Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

26 Warga Gaza Tewas Akibat Kelaparan, Bantuan ternyata Belum Disalurkan Israel

Sebuah kelompok hak asasi manusia menyatakan sebanyak 26 warga Gaza tewas akibat kelaparan, kekurangan gizi, dan kurangnya perawatan medis.

Tangkap layar website UNWRA
KELAPARAN - Foto ini diambil pada Jumat (31/1/2025) dari tangkap layar website UNWRA, menunjukkan kerumunan pengungsi Palestina di Gaza yang sedang mengantri bantuan pangan yang sedang di bagikan UNWRA. Euro-Med Human Rights Monitor melaporkan bahwa 26 warga Palestina di Gaza tewas akibat kelaparan karena bantuan belum disalurkan oleh Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok hak asasi manusia, Euro-Med Human Rights Monitor menyatakan sebanyak 26 warga Palestina di Gaza tewas dalam 24 jam karena kelaparan.

Tak hanya itu, Euro-Med Human Rights Monitor mengatakan 26 warga Gaza yang tewas itu juga akibat dari kekurangan gizi dan kurangnya perawatan medis.

"Kematian ini adalah hasil dari kebijakan Israel yang disengaja yang menjadikan kelaparan dan penolakan pengobatan sebagai senjata untuk membunuh warga sipil Palestina," tulis Euro-Med, dikutip dari Palestine Chronicle.

Kematian yang didominasi oleh orang tua, anak-anak, dan orang sakit di Gaza tersebut telah meningkat secara mengkhawatirkan.

Kondisi-kondisi ini, catat Euro-Med, mencakup kelaparan yang disengaja, penderitaan ekstrem, dan perampasan layanan kesehatan secara sistematis.

"Bersamaan dengan blokade total—semuanya merupakan bagian dari kampanye genosida yang sedang berlangsung dan kini telah memasuki bulan ke-19 berturut-turut," kata Euro-Med.

Kelompok hak asasi manusia mencatat bahwa runtuhnya layanan kesehatan di Gaza adalah akibat dari Israel yang telah "secara metodis membongkar sistem kesehatan di wilayah tersebut melalui kombinasi pengepungan dan penargetan langsung".

Akibatnya, rumah sakit seperti Rumah Sakit Eropa Gaza di selatan, dan Rumah Sakit Indonesia di utara tutup sepenuhnya.

"Semua fasilitas medis yang tersisa hampir tidak beroperasi," katanya.

Euro-Med Monitor mengemukakan bahwa tidak adanya sistem yang efektif dalam Kementerian Kesehatan Gaza untuk memantau kematian ini berarti banyak kematian yang tercatat secara resmi disebabkan oleh 'penyebab alamiah'.

Meskipun, lanjut Euro-Med Monitor, sebenarnya kematian tersebut disebabkan secara langsung oleh kebijakan kelaparan yang disengaja dan runtuhnya sistem kesehatan secara sistematis.

Baca juga: Korban Malnutrisi Melonjak, RS di Gaza Kewalahan Tangani Anak Sekarat Karena Lapar

Bantuan Belum Disalurkan

PBB mengatakan belum ada bantuan yang didistribusikan di Gaza meskipun truk bantuan mulai melintasi perbatasan setelah blokade selama 11 minggu.

Pejabat Israel mengatakan 93 truk memasuki Gaza pada Selasa (20/5/2025), membawa bantuan termasuk tepung, makanan bayi, peralatan medis, dan obat-obatan farmasi.

Namun PBB mengatakan bahwa meskipun truk telah mencapai sisi Palestina di perbatasan Kerem Shalom, belum ada bantuan yang didistribusikan sejauh ini.

Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan sebuah tim "menunggu beberapa jam" hingga Israel mengizinkan mereka mengakses area tersebut.

"Tetapi sayangnya, mereka tidak dapat membawa perlengkapan tersebut ke gudang kami," ungkap Dujarric, seperti dikutip BBC.

Israel pada hari Minggu setuju untuk mengizinkan "sejumlah makanan pokok" masuk ke Gaza, tempat para ahli global telah memperingatkan akan adanya bencana kelaparan yang mengancam.

Dujarric mengatakan operasi bantuan tersebut dibuat "rumit" karena Israel meminta PBB untuk "membongkar pasokan di sisi Palestina dari penyeberangan Kerem Shalom, dan memuatnya kembali secara terpisah setelah mereka mengamankan akses tim kami dari dalam Jalur Gaza".

Baca juga: Yordania Bantah Ambil Untung Rp 35 Juta Per Truk Bantuan yang Masuk Gaza

Ia menambahkan kedatangan pasokan tersebut merupakan perkembangan yang positif namun menggambarkannya sebagai "setetes air di lautan kebutuhan".

Badan PBB memperkirakan 600 truk setiap hari dibutuhkan untuk mulai menangani krisis kemanusiaan kronis di Gaza.

Sebelumnya, kepala kemanusiaan PBB, Tom Fletcher mengatakan kepada BBC bahwa ribuan bayi bisa mati di Gaza jika Israel tidak segera mengizinkan bantuan masuk.

"Ada 14.000 bayi yang akan meninggal dalam 48 jam ke depan kecuali kita dapat menjangkau mereka," kata Fletcher.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved