Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Kembali Gunakan Bom Cluster, PBB Catat Lonjakan Korban Sipil di Ukraina
PBB laporkan korban sipil di Ukraina naik 37 persen pada 2025, dipicu serangan Rusia dengan bom cluster ke kota-kota.
TRIBUNNEWS.COM - Rusia semakin intens menyerang kota-kota Ukraina dengan amunisi tandan (cluster munitions), memicu lonjakan korban sipil.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat jumlah korban sipil di Ukraina pada 2025 naik 37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebagian besar akibat penggunaan senjata peledak jarak jauh di area padat penduduk.
Dikutip dari Kyiv Independent, amunisi tandan adalah senjata yang melepaskan bom-bom kecil ke area luas, menimbulkan cedera maksimum tanpa pandang bulu.
Senjata ini dilarang dalam Konvensi Amunisi Tandan 2008 yang ditandatangani 124 negara, meski Rusia, Ukraina, dan Amerika Serikat bukan penandatangan.
“Sebagian besar amunisi tandan yang digunakan di dunia saat ini digunakan oleh Rusia di Ukraina," ungkap Mary Wareham dari Human Rights Watch.
Kementerian Luar Negeri Ukraina menyebut penggunaannya sebagai bagian dari "kebijakan teror Moskow" terhadap rakyat sipil.
Sejak 2022, otoritas Ukraina mendokumentasikan sedikitnya 5.974 serangan Rusia dengan bom tandan.
Beberapa serangan menonjol karena jumlah korban besar, termasuk:
- Kyiv (17 Juni 2025): 30 orang tewas, 172 terluka.
- Rekaman video menunjukkan bom tandan ditembakkan melalui rudal jelajah.
- Kryvyi Rih (4 April 2025): 20 orang tewas, termasuk sembilan anak-anak.
- PBB menyebut serangan ini yang paling mematikan terhadap anak-anak sejak invasi skala penuh.
- Sumy (13 April 2025): 35 orang tewas, 117 terluka akibat dua rudal balistik yang menghantam pusat kota saat hari raya keagamaan.
Serangan lain juga dilaporkan di Kharkiv (18 April), Chuhuiv (23 Mei), desa di Oblast Sumy (26 Mei), dan Dobropillia (7 Maret), yang menewaskan 11 orang dan melukai 48.
Menurut laporan PBB pada 30 Juni, banyak lokasi serangan tidak menunjukkan adanya target militer, meski Rusia mengklaim menyerang sasaran militer.
Baca juga: Rusia Sebut Ukraina Ledakkan Gudang Militer di Krimea, setelah Serang Belgorod Pakai Amunisi Tandan
Para ahli menilai metode Rusia makin canggih, dengan bom tandan diluncurkan lewat artileri, rudal balistik, jelajah, serta drone—termasuk Shahed-136 buatan Iran dan Geran-2 buatan Rusia.
Ukraina kesulitan menghadapi skala serangan ini karena keterbatasan sistem pertahanan udara dan pencegat.
Dr Marina Miron dari King's College London menyebut Rusia juga memakai umpan dan peperangan elektronik untuk melewati pertahanan Ukraina.
Di sisi lain, Ukraina juga menggunakan amunisi tandan yang dipasok AS sejak 2022 dalam serangan balasan, seperti di Kharkiv.
Namun, laporan PBB menyebut data penggunaan Ukraina di wilayah sipil yang diduduki sulit diverifikasi karena keterbatasan akses pemantauan independen.
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Rusia Vs Ukraina
Diplomasi Besi Putin ke NATO, AS Kirim Perwira Pantau Latihan Perang Besar-besaran Rusia-Belarus |
---|
Perang Kuras Keuangan Ukraina, Presiden Zelensky Butuh 120 Miliar Dolar untuk Lawan Rusia di 2026 |
---|
Rumania Naik Pitam, Panggil Dubes Rusia usai Insiden Drone Tembus ke Wilayah Udara |
---|
Ukraina Klaim Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Rusia Buk-M3 Senilai Rp655 Miliar |
---|
Ukraina Hantam Kilang Minyak Rusia, Moskow Balas Uji Rudal Hipersonik & Serangan Darat Besar-Besaran |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.