Sabtu, 4 Oktober 2025

Top Rank

10 Negara Jalin Hubungan Baik dengan Taliban, Terbaru Rusia Bangsa Pertama Akui Pemerintahan

Berikut 10 negara yang menjalin hubungan baik dengan Taliban di Afghanistan, Rusia bangsa pertama yang akui pemerintahan

|
AFP/-
AKUI TALIBAN - Personel keamanan Taliban menunjukkan keterampilan mereka saat mengendarai kendaraan militer selama parade untuk merayakan ulang tahun ketiga pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban di Khost pada 14 Agustus 2024. Berikut 10 negara yang menjalin hubungan baik dengan Taliban di Afghanistan, Rusia bangsa pertama yang akui pemerintahan 

Negara-negara ini cenderung menjalin hubungan pragmatis untuk kepentingan regional, seperti keamanan dan ekonomi.

Presiden Rusia Vladimir Putin langsung meluncurkan operasi anti teror di tiga wilayah perbatasan yang berbatasan dengan Ukraina, yakni wilayah Belgorod, Bryansk, dan Kursk untuk memastikan keselamatan warga sipil pasca ekspansi ratusan tentara Ukraina ke Kursk.
Presiden Rusia Vladimir Putin langsung meluncurkan operasi anti teror di tiga wilayah perbatasan yang berbatasan dengan Ukraina, yakni wilayah Belgorod, Bryansk, dan Kursk untuk memastikan keselamatan warga sipil pasca ekspansi ratusan tentara Ukraina ke Kursk. (NDTV)

Sejarah yang kompleks

Selain Rusia, tidak ada negara lain yang secara eksplisit mengakui Taliban sebagai pemerintah de jure sejak mereka kembali berkuasa pada Agustus 2021.

Banyak negara masih enggan memberikan pengakuan resmi karena isu pelanggaran hak asasi manusia, terutama terhadap perempuan, dan kebijakan Taliban yang dianggap ekstrem.

Selama periode kekuasaan pertama Taliban (1996–2001), hanya Pakistan, Arab Saudi, dan UEA yang mengakui mereka secara resmi.

Pengakuan terbatas ini mencerminkan isolasi internasional Taliban pada masa itu, dan situasi serupa tampaknya berlanjut hingga Rusia mengambil langkah pada 2024.

Rusia adalah satu-satunya negara yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban per Juli 2025. 

Rusia secara bertahap membangun hubungan dengan Taliban, yang menurut Presiden Vladimir Putin tahun lalu kini menjadi sekutu dalam memerangi terorisme. Sejak 2022, Afghanistan telah mengimpor gas, minyak, dan gandum dari Rusia.

Taliban dilarang oleh Rusia sebagai gerakan teroris pada tahun 2003, tetapi larangan tersebut dicabut pada bulan April tahun ini.

Rusia melihat perlunya bekerja sama dengan Kabul karena negara itu menghadapi ancaman keamanan besar dari kelompok militan Islam yang bermarkas di sejumlah negara mulai dari Afghanistan hingga Timur Tengah.

Pada bulan Maret 2024, orang-orang bersenjata menewaskan 149 orang di sebuah gedung konser di luar Moskow dalam sebuah serangan yang diklaim oleh ISIS.

Para pejabat AS mengatakan mereka memiliki informasi intelijen yang menunjukkan bahwa kelompok ISIS Khorasan (ISIS-K) cabang Afghanistan-lah yang bertanggung jawab.

Taliban mengatakan pihaknya berupaya memberantas keberadaan ISIS di Afganistan.

Para diplomat Barat mengatakan bahwa jalan Taliban menuju pengakuan internasional yang lebih luas akan terhalang hingga mereka mengubah arah dalam hal hak-hak perempuan.

Taliban telah menutup sekolah menengah dan universitas untuk anak perempuan dan perempuan serta membatasi pergerakan mereka tanpa wali laki-laki. Taliban mengatakan bahwa mereka menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan interpretasi mereka yang ketat terhadap hukum Islam.

Rusia memiliki sejarah yang rumit dan berdarah di Afghanistan.

Pasukan Soviet menyerbu negara itu pada bulan Desember 1979 untuk mendukung pemerintahan Komunis, tetapi terjebak dalam perang panjang melawan pejuang mujahidin yang dipersenjatai oleh Amerika Serikat.

Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev menarik pasukannya pada tahun 1989, saat itu sekitar 15.000 tentara Soviet telah tewas.

(Tribunnews.com/ Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved