Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Berjanji Memperbaiki Pesawat Pengebom yang Rusak Terkena Serangan Drone Ukraina

pesawat pengebom strategis yang rusak dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina pada tanggal 1 Juni akan diperbaiki

Editor: Muhammad Barir
tangkap layar/SBU
BOMBER KENA BOM - Asap dari pesawat yang terbakar terlihat di belakang pesawat bomber Tu-22M3 Rusia yang terkena serangan Ukraina. Pada tanggal 5 Juni 2025, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengumumkan bahwa pesawat pengebom strategis yang rusak dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina pada tanggal 1 Juni akan diperbaiki, menepis laporan mengenai kehancurannya. 

Rusia Berjanji Memperbaiki Pesawat Pengebom yang Rusak Terkena Serangan Drone Ukraina

TRIBUNNEWS.COM- Pada tanggal 5 Juni 2025, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengumumkan bahwa pesawat pengebom strategis yang rusak dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina pada tanggal 1 Juni akan diperbaiki, menepis laporan mengenai kehancurannya.

Berbicara kepada kantor berita milik pemerintah TASS, Ryabkov menekankan, “Peralatan yang dimaksud, sebagaimana telah dinyatakan oleh perwakilan Kementerian Pertahanan, tidak hancur tetapi rusak. Peralatan itu akan diperbaiki.”

Pernyataan tersebut muncul menyusul operasi Ukraina yang berani dan belum pernah terjadi sebelumnya yang menargetkan pangkalan udara Rusia jauh di dalam negeri, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang tingkat kerusakan dan kemampuan Rusia untuk memulihkan aset militer pentingnya.


Serangan itu, yang menghantam lapangan udara yang menampung penerbangan strategis Rusia, telah memicu perdebatan tentang dampaknya terhadap kemampuan militer Moskow dan strategi pencegahan nuklirnya.


Serangan pesawat nirawak Ukraina pada tanggal 1 Juni merupakan operasi yang direncanakan dengan cermat yang mengejutkan pertahanan Rusia. Dijuluki "Operasi Jaring Laba-laba" oleh pejabat Ukraina, serangan tersebut menargetkan beberapa lapangan udara militer, termasuk di wilayah Murmansk, Irkutsk, Ivanovo, Ryazan, dan Amur, beberapa di antaranya terletak ribuan mil dari perbatasan Ukraina.

Pasukan Ukraina menggunakan drone pandangan orang pertama [FPV] yang kecil dan hemat biaya, yang dilaporkan diselundupkan ke Rusia dan diluncurkan dari platform bergerak, seperti truk yang disamarkan dengan struktur kayu darurat.

Menurut laporan dari media Ukraina, termasuk UNIAN, operasi tersebut dipersiapkan selama 18 bulan di bawah pengawasan langsung Presiden Volodymyr Zelenskyy. Keberanian serangan tersebut, yang menjangkau hingga Siberia dan Kutub Utara, menjadikannya salah satu operasi Ukraina paling ambisius sejak invasi Rusia dimulai pada tahun 2022.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan pesawat yang terbakar, beberapa diidentifikasi sebagai pembom strategis, dilalap api di pangkalan seperti Olenya di Murmansk dan Belaya di Irkutsk.


Sehari setelah serangan, pejabat Ukraina mengklaim keberhasilan yang signifikan. Dinas Keamanan Ukraina [SBU], yang mengatur operasi tersebut, melaporkan bahwa sedikitnya 13 pesawat pembom strategis hancur, sementara pesawat lainnya rusak.

Sumber yang dikutip oleh UNIAN dan media lain, termasuk Reuters dan AFP, menyatakan bahwa hingga 41 pesawat militer Rusia, termasuk pesawat pengebom Tu-95 dan Tu-22M3 serta pesawat peringatan dini A-50, hancur atau rusak parah.


Presiden Ukraina Zelenskyy menggambarkan operasi itu sebagai "serangan jarak jauh" dalam perang, yang menyoroti pentingnya operasi itu secara strategis. SBU mengklaim operasi itu menimbulkan kerugian bernilai miliaran dolar, yang menargetkan pesawat yang digunakan untuk meluncurkan serangan rudal jelajah ke kota-kota Ukraina.


Namun, otoritas Rusia meremehkan kerusakan tersebut, dengan Kementerian Pertahanan mengakui hanya beberapa pesawat yang terkena dampak dan menegaskan bahwa sebagian besar pesawat tanpa awak—dilaporkan 162—dicegat. Perbedaan antara laporan kedua belah pihak telah membuat para analis kesulitan untuk menilai skala kerugian yang sebenarnya.

Mengevaluasi apakah Rusia dapat memperbaiki pesawat pengebom yang rusak atau menambah armadanya bergantung pada tingkat kerusakan dan kapasitas industri negara tersebut. Pesawat pengebom strategis seperti Tu-95 dan Tu-22M3 adalah platform yang rumit dan tua, banyak di antaranya berasal dari era Soviet.

Kerusakan kecil, seperti pada avionik atau komponen rangka pesawat yang tidak penting, dapat diperbaiki dengan relatif cepat jika suku cadang tersedia. Namun, kerusakan parah pada mesin, badan pesawat, atau sistem penting seperti radar atau ruang senjata dapat membuat perbaikan menjadi mahal dan memakan waktu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved