Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Bombardir Ibu Kota Ukraina: Selusin Ledakan di Kiev, Hantam Rumah Sakit Bersalin di Odesa
Di pusat kota Keiv, terdengar sedikitnya selusin ledakan, tembakan antipesawat, dan suara dengungan drone dari serangan Rusia.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Rusia Bombardir Ibu Kota Ukraina: Selusin Ledakan di Kiev, Hantam Rumah Sakit Bersalin di Odesa
TRIBUNNEWS.COM - Rusia melancarkan serangan pesawat tak berawak terhadap Keiv dan kota pelabuhan selatan Odesa, Ukraina Selasa (10/6/20205) pagi.
Serangan ini menewaskan satu orang dan merusak sebuah rumah sakit bersalin, kata pejabat Ukraina.
Baca juga: Kharkiv Terguncang, Hujan Bom Rusia di Seluruh Ukraina, Harapan Gencatan Senjata Makin Rendah
Seorang pria berusia 59 tahun tewas dan sedikitnya empat lainnya terluka ketika pesawat tak berawak Rusia menyerang bangunan tempat tinggal di Odesa, kata Gubernur daerah Oleh Kiper.
"Rusia menyerang rumah sakit bersalin, bangsal medis darurat, dan bangunan tempat tinggal," tulis Kiper di Telegram, seraya menambahkan bahwa rumah sakit telah dievakuasi tepat waktu.
Di pusat kota Keiv, seorang jurnalis AFP melaporkan mendengar sedikitnya selusin ledakan, tembakan antipesawat, dan suara dengungan drone.
"Tetaplah di tempat perlindungan! Serangan besar-besaran terhadap ibu kota terus berlanjut," Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko memperingatkan di Telegram.
Sekitar pukul 3 pagi waktu setempat, ia mengatakan "segerombolan baru pesawat nirawak terbang menuju ibu kota."
Empat orang terluka dalam serangan yang melanda sedikitnya tujuh distrik di Kiev, kata Klitschko, dengan bangunan dan mobil dilaporkan terbakar.

Perang Kian Berkobar
Rusia terus melancarkan serangan udara ke Ukraina, sementara Kiev berhasil melancarkan serangan jauh ke dalam wilayah Rusia.
Pembicaraan damai langsung yang diadakan selama bulan lalu gagal menghasilkan terobosan untuk mengakhiri perang yang kini telah memasuki tahun ketiga.
Selain kesepakatan untuk pertukaran tawanan perang, negosiasi telah terhenti, dan Rusia telah berulang kali menolak seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat.
"Rusia berbohong setiap hari tentang keinginannya untuk perdamaian dan menyerang orang setiap hari," kata Andrii Yermak, kepala kantor kepresidenan Ukraina.
"Saatnya untuk menjatuhkan sanksi. Saatnya untuk mendukung Ukraina dengan senjata. Saatnya untuk membuktikan bahwa demokrasi memiliki kekuatan."
(oln/tmt/*)
Konflik Rusia Vs Ukraina
Diplomasi Besi Putin ke NATO, AS Kirim Perwira Pantau Latihan Perang Besar-besaran Rusia-Belarus |
---|
Perang Kuras Keuangan Ukraina, Presiden Zelensky Butuh 120 Miliar Dolar untuk Lawan Rusia di 2026 |
---|
Rumania Naik Pitam, Panggil Dubes Rusia usai Insiden Drone Tembus ke Wilayah Udara |
---|
Ukraina Klaim Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Rusia Buk-M3 Senilai Rp655 Miliar |
---|
Ukraina Hantam Kilang Minyak Rusia, Moskow Balas Uji Rudal Hipersonik & Serangan Darat Besar-Besaran |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.