Top Rank
10 Negara Jalin Hubungan Baik dengan Taliban, Terbaru Rusia Bangsa Pertama Akui Pemerintahan
Berikut 10 negara yang menjalin hubungan baik dengan Taliban di Afghanistan, Rusia bangsa pertama yang akui pemerintahan
TRIBUNNEWS.COM - Berikut 10 negara yang menjalin hubungan baik dengan Taliban, kelompok yang berkuasa untuk Pemerintahan di Afghanistan.
Kabar 10 negara tersebut berangkat dari berita terbaru tentang Rusia yang menjadi negara pertama yang mengakui pemerintahan Taliban.
Mengutip dari Asia One, pernyataan tersebut diumumkan pada Kamis (3/7/2025).
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Moskow melihat prospek yang baik untuk mengembangkan hubungan dan akan terus mendukung Kabul dalam keamanan, antiterorisme dan memerangi kejahatan narkoba.
Kota ini juga melihat peluang perdagangan dan ekonomi yang signifikan, terutama di bidang energi, transportasi, pertanian, dan infrastruktur.
"Kami percaya bahwa tindakan pengakuan resmi terhadap pemerintah Emirat Islam Afghanistan akan memberikan dorongan bagi pengembangan kerja sama bilateral yang produktif antara negara kita di berbagai bidang," kata kementerian tersebut.
Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami menghargai langkah berani yang diambil oleh Rusia, dan, jika Tuhan berkehendak, ini akan menjadi contoh bagi negara lain juga."
Tidak ada negara lain yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban yang merebut kekuasaan pada Agustus 2021 saat pasukan pimpinan AS melakukan penarikan pasukan secara kacau dari Afghanistan setelah 20 tahun berperang.
Namun, Tiongkok, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, dan Pakistan semuanya telah menunjuk duta besar untuk Kabul, sebagai langkah menuju pengakuan.
Langkah Rusia tersebut merupakan tonggak penting bagi pemerintahan Taliban dalam upayanya meringankan isolasi internasionalnya.
Hal ini kemungkinan akan diawasi secara ketat oleh Washington, yang telah membekukan aset bank sentral Afghanistan senilai miliaran dolar dan memberlakukan sanksi terhadap beberapa pemimpin senior Taliban yang menyebabkan sektor perbankan Afghanistan sebagian besar terputus dari sistem keuangan internasional.
Baca juga: 10 Negara dengan Penemuan Terbanyak: Jepang Teratas, Rusia Berperan Penting dalam Inovasi Global
Berikut 10 Negara yang Jalin Hubungan Baik dengan Taliban di Afghanistan:
1. Rusia
Rusia menjadi negara pertama yang secara resmi mengakui Emirat Islam Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban.
Pengakuan ini diumumkan pada Juli 2024 setelah Menteri Luar Negeri Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Afghanistan, Dmitry Zhirnov. Rusia juga telah mencabut status Taliban sebagai organisasi teroris dan membuka kantor perwakilan bisnis di Kabul.
Sementara, kabar terbarunya, Rusia menjadi negara pertama yang mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan, resmi juga disambut oleh otoritas Afghanistan.
2. Pakistan
Pakistan adalah salah satu dari tiga negara yang mengakui pemerintahan Taliban selama masa kekuasaan mereka pada 1996–2001.
Meskipun belum ada konfirmasi resmi bahwa Pakistan telah mengakui pemerintahan Taliban secara de jure sejak 2021, Pakistan telah menerima duta besar Taliban di ibu kotanya.
Serta memiliki pengaruh historis serta hubungan diplomatik yang signifikan dengan Taliban.
3. Arab Saudi
Arab Saudi juga termasuk di antara tiga negara yang mengakui pemerintahan Taliban pada periode 1996–2001.
Saat ini, Arab Saudi menerima diplomat Taliban, meskipun belum ada pengakuan resmi sebagai pemerintah de jure sejak Taliban kembali berkuasa pada 2021.
4. Uni Emirat Arab (UEA)
UEA adalah negara ketiga yang mengakui pemerintahan Taliban pada 1996–2001.
Sejak 2021, UEA telah menunjuk duta besar untuk Kabul, menunjukkan langkah menuju keterlibatan diplomatik, meskipun pengakuan resmi sebagai pemerintah de jure belum dikonfirmasi.
