Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Tiongkok Kecam Proyek Rudal Golden Dome AS, Peringatkan Risiko Perlombaan Senjata Global
Tiongkok desak Amerika Serikat (AS) hentikan proyek Golden Dome senilai $175 miliar, sebut berisiko militerisasi luar angkasa.
TRIBUNNEWS.COM - Tiongkok komentari proyek sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS) yang diberi nama Golden Dome.
Beijing mendesak Washington segera menghentikan pengembangannya.
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, dalam konferensi pers rutin yang digelar pada Rabu (21/5/2025), seperti dilaporkan Reuters.
Mao menegaskan, proyek tersebut membawa "implikasi ofensif yang kuat".
Menurutnya, proyek Golden Dome Amerika dapat memperburuk risiko militerisasi luar angkasa serta memicu perlombaan senjata global.
Ia menambahkan, pendekatan Amerika Serikat yang mengutamakan keamanan sepihak berpotensi merusak keseimbangan dan stabilitas strategis dunia.
"Amerika Serikat, dalam menjalankan kebijakan 'utamakan AS', terobsesi untuk mencari keamanan mutlak bagi dirinya sendiri. Ini melanggar prinsip bahwa keamanan semua negara tidak boleh dikompromikan," ujar Mao, dikutip dari Reuters.
Beijing memandang pengembangan sistem pertahanan semacam ini sebagai langkah provokatif yang berpotensi memperbesar ketegangan strategis di antara negara-negara besar.
Dalam pernyataannya, Mao mendesak Washington agar menghentikan proyek tersebut secepatnya dan mulai mengambil langkah-langkah nyata untuk membangun kepercayaan internasional, khususnya di antara kekuatan-kekuatan besar dunia.
China menekankan pentingnya menjaga keamanan kolektif dan bukan hanya mengejar dominasi satu pihak dalam keamanan global.
Pernyataan ini, muncul sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa ia telah memilih desain final untuk proyek Golden Dome.
Baca juga: Apa Itu Golden Dome? Proyek Pertahanan Luar Angkasa Trump Senilai Rp2 Kuadriliun
Proyek Golden Dome ditafsirkan menelan biaya sebesar 175 miliar dolar AS.
Dikutip dari Al Arabiya English, Trump juga menunjuk seorang jenderal dari Angkatan Luar Angkasa AS untuk memimpin proyek tersebut, yang bertujuan memblokir ancaman rudal dari Tiongkok dan Rusia.
Proyek Pertahanan Rudal Golden Dome
Dilansir situs resmi Lockheed Martin, proyek ini disebut sebagai konsep revolusioner untuk menjaga perdamaian melalui kekuatan.
Sistem ini akan mendeteksi proyektil musuh, menghitung lintasannya dan meluncurkan rudal pencegat untuk menghancurkannya di udara sebelum mencapai target.
“Golden Dome berdiri sebagai perisai pertahanan berlapis, menjaga tanah air Amerika dengan presisi yang tak tergoyahkan,” tulis Lockheed Martin dalam pernyataan resminya.
Golden Dome diharapkan siap beroperasi pada akhir tahun depan.
Lockheed Martin menargetkan sistem ini dikembangkan dengan menggabungkan teknologi pertahanan dan komersial terbaru melalui pendekatan kolaboratif lintas industri.
“Kami menganggap ini sebagai misi sebesar Proyek Manhattan—mendesak dan krusial untuk keamanan nasional,” ungkap Lockheed Martin.
Teknologi yang dikembangkan meliputi sistem pencegat berbasis ruang angkasa hingga pertahanan hipersonik.
Lockheed Martin, yang memimpin Tim Nasional MDA untuk sistem C2BMC, menegaskan pengalamannya membangun jaringan pertahanan rudal terkuat di dunia.
Perusahaan juga memperingatkan pentingnya membangun sistem berbasis teknologi yang sudah terbukti, bukan sekadar eksperimen baru. “Jika rudal datang, itu bukan waktu untuk melakukan pengujian beta,” tegas mereka.
Dengan pendekatan arsitektur terbuka, Lockheed Martin mengeklaim, sistem ini dapat terus diperbarui dan diperluas dengan teknologi baru seiring waktu, tanpa mengorbankan keandalan dan kecepatan reaksi.
Mereka menyatakan siap menghadirkan solusi pertahanan yang bukan hanya inovatif, tetapi juga tangguh, andal, dan tepat waktu, untuk memastikan keamanan dan kemakmuran Amerika di masa depan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.