Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Iran Klaim Baru Pakai 5 Persen Kapasitas Militernya Buat Lawan Israel, Peringatkan Eskalasi Bertahap

Komandan senior Iran klaim hanya 5 persen kekuatan militer yang digunakan dalam serangan ke Israel dan memperingatkan eskalasi lebih kejam.

Tasnim
RUDAL BARU IRAN - Gambar yang diambil pada Kamis (19/6/2025) menunjukkan sisa-sisa pembakaran dari rudal baru Iran yang ditembakkan ke Israel. Komandan senior Iran klaim hanya 5 persen kekuatan militer yang digunakan dalam serangan ke Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Komandan senior Iran, Mohsen Rezaei, mengeklaim Teheran baru menggunakan sebagian kecil dari kekuatan militer negaranya dalam serangan terhadap Israel bulan lalu.

Menurut Rezaei, hanya sekitar 5 persen dari kapasitas laten militer Iran yang digunakan.

Katanya, serangan tersebut, hanyalah tahap awal dari kemungkinan eskalasi yang lebih besar.

“Apa yang kami lakukan sejauh ini hanyalah permulaan. Kami belum menggunakan potensi penuh kami,” kata Rezaei, dikutip dari Al Mayadeen, Economic Times India, Rabu (19/6/2025).

Rezaei juga menyebut, hanya sekitar 30 persen kekuatan militer Iran yang telah disiagakan.

Pernyataan tersebut, menandakan bahwa serangan sebelumnya lebih bersifat simbolik daripada ofensif total.

Reaksi dari Israel dan Pengamat Barat

Hingga kini, Israel belum merespons langsung klaim tersebut.

Akan tetapi, beberapa analis di Barat meragukan validitas angka yang diklaim Iran.

Seorang pejabat pertahanan Israel yang tak disebutkan namanya mengatakan kepada The Times of Israel, bahwa Iran kerap menggunakan retorika militer untuk menciptakan efek gentar.

Sementara itu, analis militer dari France24, Wassim Nasr, menilai pernyataan ini sebagai "sinyal strategis" yang ingin disampaikan Iran kepada Israel dan sekutu Baratnya.

Baca juga: Dubes Iran Mohammad Boroujerdi Klaim Indonesia Bisa Hentikan Perang Israel dan Iran, Ini Alasannya

"Iran ingin menunjukkan bahwa mereka punya kekuatan cadangan, tapi tetap mengontrol eskalasi agar tidak memicu perang regional penuh," kata Nasr.

Kapasitas Militer Iran: Simbol atau Ancaman?

Klaim Iran soal “kapasitas laten” mengacu pada sistem rudal balistik, drone serang, hingga jaringan proksi regional seperti Hizbullah di Lebanon dan kelompok bersenjata di Suriah dan Irak.

Menurut France24, sebagian besar arsenal jarak jauh Iran belum digunakan secara luas dalam konflik ini.

Dalam analisisnya, BBC News menyebut, Iran kemungkinan menghindari penggunaan kekuatan penuh demi menghindari campur tangan besar-besaran dari AS atau NATO.

Bukan Ancaman Baru

Iran telah beberapa kali menggunakan kekuatan militer terbatas untuk mengirim sinyal politik.

Contohnya, pada 2020 Iran meluncurkan rudal ke pangkalan militer AS di Irak sebagai pembalasan atas kematian Jenderal Qassem Soleimani, namun tidak menyebabkan korban jiwa – sebuah indikasi bahwa serangan itu disengaja untuk bersifat terbatas.

Apa Selanjutnya?

Dengan klaim bahwa Iran baru menggunakan 5 persen kekuatan militernya, pertanyaannya kini adalah: apa langkah berikutnya?

Jika Israel melanjutkan aksi ofensif atau serangan udara ke wilayah proksi Iran, para pengamat menilai, Teheran bisa meningkatkan responsnya secara signifikan.

“Iran ingin tetap memegang kendali atas ritme konflik. Tapi jika dipaksa, mereka akan merespons dengan lebih keras,” ujar analis dari Al Jazeera.

Ketegangan ini juga menempatkan AS dan sekutu Barat dalam posisi sulit: antara menahan eskalasi dan mempertahankan komitmen ke Israel.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved