Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Masih Ribut dengan Trump Soal Pajak, Rusia Tiba-tiba Ajak Elon Musk Pindah Negara
Ribut soal pajak dengan Trump, Elon Musk malah ditawari suaka oleh Rusia. Moskow terang-terangan ingin dia pindah dan jadi “orang bebas”.
TRIBUNNEWS.COM - Perseteruan tajam antara Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal pajak kekayaan kini memunculkan respons tak terduga dari Rusia.
Moskow justru membuka pintu lebar-lebar bagi Musk.
Bahkan Kremlin secara terbuka menawarkan suaka politik dan insentif teknologi jika sang miliarder merasa tak lagi nyaman tinggal di AS.
Semua bermula dari cuitan Musk pada Kamis (5/6/2025) lalu di platform X (sebelumnya Twitter), miliknya sendiri.
Dalam cuitan tersebut Elon mengecam rencana pemerintahan Trump gara-gara menerapkan pajak kekayaan berbasis aset yang belum direalisasikan.
Rencana ini sejatinya didukung sejumlah anggota Kongres Partai Republik yang menginginkan perubahan sistem perpajakan guna menggenjot pendapatan negara.
“Memajaki kekayaan yang belum direalisasikan adalah perampokan yang dilegalkan,” tulis Musk.
“Kita sedang memasuki wilayah yang berbahaya. Kebijakan semacam ini bisa membuat para inovator enggan membangun masa depan.”
Musk menilai bahwa langkah tersebut tidak hanya merugikan para entrepreneur, tapi juga menciptakan iklim ketidakpastian bagi sektor teknologi, industri, dan pasar modal.
Komentar tajam Musk terhadap pajak memicu reaksi keras dari Presiden Trump.
Dalam pidatonya di Tampa, Florida, pada Jumat (6/6/2025), Trump menyebut Musk “munafik” dan “sangat tidak tahu terima kasih”.
“Elon Musk membangun kekayaannya dari subsidi dan kontrak pemerintah, termasuk miliaran dari NASA,"
"Tapi sekarang dia mengeluh soal pajak? Ini konyol,” kata Trump seperti dikutip The Hill.
Baca juga: Perang Dingin Elon Musk dan Trump Berlanjut, Begini Nasihat Sang Ayah ke Pendiri Tesla
Respons yang paling mengejutkan justru datang dari luar negeri—tepatnya dari Rusia.
Rusia Buka Pintu untuk Elon Musk
Pada hari yang sama, Dmitry Medvedev—mantan Presiden Rusia sekaligus Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia—menanggapi kontroversi ini melalui akun Telegram resminya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.