Konflik Rusia Vs Ukraina
Helikopter Vladimir Putin Ditembaki Puluhan Drone Ukraina di Kursk
Helikopter yang ditumpangi Presiden Rusia Vladimir Putin ditembaki pesawat tak berawak (drone) Ukraina di Kursk.
Wilayah di perbatasan Rusia itu telah berjatuhan banyak korban jiwa.
Selama kunjungan tersebut, Putin bertemu dengan relawan lokal, pemimpin kota, dan penjabat gubernur, Alexander Khinshtein, menurut TASS.
Presiden Rusia jarang bepergian ke daerah garis depan dan dikenal menjaga jarak fisik dari publik bahkan selama acara resmi.
Ukraina menegaskan bahwa operasinya di Kursk terus berlanjut.
Awal bulan ini, pasukan Ukraina disebut-sebut telah menerobos perbatasan Rusia di dekat desa Tetkino.
Pejabat Ukraina belum mengomentari dugaan serangan terhadap Putin, tetapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengatakan bahwa negaranya memiliki hak untuk membunuh Putin jika ada kesempatan, jika hal itu akan melindungi Ukraina dan rakyatnya.
Zelensky mengatakan kepada The Sun di Kyiv pada November 2023 bahwa ia tidak dapat mengingat berapa kali Moskow mencoba membunuhnya sejak Putin melancarkan invasi besar-besaran ke negaranya.
"Itu perang, dan Ukraina memiliki semua hak untuk mempertahankan tanah kami," kata pemimpin Ukraina saat ditanya apakah Kyiv akan mengambil kesempatan untuk membunuh Putin jika kesempatan seperti itu muncul.
Rusia Gelar Serangan Besar-besaran
Sementara itu informasi yang disampaikan AP pagi ini, Rusia melancarkan serangan drone besar-besaran ke Ukraina tadi malam.
Seorang pejabat Ukraina mengatakan ini adalah serangan tiga hari berturut-turut yang dilakukan Rusia.
Presiden AS Donald Trump mengecam pemimpin Rusia Vladimir Putin dengan mengatakan bahwa dia telah menjadi “gila” dengan meningkatkan serangan terhadap Ukraina .
Perluasan operasi udara Rusia tampaknya menjadi kemunduran lain bagi upaya perdamaian yang dipimpin AS.
Putin tampaknya bertekad untuk merebut lebih banyak wilayah Ukraina dan menimbulkan lebih banyak kerusakan.
Hal itu terjadi setelah Kyiv menerima gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari pada bulan Maret yang diusulkan oleh AS tetapi ditolak oleh Moskow.
Sumber: TASS/Newsweek/AP
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.