Sosok Jenderal AS Bakal Lanjutkan Legasi Pimpin Pasukan NATO, Bintang Tiga dari Matra Udara
Donald Trump ingin lanjutkan legasi jenderal AS dalam memimpin pasukan NATO, menjadi Panglima Tertinggi Sekutu Eropa
Jenderal Korps Marinir yang sudah pensiun, Jim Mattis, menteri pertahanan pertamanya, mengundurkan diri sebagian karena skeptisisme Trump terhadap NATO.
Sementara Amerika Serikat masih diharapkan memberi tekanan pada Eropa agar berbuat lebih banyak, dan di masa mendatang dapat mulai mengalihkan pasukan AS ke tempat lain sebagai bagian dari tinjauan yang lebih luas atas penempatan pasukan AS, keputusan AS untuk mempertahankan peran SACEUR pasti akan disambut baik oleh sekutu utama Trump di Kongres.
Dua anggota parlemen Republik yang memimpin komite pengawasan Pentagon di Kongres AS mengeluarkan pernyataan bersama yang langka pada bulan Maret yang menyatakan kekhawatiran tentang potensi penarikan AS dari struktur komando SACEUR.
Grynkewich, yang sekarang menjadi direktur operasi di Staf Gabungan militer AS, akan menggantikan Jenderal Angkatan Darat Christopher Cavoli, yang telah memegang jabatan tersebut sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022, membantu mengawasi bantuan keamanan AS senilai miliaran dolar untuk Kyiv.
Trump menjabat pada bulan Januari dengan prediksi bahwa ia akan mampu mengakhiri perang di Ukraina dalam waktu 24 jam.
Dalam beberapa bulan setelahnya, ia mendapati bahwa konflik tersebut lebih sulit diatasi daripada yang ia yakini dan menyalahkan pendahulunya, Joe Biden, karena membiarkannya terjadi.
Situasi NATO
Rusia dilaporkan telah mengerahkan rudal udara-ke-udara baru yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir.
Laporan ini diungkap dalam assesment terbaru Badan Intelijen Pertahanan Pentagon (DIA) terkait perkembangan terbaru situasi konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk perang Rusia-Ukraina.
Senjata tersebut, yang digambarkan sebagai tambahan terbaru bagi persenjataan Rusia, kemungkinan merupakan varian dari R-37M, rudal udara-ke-udara jarak sangat jauh.
R-37M Rusia dikenal NATO dengan nama sebutan AA-13 Axehead.
Baca juga: Giliran Ukraina Pakai Taktik Tak Biasa Lawan Rusia: Kompi Pasukan Motor Off-road Maju ke Garis Depan
"Pengungkapan ini, yang dirinci dalam Penilaian Ancaman Seluruh Dunia DIA tahun 2025 yang disampaikan kepada Subkomite Angkatan Bersenjata DPR AS untuk Intelijen dan Operasi Khusus, menandai perubahan signifikan dalam kemampuan kedirgantaraan Rusia," tulis ulasan situs militer dan pertahanan, BM, dikutip Kamis (22/5/2025).
Meskipun rudal udara-ke-udara berhulu ledak nuklir merupakan salah satu fitur persenjataan Perang Dingin Uni Soviet, status rudal tersebut saat ini di dalam Pasukan Dirgantara Rusia (VKS) sebagian besar masih belum banyak diketahui.
"Karena belum jelas penggunaannya di VKS, pengungkapan ini menjadi hal yang sangat penting," kata laporan BM.
Perkembangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan Rusia dengan NATO dan operasi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.