Konflik Rusia Vs Ukraina
Daur Ulang Tentara Ala Rusia: Ditangkap Ukraina, Ditukar, Dipaksa Ikut Perang Lagi
Rusia dilaporkan memaksa personel militer yang dikembalikan Ukraina dalam pertukaran tahanan perang, untuk kembali bertempur.
"Pertukaran ini terjadi di tengah laporan kalau Moskow akan mengirim kembali mantan tawanan perang yang ditukar oleh Kiev balik ke medan tempur — sebuah tindakan yang melanggar Konvensi Jenewa tentang Tahanan Perang, yang menyatakan bahwa mantan tawanan tidak dapat dipekerjakan dalam dinas militer aktif," tulis ulasan tersebut.
Seperti halnya dalam kasus Surikov, sejumlah keluarga telah menerbitkan permohonan video yang meminta otoritas Rusia agar tidak mengirim kembali kerabat mereka yang sebelumnya ditawan ke garis depan setelah terjadi pertukaran.
"Saya ingin menyampaikan permohonan kepada Presiden Rusia Vladimir Vladimirovich Putin…untuk tidak mengembalikan mantan tawanan perang ke zona perang," ujar Marina Frolova, istri dari Alexei Frolov, yang telah ditahan sebagai tawanan perang di Ukraina selama lebih dari setahun.
"Anak-anak lelaki kami dan kami, keluarga mereka, telah melalui begitu banyak hal selama masa ini. Cukup. Kembalikan mereka ke rumah setelah pertukaran, bukan ke perang," kata Frolova dalam sebuah video yang beredar daring bulan lalu.
Kasus serupa telah dilaporkan sebelumnya.
Sebuah keluarga dari wilayah Zabaikalsky di Timur Jauh Rusia mengatakan kepada wartawan kalau kerabat mereka dikirim kembali ke dinas militer tepat setelah pertukaran tahanan.
Kirill Putinsev, 23 tahun, yang direkrut untuk bertempur pada tahun 2024 saat menjalani hukuman penjara karena pencurian, kembali ke Rusia setelah pertukaran pada bulan Mei 2025 — tetapi ia "bahkan tidak diizinkan pulang sehari pun" dan "bahkan ditolak rujukannya ke komisi medis militer," klaim saudara perempuannya, Yana.
Setelah mengalami gangguan saraf, Putinsev dikirim ke rumah sakit jiwa di Donetsk yang diduduki Rusia, kata saudara perempuannya.
Di wilayah Pskov, Vasily Grigoryev, 32 tahun, dan Dmitry Davydov, 45 tahun, direkrut ke Resimen Senapan Bermotor ke-1009 setelah mobilisasi Rusia pada September 2022.
Mereka kemudian dikirim untuk bertempur di Ukraina, di mana mereka menghabiskan lebih dari enam bulan di tahanan Ukraina.
Setelah dibebaskan dalam pertukaran tahanan 195 lawan 195, para komandan Rusia memindahkan mereka ke garis depan Kharkiv untuk mengevakuasi korban luka dan tewas.
Kedua pria itu akhirnya melarikan diri dari pangkalan militer mereka dan menumpang kendaraan ke Moskow, tempat mereka mencari bantuan hukum.

Alasan Rusia Kirim Balik POW ke Medan Perang
Menurut pengacara Maxim Grebenyuk, yang mewakili Grigoryev dan Davydov, Kementerian Pertahanan Rusia berpendapat kalau para prajurit tersebut tidak termasuk dalam kategori khusus tawanan perang yang menjadi sasaran pemulangan langsung.
Kategori-kategori ini, menurut Konvensi Jenewa, adalah mereka yang terluka atau sakit parah dan individu-individu yang kemampuan fisik atau mentalnya telah sangat berkurang.
Padahal, Pasal 117 Konvensi Jenewa tentang Perlakuan terhadap Tawanan Perang menyatakan bahwa “orang yang dipulangkan tidak boleh dipekerjakan dalam dinas militer aktif.”
Konflik Rusia Vs Ukraina
Diplomasi Besi Putin ke NATO, AS Kirim Perwira Pantau Latihan Perang Besar-besaran Rusia-Belarus |
---|
Perang Kuras Keuangan Ukraina, Presiden Zelensky Butuh 120 Miliar Dolar untuk Lawan Rusia di 2026 |
---|
Rumania Naik Pitam, Panggil Dubes Rusia usai Insiden Drone Tembus ke Wilayah Udara |
---|
Ukraina Klaim Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Rusia Buk-M3 Senilai Rp655 Miliar |
---|
Ukraina Hantam Kilang Minyak Rusia, Moskow Balas Uji Rudal Hipersonik & Serangan Darat Besar-Besaran |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.