5. Tiongkok
Tiongkok belum secara resmi mengakui Taliban sebagai pemerintah de jure.
Tetapi telah menerima duta besar Taliban di Beijing dan menunjuk duta besar untuk Kabul.
Tiongkok juga menyatakan kesiapan untuk membangun hubungan mendalam dengan Afghanistan di bawah Taliban.
Terutama untuk kepentingan ekonomi dan keamanan, seperti mencegah ancaman dari kelompok ekstremis di Xinjiang.
6. Republik Chechnya Ichkeria
Selama periode 1996–2001, pemerintah Republik Chechnya Ichkeria (yang tidak diakui secara internasional) memberikan pengakuan diplomatik kepada Taliban.
Namun, entitas ini tidak relevan dalam konteks saat ini karena tidak lagi eksis sebagai pemerintahan yang berfungsi.
7 8 9 10 Iran, Qatar, Turkmenistan, dan Uzbekistan
Beberapa negara seperti Iran, Qatar, Turkmenistan, dan Uzbekistan telah menunjuk duta besar untuk Kabul atau menerima diplomat Taliban.
Tetapi tidak ada konfirmasi resmi bahwa mereka telah mengakui Taliban sebagai pemerintah de jure.
Negara-negara ini cenderung menjalin hubungan pragmatis untuk kepentingan regional, seperti keamanan dan ekonomi.

Sejarah yang kompleks
Selain Rusia, tidak ada negara lain yang secara eksplisit mengakui Taliban sebagai pemerintah de jure sejak mereka kembali berkuasa pada Agustus 2021.
Banyak negara masih enggan memberikan pengakuan resmi karena isu pelanggaran hak asasi manusia, terutama terhadap perempuan, dan kebijakan Taliban yang dianggap ekstrem.
Selama periode kekuasaan pertama Taliban (1996–2001), hanya Pakistan, Arab Saudi, dan UEA yang mengakui mereka secara resmi.
Pengakuan terbatas ini mencerminkan isolasi internasional Taliban pada masa itu, dan situasi serupa tampaknya berlanjut hingga Rusia mengambil langkah pada 2024.
Rusia adalah satu-satunya negara yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban per Juli 2025.
Rusia secara bertahap membangun hubungan dengan Taliban, yang menurut Presiden Vladimir Putin tahun lalu kini menjadi sekutu dalam memerangi terorisme. Sejak 2022, Afghanistan telah mengimpor gas, minyak, dan gandum dari Rusia.
Taliban dilarang oleh Rusia sebagai gerakan teroris pada tahun 2003, tetapi larangan tersebut dicabut pada bulan April tahun ini.
Rusia melihat perlunya bekerja sama dengan Kabul karena negara itu menghadapi ancaman keamanan besar dari kelompok militan Islam yang bermarkas di sejumlah negara mulai dari Afghanistan hingga Timur Tengah.
Pada bulan Maret 2024, orang-orang bersenjata menewaskan 149 orang di sebuah gedung konser di luar Moskow dalam sebuah serangan yang diklaim oleh ISIS.
Para pejabat AS mengatakan mereka memiliki informasi intelijen yang menunjukkan bahwa kelompok ISIS Khorasan (ISIS-K) cabang Afghanistan-lah yang bertanggung jawab.
Taliban mengatakan pihaknya berupaya memberantas keberadaan ISIS di Afganistan.
Para diplomat Barat mengatakan bahwa jalan Taliban menuju pengakuan internasional yang lebih luas akan terhalang hingga mereka mengubah arah dalam hal hak-hak perempuan.
Taliban telah menutup sekolah menengah dan universitas untuk anak perempuan dan perempuan serta membatasi pergerakan mereka tanpa wali laki-laki. Taliban mengatakan bahwa mereka menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan interpretasi mereka yang ketat terhadap hukum Islam.
Rusia memiliki sejarah yang rumit dan berdarah di Afghanistan.
Pasukan Soviet menyerbu negara itu pada bulan Desember 1979 untuk mendukung pemerintahan Komunis, tetapi terjebak dalam perang panjang melawan pejuang mujahidin yang dipersenjatai oleh Amerika Serikat.
Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev menarik pasukannya pada tahun 1989, saat itu sekitar 15.000 tentara Soviet telah tewas.
(Tribunnews.com/ Chrysnha)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.