Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Suriah

Arti Larangan Minum Kopi Bagi Suku-Suku Suriah, Genderang Perang Bagi Druze yang Dilindungi Israel

Deklarasi tidak minum kopi ini menyusul laporan pembunuhan keluarga Badui di daerah tersebut oleh militan Druze.

iStock
TAK MINUM KOPI - Ilustrasi kopi. Pada konflik di Suriah, suku-suku Badui negara tersebut menyatakan deklarasi tidak meminum kopi sebagai pernyataan keras permusuhan atas komunitas Druze yang dilindungi Israel baru-baru ini. 

Bentrokan menewaskan lebih dari 350 orang, termasuk warga sipil, milisi Druze, pejuang Badui, dan pasukan keamanan Suriah.

Pemerintah Suriah mengirim pasukan ke Sweida, namun dianggap berpihak kepada suku Badui, memicu intervensi militer Israel yang mengklaim melindungi komunitas Druze.

Terbaru, Israel menyerang Damaskus dan Sweida, termasuk Kementerian Pertahanan Suriah, sebagai bentuk tekanan terhadap pemerintah baru Suriah.

Baca juga: Israel Serang Istana Presiden Suriah, Markas Besar Militer, dan Kementerian Pertahanan

Setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada Desember 2024, Sweida menjadi wilayah semi-otonom di bawah kendali milisi Druze, satu di antaranya adalah Men of Dignity.

Pemerintah baru Suriah di bawah Ahmed al-Sharaa berusaha mengintegrasikan Druze ke dalam sistem pertahanan nasional, namun ditentang oleh komunitas Druze.

KONFLIK SURIAH - Tangkap layar YouTube Firstpost 17 Juli 2025, memperlihatkan pasukan Israel dan kelompok Druze berkumpul di Dataran Tinggi Golan, perbatasan Suriah. Israel melancarkan serangan terhadap Suriah, dengan dalih ingin melindungi kaum Druze
KONFLIK SURIAH - Tangkap layar YouTube Firstpost 17 Juli 2025, memperlihatkan pasukan Israel dan kelompok Druze berkumpul di Dataran Tinggi Golan, perbatasan Suriah. Israel melancarkan serangan terhadap Suriah, dengan dalih ingin melindungi kaum Druze (Tangkap layar YouTube Firstpost)

Arti Larangan Minum Kopi Bagi Suku Suriah

Bentrokan terbaru dengan komunitas Druze yang dilindungi Israel itu membuat suku Badui Suriah mendeklarasikan larangan minum kopi dan larangan menumbuk thuja.

"Deklarasi mereka ini tidak sekadar menunjukkan sikap simbolis," tulis ulasan Khaberni

Sebaliknya, lewat deklarasi dilarang minum kopi ini, mereka melancarkan protes suku tingkat tertinggi, dengan bahasa yang mengandung peringatan sekaligus eskalasi.

Dalam adat Badui, kopi merupakan simbol martabat dan keramahtamahan, dan menumbuk najar—lumpur kayu yang digunakan untuk menggiling kopi—menandakan penerimaan tamu, penandatanganan perjanjian damai, atau dimulainya suatu acara sosial.

"Oleh karena itu, berhenti menumbuk najar dan melarang konsumsi kopi menandakan bahwa segala sesuatunya telah menyimpang dari kerangka persahabatan dan memasuki fase permusuhan terbuka, terkadang bahkan konfrontasi," kata ulasan tersebut.

Tradisi ini digunakan dalam kasus konflik klan besar, atau ketika martabat klan dilanggar, seperti penyerangan, pembunuhan, atau penghinaan massal. 

Langkah ini dipahami dalam adat suku Suriah sebagai boikot resmi terhadap pihak lain, dan penolakan terhadap komunikasi, mediasi, atau delegasi rekonsiliasi apa pun hingga jaminan terhormat diberikan, reputasi dipulihkan, atau pelaku dimintai pertanggungjawaban.

Dalam konteks peristiwa tersebut, suku Badui mengumumkan larangan kopi dan pertukangan sebagai protes terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai pelanggaran yang dilakukan oleh militan Druze bersenjata.

Perilaku suku tradisional ini digunakan saat ini sebagai alat protes yang kuat.

Berikut adalah video deklarasi dilarang minum kopi oleh suku-suku Suriah:

 

 

 

 

 

(oln/khrbn/*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved