio Angkatan Darat.

 

SUMBER: ASHARQ AL-AWSAT

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved