Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.242, Eropa Menggeruduk Rusia dengan Sanksi
Pada perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.242 pada Sabtu (19/7/2025), Uni Eropa mengumumkan rencana menjatuhkan sanksi ke Rusia, disusul oleh Inggris.
TRIBUNNEWS.COM - Pada perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.242 pada Sabtu (19/7/2025), ledakan terdengar di beberapa wilayah Zaporizhia pada sekitar pukul 10.00 waktu setempat.
Suara ledakan juga dilaporkan di Pavlohrad, wilayah Dnipropetrovsk.
Serangan Rusia juga terjadi di kota pelabuhan Odessa, menewaskan satu orang tewas dan membakar setidaknya satu gedung apartemen.
Wali Kota Odessa, Gennadiy Trukhanov, mengatakan setidaknya 20 pesawat nirawak menargetkan kota tersebut.
"Infrastruktur sipil rusak akibat serangan itu. Sebuah gedung hunian tinggi terbakar dan tim penyelamat sedang mengevakuasi orang-orang," ujarnya pada pagi ini.
Layanan darurat wilayah Odessa kemudian mengatakan bahwa lima orang diselamatkan dari apartemen yang terbakar, tetapi seorang perempuan yang diselamatkan meninggal dunia.
Rusia menyerang Shostka di wilayah Sumy selama hampir empat jam pada hari Jumat (18/7/2025) tengah malam.
Serangan tersebut menghancurkan infrastruktur sipil dan sektor permukiman, lapor Suspilne.
Ukraina Menggagalkan Langkah Rusia Rebut Pokrovsk
Panglima militer tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengatakan pasukannya menahan tekanan kuat dari Rusia di Pokrovsk, pusat logistik di wilayah Donetsk timur yang telah bertahan dari upaya Rusia untuk merebutnya selama berbulan-bulan.
Oleksandr Syrskyi mengatakan ia telah menyampaikan laporan kepada presiden yang menjelaskan tantangan yang dihadapi pasukan Ukraina di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 km.
Baca juga: Rusia: Satelit Eropa yang Bantu Ukraina Jadi Target Sah Serangan Pengacau Sinyal
"Musuh terus menggunakan taktik kelompok infanteri kecil, tetapi terbukti tidak berdaya dalam upayanya untuk merebut Pokrovsk. Hari ini, mereka mencoba menerobos dengan kelompok sabotase tetapi terbongkar dan dihancurkan," tulis Syrskyi di Telegram pada hari Jumat.
Rusia Hancurkan 87 Pesawat Tak Berawak Ukraina
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sistem pertahanan udaranya menghancurkan 87 pesawat nirawak Ukraina dalam kurun waktu lima jam pada Jumat malam, termasuk di wilayah Bryansk yang berbatasan dengan Ukraina utara dan wilayah Moskow.
Otoritas penerbangan Rusia kembali terpaksa menangguhkan penerbangan di bandara Sheremetyevo dan Domodedovo yang melayani Moskow.
Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, mengatakan 13 pesawat nirawak jatuh atau hancur setelah tengah malam, tetapi tidak menyebutkan korban jiwa atau kerusakan.
Penjabat gubernur wilayah Rostov, di perbatasan timur Ukraina, mengatakan pesawat nirawak Ukraina memicu kebakaran dan merobohkan kabel listrik.
Uni Eropa Setujui Sanksi Baru Terhadap Rusia
Uni Eropa pada hari Jumat menyetujui paket sanksi ke-18 terhadap Rusia, termasuk langkah-langkah yang bertujuan untuk membatasi industri minyak dan energi Rusia.
Uni Eropa akan menetapkan batas harga bergerak untuk minyak mentah Rusia sebesar 15 persen di bawah harga pasar rata-ratanya, yang bertujuan untuk memperbaiki batas harga 60 dolar yang sebagian besar tidak efektif yang telah dicoba diberlakukan oleh negara-negara G7 sejak Desember 2022.
Langkah-langkah tersebut disetujui setelah Slovakia mencabut penentangannya dengan imbalan jaminan lebih lanjut atas impor gas.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengatakan langkah-langkah Uni Eropa akan menjadi salah satu paket sanksi terkuat terhadap Rusia hingga saat ini.
"Kami akan terus meningkatkan biayanya, sehingga menghentikan agresi menjadi satu-satunya jalan ke depan bagi Moskow," ujarnya, lapor The Guardian.
Inggris akan Ikuti Langkah Uni Eropa
Inggris mengumumkan akan bergabung dengan pembatasan harga, yang berdampak buruk pada pendapatan minyak Moskow.
"Inggris dan sekutu-sekutu Uni Eropa-nya semakin menekan kas militer Kremlin dengan membendung aliran dana paling berharga dari perang ilegalnya di Ukraina," ujar Menteri Keuangan Rachel Reeves pada pertemuan G20 di Afrika Selatan.
Rusia Menentang Keputusan Uni Eropa
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengeluh kepada wartawan bahwa Rusia menganggap pembatasan sepihak semacam itu ilegal.
"Kami menentangnya. Tetapi pada saat yang sama, tentu saja, kami telah memperoleh kekebalan tertentu dari sanksi. Kami telah beradaptasi dengan kehidupan di bawah sanksi," ujarnya pada hari Jumat.
Kanselir Jerman Tak Yakin Ukraina Bisa Gabung Uni Eropa di Masa Depan
Kanselir Jerman, Friedrich Merz, mengatakan kemungkinan Ukraina bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2034 sangat kecil.
"Bagi kami, prioritas utama mutlak adalah, pertama dan terutama, melakukan segala yang mungkin untuk mengakhiri perang ini," kata Merz pada hari Jumat.
"Kemudian kita akan membahas rekonstruksi Ukraina ... tetapi itu akan memakan waktu beberapa tahun," lanjutnya.
Ia mengatakan hal itu bahkan mungkin tidak akan memengaruhi prospek keuangan jangka menengah Uni Eropa saat ini, yang berlangsung hingga tahun 2034.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan di Kyiv pada bulan Februari bahwa Ukraina dapat bergabung dengan Uni Eropa sebelum tahun 2030 jika negara tersebut melanjutkan reformasi dengan kecepatan dan kualitas saat ini.
Australia Mulai Kirim Tank ke Ukraina
Pengiriman tahap pertama tank Australia telah diserahkan kepada Angkatan Darat Ukraina.
Australia sebelumnya telah berjanji untuk memberikan 49 tank Abrams kepada Ukraina Oktober lalu.
Sebagian besar tank telah dikirimkan dan tahap terakhir akan tiba dalam beberapa bulan mendatang, tetapi jumlah pastinya belum dirilis.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.